tag:blogger.com,1999:blog-68297108720586699912024-02-19T19:35:08.869+07:00IQRO ONLINEBacaan Orang MuslimCahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.comBlogger166125tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-4577237843552093512010-06-12T08:08:00.000+07:002010-06-12T08:08:59.372+07:00Berbagai Pandangan Tentang Tuhan<div class="storycontent" style="text-align: justify;"><div class="snap_preview">oleh <a href="http://spupe07.wordpress.com/2009/12/28/pandangan-tentang-tuhan/" target="_blank">steofandi fizari</a><br />
<br />
<b>A.</b> <b>Sejarah Kata Tuhan dan Pengertiannya</b><br />
Istilah “ Tuhan” merupakan kalimat yang teradopsi dari beberapa akar kata dari keyakinan dan ajaran orang-orang kafir lagi musyrik. Bahwasanya diperkirakan keyakinan “tu” dimana suatu ketika menyebar sampai ke daerah Melayu, mendapatkan imbuhan “han”, sehingga menjadi “Tuhan”. Kata tersebut dimulai pada tahun 5000 sm, berpangkal dari asia tengah, yang mungkin juga dianut oleh rasa mongoloid purba, yang merupakan nenek moyang dari rasa Cina, Tibet, dan Jepang. Penguasa sekalian alam menurut mereka itu adalah ”tu” yang sifat esa, tidak berawal dan tidak berakhir. Berikut ini dipaparkan tentang ajaran dalam memahami Tuhan:<br />
<br />
<i><b>1. Menurut ajaran Cina</b></i><br />
Adalah ajarannya:” dalam segala benda ada ‘tao’, ‘tao’ sendiri bukan benda, dalam segala kejadian ada ‘tao’, jika suatu kejadian berakhir,’tao’ tetap kekal abadi. Ada dengan tiada tetap betautan, tak pernah bercerai, bermula terjadilah langit lalu bumi, keduanya diam keduanya. Sunyi ia,’tao’ ada bersendiri dan tak pernah berubah. Orang memandangnya, namun tak melekatnya, namanya ‘ie’ (samar), orang mendengarnya namun tak menyimaknya, namanya “hie’ (halus), orang mencapainya namun tak berpegang, nama ‘wie’.<br />
<br />
<i><b>2. Menurut Ajaran Jepang</b></i><br />
Adalah ‘to’ itu pangkal kejadian, bila kejadian itu berakhir,’to’ tetap kekal abadi dan jalan itu adalah jalan pada ‘to’ (sinto).<br />
<br />
<i><b>3. Menurut ajaran Beun di Tibet</b></i><br />
Ketika’taon’ hendak menciptakan alam, tetapi tak ada yang patut yang diberikan melainkan dirinnya, maka ‘taon’ pun meleburkan dirinya dalam alam sambil berpesan “aku adalah Engkau dan Engkau adalah Aku”, di Korea ‘taon’ disebut ‘teoh’.<br />
<br />
Demikianlah sejarah akar Tuhan yang diambil dari beberapa ajaran yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi kata Tuhan. “tidak ada satu sumber keterangan pun yang mengaitkan bahwa kata “Tuhan” berasal dari pecahan bahasa Arab dan dapat dipastikan pula berdasarkan keterangan sejarah kata ‘Tuhan’ tersebut mengindentifikasi bentuk kemusyrikan karena di dalamnya memiliki keyakinan adanya pencipta selain Allah SWT” (Abu Ghazi, dkk, 2007: 173)<br />
<br />
Kata “Tuhan” dalam bahasa Indonesia, dimana memiliki arti yang berdekatan dengan “tuan” yang berarti “majikan” atau “pemilik,” seperti tuan rumah yang berarti pemilik rumah.<b> </b><br />
Imaduddin Abddurrahim, Ph.D mendefiniskan Tuhan sebagai segala sesuatu yang dianggap penting dan dipentingkan sehingga dirinya rela didominirnya. Dalam islam dikenal dengan istilah Illah. Illah adalah Tuhan dalam artian sebagai yang di sembah, tempat kita memohon. Ini yang membedakan seseorang apakah muslim atau bukan. Seseorang bisa memiliki sesembahan berhala (kaum paganis), atau api (zoraster) atau matahari dan masih banyak lagi. Tauhid yang sempurna berkaitan dengan pengakuan, pelaksanaan dan kesadaran bahwa hanya Allah yang kita sembah, sebab tanpa sadar kadang seorang muslimin tertipu sehingga menyembah hal-hal lain seperti kepada kuburan, batu atau hal-hal yang lebih abstrak seperti kekayaan dan kekuasaan. Hal-hal tersebut yang disebut sebagai musyrik atau menyekutukan Allah. Implikasi lain yang berkaitan dengan pengakuan bahwa Allah sebagai Ilah adalah kewajiban untuk berhukum hanya dengan hukum (aturan) Allah.<br />
<br />
Menurut Imam Muhammad Baqir ra menjelaskan, “Allah” maknanya “Yang Disembah” yang agar makhluk (aliha, tidak mampu atau bingung) mengetahui Esensi-Nya <i>(Mahiyah)</i> dan memahami Kualitas-Nya <i>(Kaifiyah)</i>. Orang Arab mengatakan, ‘Seseorang tercekam (aliha) jika ia merasa bingung (tahayyara) atas sesuatu yang tidak dapat dipahaminya, dan orang itu terpukau (walaha) jika ia merasa takut (fazi’a) kepada sesuatu yang ia takuti atau khawatirkan.<br />
<br />
<b>B.</b> <b>Konsep Tentang Ketuhanan</b><br />
Berkaitan dengan hal ini ada beberapa tentang konsep tentang ketuhanan, berikut ini:<br />
1. <a href="http://www.wisdoms4all.com/Indonesia/doc/Pustaka/Konsep%20Ketuhanan/01.htm">Konsep Ketuhanan Dalam Filsafat </a><a href="http://www.wisdoms4all.com/Indonesia/doc/Pustaka/Konsep%20Ketuhanan/01.htm">Iluminasionis</a><br />
Filsafat Iluminasi diarahkan pada sasaran yang bersifat teoretis di samping sisi praktis yang dapat dicapai, arah tersebut dimulai dengan penyucian diri dari segalala kotoran, baik secara ruhani ataupun jasmani. Langkah ini ditempuh sebagai tahapan awal penjalinan hubungan dengan Cahaya Murni-kesepuluh yang menjadi medium antara dunia materi dan imateri.<br />
2. <a href="http://www.wisdoms4all.com/Indonesia/doc/Pustaka/Konsep%20Ketuhanan/02.htm">Konsep Ketuhanan Dalam Filsafat Shadrian </a><br />
Menurut Mulla Sadra tentang Tuhan yang sangat dalam ini beserta argumen shiddiqinnya merupakan hasil dari perjalanan panjang peradaban ilmu <i>Ilahi</i> manusia dan evolusi pemikiran filosofis dalam dunia Islam. Puncak kulminasi pemikiran filsafat ini, secara sempurna mempertemukan wahyu sebagai teks suci Tuhan dan semua aliran pemikiran filsafat dan teologi.<br />
<br />
Dalam mazhab pemikiran Mulla Sadra, wujud makhluk, jika dibandingkan dengan wujud Tuhan bukanlah wujud yang hakiki. Makhluk disebut sebagai bayangan, citra dan manifestasi. Makhluk ini secara hakiki tak menampakkan dirinya sendiri tapi menampakkan Tuhan. Makhluk adalah citra Tuhan, bayangan Tuhan dan manifestasi Tuhan. Makhluk bukanlah sesuatu wujud mandiri dimana dengan perantaraannya Tuhan tercitrai dan terbayangkan, tetapi dia adalah citra dan tajalli Tuhan itu sendiri.<br />
3. Konsep Ketuhanan Dalam Filsafat Peripatetik<br />
<br />
Peripatetik adalah sebagai filsafat yang mendasarkan prinsipnya pada bentuk silogisme-Aristotelian yang sangat rasional. Adapun tokohnya yang terkenal adalah Ibn Sina. pendekatan kaum Peripatetik adalah lebih mendahulukan rasio dan memarjinalkan intuisi dan imajinasi yang tersimpan dalam jiwa manusia. Dalam tataran konsep Peripatetik tentang Tuhan adalah pembuktian wajibul wurud (Tuhan, mesti-ada dengan sendirinya) dan <i>mumkinul</i> <i>wujud </i>(makhluk, mesti-ada dengan selainnya).<br />
<br />
<b>C.</b> <b>Wujud Allah </b><br />
Wujud atau adanya Allah. Bukanlah perkara sukar yang harus dicari dengan jalan-jalan berbelit-belit. Tabiat manusia dan perjalanan hidupnya kemana pun tujuan jalannya dan di mana pun perhatiannya di sana dia akan bertemu adanya tuhan. Bahwasanya orang yang ingkar akan adanya Allah adalah orang yang rugi, karena ia kehilangan pegangan hidup. Al-Husaya ibn al-Qasim ibn Ibrahim bertanya kepada ayahnya , bagaimanakah kita menjawab pertanyaan kaum zindiq dan orang kafir mengenai bukti adanya Allah, Tuhan semesta alam?, lalu ayahnya menjawab “ cara yang aman (untuk memperoleh pengetahun mengenai Allah dan jalan masuk terdekat yang diciptakan oleh Allah dan tanda-tanda ciptaan-Nya yang diwujudkan-Nya di dalam segala sesuatu. Allah SWT berfirman:<br />
Artinya :”6. <i>Yang demikian itu ialah Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.7. Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah.8. Kemudian dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.9. Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur</i>.<br />
<br />
Eksistensi Tuhan adalah salah satu masalah paling fundamental manusia, karena penerimaan maupun penolakan terhadapnya memberikan konsekuensi yang fundamental pula. Alam luas yang diasumsikan sebagai produk sebuah Kekuatan Yang Maha Sempurna dan Maha Bijaksana dengan tujuan yang sempurna berbeda dengan alam yang diasumsikan sebagai akibat dari kebetulan atau insiden.<br />
<br />
<i>Dari hal tersebut ada beberapa cara untuk mengetahui eksistensi Allah:</i><br />
1. Pengetahuan mengenai Allah dan pencapaiannya harus diperoleh secara langsung melalui panca indera.<br />
2. Pengetahuan mengenai Allah dan pencapaiaannya melalui jiwa.<br />
Bahwasanya jika Dia dikenal atau diketahui melalui (indera dan jiwa), maka akan berakibat fatal sebab Dia akan disifati oleh sifat yang dimiliki melalui pengetahuan kedua tersebut. Karena segala sesuatu yang ditangkap indera, meski berbeda dari jiwa yang akan dipahami akan pasti akan menjadi sesuatu yang rentan dan fana.<br />
3. Pengetahuan mengenai Allah SWT, melalui imajinasi<br />
Adalah tidak sah, karena Dia diserupakan dengan kehampaan alam khayal dari tubuh<br />
4. Pengetahuan hipotetik mengenai Allah<br />
Adalah mungkin dan dapat terjadi, karena dugaan itu terkadang benar dan keliru.<br />
5. Dengan bukti yang berada dan terutama di dalam hati<br />
Ini adalah kebenaran dan tidak ada orang yang tidak sependapat mengenai hal ini.<br />
6. Dengan hanya salah satu dari cara-cara di atas<br />
Hal ini sesuatu hal yang mustahil dan tidak sah mengenai-Nya.<br />
7. Dengan seluruh cara yang disebutkan dan dijelaskan di atas<br />
Inilah hal yang paling mustahil yang ada dalam pikiran sebab dengan menggabung<br />
8. Melalui keberadaan Dia dari segala sesuatu.<br />
<br />
Hal ini merupakan pengetahuan yang paling murni dan paling benar yang melalui cara itu makhluk yang berakal akan mengenal Dia yang Maha Suci.<br />
Allah SWT mengajarkan manusia untuk mengenal-Nya dengan pasti sebagaimana dalam Al-Qur’an dalam surah Yunus ayat 31-31:<br />
<i>“31. Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup[689] dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka Katakanlah “Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?”32. Maka (Zat yang demikian) Itulah Allah Tuhan kamu yang Sebenarnya; Maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?”</i><br />
<br />
Dari ayat tersebut para Mufassirin memberi memberikan perumpamaan untuk ayat ini dengan mengeluarkan anak ayam dari telur, dan telur dari ayam. dan dapat juga diartikan bahwa pergiliran kekuasaan diantara bangsa-bangsa dan timbul tenggelamnya sesuatu umat adalah menurut hukum Allah.<br />
“Bahwasanya bukti mengenai (eksistensi Allah adalah melalui petunjuk-petunjuk dan melalui makhluk yang diciptakan-Nya yang menjadi bukti (dalil) adas Diri-Nya sendiri”<br />
<br />
<b>D.</b> <b>Sifat dan Perbuatan Tuhan</b><br />
Adapun yang dimaksud dengan “sifat” pada pembahasan kita kali ini adalah kata yang dinisbahkan kepada Tuhan dan terpredikasi pada dzat Ilahi.<br />
Dalam pembahasan dalam wilayah ilmu Kalam (teologi), maka yang penting bagi kita adalah makna istilah sebagaimana yang dimaksud oleh para teolog atau mutakallim. Dalam literatur ilmu kalam, istilah “sifat Ilahi” lebih banyak digunakan. Istilah ini terkadang digunakan sama dengan <i>asma</i> (nama-nama). Kata-kata seperti <i>‘âlim</i>, ‘<i>alîm</i>“, <i>qâdir</i>, <i>hayyu</i>, dan <i>murîd</i> dan sebagainya, dikategorikan sebagai sifat dan asma Ilahi. Kadangkala terdapat pula perbedaan antara sifat dan asma Tuhan ini dimana berdasarkan hal tersebut, kata-kata semacam <i>‘ilm</i>, <i>kodrat</i>, <i>hayât</i> dan sebagainya, adalah merupakan sifat-sifat Tuhan sedangkan kata-kata seperti <i>‘âlim</i>, ‘<i>alîm</i>, <i>qâdir</i>, <i>hayyu</i> dan sebagainya merupakan <i>asma</i> Tuhan.<br />
<br />
Bisa dikatakan bahwa di antara semua itu terdapat pula istilah lain dimana maksud dari <i>ism </i>(nama) adalah kata yang menunjukkan nama khusus Tuhan, sedangkan sifat adalah kata yang menghikayatkan sifat-sifat Tuhan. Berdasarkan istilah ini, jumlah <i>asma</i> Tuhan menjadi sangat sedikit dan hanya berkisar pada kata-kata semacam Allah dalam bahasa Arab dan <i>Khudâ</i> dalam bahasa Persia (atau Tuhan dalam bahasa Indonesia,), akan tetapi sifat-sifat Tuhan sangat banyak dan kata-kata semacam ‘<i>âlim</i>, <i>hayyu</i>, <i>murîd</i>, <i>qâdir</i>, dan sebagainya, seluruhnya termasuk dalam sifat-sifat Tuhan. Allah SWT berfirman:<br />
<i>“Hanya milik Allah al-asma’-al-husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut al-asma’-al-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan” (Qs. Al-A’raf 180). </i><br />
<br />
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan <a href="http://id.shvoong.com/tags/dari/">dari</a> Ibnu Abbas r.a. tentang maksud firman Allah yang bermaksud: “menyelewengkan Asma Nya” ia mengatakan, bahawa maksudnya adalah: “berbuat syirik ( <a href="http://id.shvoong.com/tags/dalam/">dalam</a> Asma Nya), iaitu orang-orang yang menjadikan Asma-asma Allah untuk berhala mereka, seperti nama Al Lata yang berasal dari kata Al Ilah, dan Al Uzza dari kata Al Aziz “.<br />
Berkaitan dengan perbuatan tuhan di sini penulis paparkan ada dua hal, pertama, berkaitan perbuatan Tuhan secara umum, yakni berkaitan dengan hukum-hukum perbuatan sendiri, kedua berhubungan perbuatan khusus seperti perbuatan memberikan petunjuk (<i>hidayah</i>) dan menyesatkan (<i>dhalâlah</i>) Tuhan.<br />
<br />
<b> </b><br />
<b>KESIMPULAN</b><br />
Masalah ketuhanan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Sadar atau tidak, semua orang pasti bertuhan dan melakukan penyembahan terhadap tuhannya itu. Persoalannya adalah tuhan yang disembahnya itu apakah Tuhan yang sebenarnya, yaitu Tuhan yang mencipta dan mengatur alam semesta, atau tuhan yang justru diciptakan oleh manusia.<br />
Dalam perspektif Islam, pengakuan adanya Tuhan sudah ada pada diri manusia semenjak dia belum dilahirkan.<br />
<i>“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)” (Qs. Al-A’raf 172).</i></div></div>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-40574528655727254582010-06-12T07:54:00.000+07:002010-06-12T07:54:50.714+07:00Keteraturan Sebagai Bukti Keberadaan TuhanBy <a href="http://filsafatislam.net/?author=1" target="_blank" title="Posts by Dimitri Mahayana">Dimitri Mahayana</a> <br />
<div class="entry"><div style="text-align: justify;"><blockquote><i>Akal kita tidak akan pernah bisa menerima bahwa semua wujud yang ada di alam semesta ini terwujud secara kebetulan saja, dan bahwa sistem wujud itu muncul begitu saja. Akal kita tidak bisa menerima bahwa sejumlah potongan batu bata telah berkumpul bersama-sama secara kebetulan dan dengan sendirinya untuk membentuk sebuah rumah.</i></blockquote></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Menurut teori peluang, sebagai contoh, bila kita mengocok huruf yang tertulis dalam kertas masing-masing bertuliskan A, B, C hingga Z (ada 26 huruf). Kemudian kita ambil satu demi satu dan diletakkan di atas meja berurutan. Maka peluang kemunculan huruf-huruf tersebut berurutan ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ adalah kurang dari 0,0000000000000000000000000025 atau kurang dari seperempatratus trilyun trilyun.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Dalam tubuh manusia (70 kg) terdapat sekitar 7 trilyun trilyun trilyun atom (99%nya adalah Hidrogen, Oksigen dan Karbon). Bisakah kita bayangkan betapa kecil kemungkinan 7 trilyun trilyun trilyun atom ini membentuk, menyusun, berinteraksi dengan sangat kompleks secara “kebetulan” sehingga seorang manusia mewujud di dunia dengan kelengkapan sistem kehidupannyanya ?</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Bagaimana pula dengan masyarakat manusia yang terdiri atas milyaran manusia dan tak terhitung spesies-spesies tumbuhan dan hewan baik di daratan maupun di lautan yang tertata rapi membentuk rantai-rantai ekosistem dan berbagai keteraturan dan kesalingterkaitan?</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Bagaimana pula dengan planet bumi yang terdiri atas trilyun trilyun trilyun ….. atom yang tertata sedemikian rapi dengan pergantian musimnya, hukum-hukum geologis, hukum-hukum meteorologi, siklus air, keteraturan arus-arus lautan, dan tak terhitung keteraturan-keteraturan lain?</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bagaimana pula dengan posisi bumi di tatanan tata surya, yang “melayang-layang” tanpa tiang bersama planet-planet lain; dan mengikuti berbagai aturan yang bahkan terukur dengan sangat nyata seperti hukum Keppler? Dengan posisi rotasi yang memungkinkan siklus empat musim? Bagaimana pula tata surya sebagai satu dari 100 milyar bintang yang berputar-putar mengitari pusat galaksi bima sakti?</div></div>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-52244922144076064152010-06-12T07:50:00.000+07:002010-06-12T07:50:59.086+07:00Bukti Adanya Allah Dapat Dirasa Dengan Nurani<div style="text-align: justify;">HAL pertama yang akan dilakukan oleh seseorang yang mau mendengar nuraninya adalah mencari jawaban dan menjelajahi hal-hal yang terlihat di sekelilingnya. Sese-orang yang telah mengembangkan kepekaan berpikirnya, akan dengan mudah melihat bahwa dia tinggal di sebuah dunia yang tercipta tanpa cacat, yang ada di tengah-tengah alam semesta yang sempurna.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mari kita renungkan sejenak lingkungan dan kondisi-kondisi di mana kita tinggal. Kita tinggal di sebuah dunia yang dirancang dan didisain dengan halus dengan segala rincian yang mungkin. Bahkan sistem-sistem di da¬lam tubuh manusia saja begitu amat banyak kesempurnaannya. Sambil membaca buku ini, jantung Anda berdetak secara konstan tanpa henti, kulit Anda melakukan peremajaan sendiri, paru-paru Anda membersihkan udara yang Anda hirup, hati Anda mengalirkan darah Anda, dan jutaan protein disintesakan (dipadukan) ke dalam sel-sel Anda setiap detik dalam rangka menjamin keberlang¬sungan hidup. Manusia tidak menyadari adanya ribuan aktivitas yang berlangsung di dalam dirinya, bahkan tidak menyadari bagai¬mana sebagian aktivitas-aktivitas tersebut terjadi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan jauh di atas sana ada matahari, jutaan kilometer jaraknya dari planet kita, yang memberi cahaya, panas, dan energi yang kita butuhkan. Jarak antara matahari dan bumi dibuat sedemikian rupa sehingga sumber energi ini tidak menghanguskan bumi ataupun membekukannya hingga mati.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tatkala kita memandang ke langit, kita mempelajari bahwa lepas dari daya tarik estetisnya, massa udara yang menyelubungi bumi juga melindungi manusia dan semua makhluk lainnya dari kemungkinan ancaman-ancaman dari luar. Jika atmosfir tidak ada, maka tak akan ada satu makhluk hidup pun di muka bumi ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seorang manusia, yang mau memikirkan fakta-fakta ini satu demi satu, cepat atau lam-bat akan bertanya bagaimana dirinya dan alam semesta yang ditempatinya ini terjadi dan bagaimana semua ini terpelihara. Tatkala dia mencari tahu tentang hal ini, akan mun¬cullah dua alternatif penjelasan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Salah satu penjelasan ini mengatakan kepada kita bahwa seluruh alam semesta, planet-planet, bintang-bintang, dan semua makhluk hidup terjadi dengan sendirinya sebagai suatu hasil dari serangkaian peristiwa-peristiwa yang bersifat kebetulan. Dinyatakan bahwa atom-atom yang mengambang dengan bebas, yang merupakan unit-unit terkecil dari materi, secara kebetulan bersatu membentuk sel-sel, manusia-manusia, hewan-hewan, tanaman-tanaman, bintang-bintang, dan semua struktur yang sangat kompleks dan tanpa cacat ini beserta sistem-sistem yang mengelilingi kita dan menakjubkan ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Alternatif kedua mengatakan kepada kita bahwa segala hal yang kita lihat diciptakan oleh seorang pencipta yang memiliki kebijaksanaan dan kekuatan yang ulung di atas segala-galanya; bahwa tak ada sesuatu pun yang mungkin terjadi hanya secara kebetulan dan bahwa semua sistem yang ada di sekeli¬ling kita dirancang dan didisain oleh seorang pencipta. Sang pencipta ini adalah Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kita harus kembali pada nurani untuk memutuskan. Mungkinkah sistem-sistem yang begitu sempurna dan rinci ini dapat terbentuk secara kebetulan namun demikian sempurna harmoninya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Siapapun yang berpulang ke hati nurani¬nya dapat menangkap bahwa segala sesuatu di alam semesta ini memiliki seorang pencipta, dan sang pencipta ini sangat terpuji kebi-jaksanaannya dan berkuasa atas segala hal. Segala sesuatu di sekeliling kita mengandung tanda-tanda nyata adanya Allah. Keseim-bangan dan keselarasan yang sempurna dari alam semesta ini dan makhluk-makhluk hidup di dalamnya, adalah indikasi yang paling kuat dari adanya suatu pengetahuan tertinggi. Bukti ini terang-benderang, seder-hana, dan tak terbantahkan. Nurani kita tidak punya pilihan kecuali mengakui bahwa semua ini adalah hasil karya Allah, satu-satunya Pencipta.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Akan tetapi, seseorang yang tidak kembali kepada nuraninya sendiri tidak dapat mencapai kesadaran yang sama. Kesadaran ini dicapai melalui kebijaksanaan, dan kebijak¬sanaan adalah sebuah sifat ruhaniah yang hanya muncul manakala seseorang mau men¬dengar nuraninya. Perilaku apa pun yang ditampilkan sesuai dengan nurani membantu membangun dan mengembangkan kebijaksanaan. Dengan demikian, di sinilah perlunya ada perhatian khusus tentang definisi kebijaksanaan. Berlawanan dengan pemakaiannya secara umum, kebijaksanaan adalah sebuah konsep yang berbeda dengan kecerdasan. Seseorang, tidak peduli betapa pun cerdas dan banyak pengetahuannya, akan tetap tidak bijaksana jika dia tidak mau mendengar nura¬ninya, dan tidak dapat melihat atau memahami fakta-fakta yang ditemuinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebuah contoh dapat menguraikan perbedaan antara kecerdasan dengan kebijaksanaan yang dicapai lewat nurani. Seorang ilmuwan bisa saja menempuh penelitian yang sangat rinci tentang sel selama bertahun-tahun. Bah¬kan bisa saja dia adalah orang paling ahli di bidangnya. Walaupun demikian, jika kebijak-sanaan dan nuraninya kurang, dia hanya dapat menguasai potongan-potongan pengeta¬huan saja. Dia tidak akan mampu menyusun potongan-potongan ini menjadi satu tubuh yang utuh. Dengan kata lain, dia tidak akan dapat menarik sebuah kesimpulan yang tepat dari isi informasi ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Namun, bagi seseorang yang memiliki kebijaksanaan dan nurani, merasakan adanya aspek-aspek yang menakjubkan dan kesem-purnaan dari detail sebuah sel, dan mengakui adanya tangan seorang pencipta, seorang di-sainer dengan kebijaksanaan yang ulung. Jika seseorang berpikir dengan menggunakan nuraninya dia akan sampai pada kesimpulan ini: kekuasaan yang menciptakan sebuah sel dengan kesempurnaan yang sedemikian itu tentulah pencipta dari semua makhluk hidup dan makhluk tak hidup lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di dalam al-Quran ada contoh dari Nabi Ibrahim a.s., yang menemukan adanya Allah dengan mendengar nuraninya:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i>Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, Inilah Tuhanku. Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata, Aku tidak suka kepada yang tenggelam. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata, Inilah Tuhanku. Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata, Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberiku petunjuk, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata, .Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar, maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata, Hai kaumku, sesungguhnya aku cuci tangan dari apa yang kalian persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah... (Q.s. al-An.am: 76-9).</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bagaimana Nabi Ibrahim a.s. dulu menemukan adanya Allah melalui kebijaksanaan dapat terlihat dalam ayat-ayat di atas. Melalui nuraninya, dia menyadari bahwa semua hal yang terlihat di sekelilingnya hanyalah makhluk-makhluk yang diciptakan, dan bahwa Sang Pencipta jauh lebih unggul dari makhluk-makhluk itu. Siapa pun yang berpulang ke nuraninya akan melihat fakta ini bahkan jika tidak ada seorang pun yang memberi¬tahunya. Setiap orang yang berpikir dengan tulus, tanpa melibatkan hawa nafsunya, dan hanya menerapkan nuraninya saja, dapat memahami keberadaan dan keagungan Allah. Jika seseorang tidak mau melihat fakta-fakta yang gamblang di depan matanya ini, dan bertingkah seakan-akan fakta-fakta tadi tidak ada, maka orang ini akan menjadi hina meskipun dia cerdas. Alasan mengapa seseorang yang mengetahui kebenaran dengan nuraninya namun tidak mau menerimanya adalah karena fakta ini bertentangan dengan kepentingan-kepentingan pribadinya. Pengakuan seseorang atas adanya Allah berarti pengaku-annya bahwa dirinya berada jauh di bawah keunggulan yang kepada-Nya dia harus berserah diri, yang kepada-Nya dia sangat mem-butuhkan, dan yang kepada-Nya dia kelak akan ditanyai.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tanda-tanda adanya Allah sangat jelas dan tampak bagi siapa saja yang mau melihatnya. Ini adalah sebuah bukti kebenaran bahwa Pencipta dari disain yang berlaku di seluruh alam semesta ini adalah Allah. Sebagian orang yang menolak adanya Allah berbuat demikian bukan karena mereka sungguh-sungguh tidak mempercayai-Nya namun karena mereka ingin menghindar dari aturan moral yang harus mereka taati sebagai orang-orang yang beriman. Setiap orang dengan nuraninya mengetahui eksistensi dan kekuasaan abadi Allah. Kendati demikian, seseorang yang mengakui adanya Allah dan merasakan kekuasaan-Nya, juga tahu bahwa dirinya kelak akan ditanyai oleh-Nya, dan bahwa dia harus mematuhi hukum-hukum-Nya dan hidup untuk-Nya. Sedangkan orang yang berkeras untuk menolak sekalipun dia sudah mengetahui fakta-fakta ini, berbuat demikian karena bila dia menerima fakta yang sangat besar ini tidak sesuai dengan kepentingan-kepentingannya dan perasaan superioritas yang ada di dalam dirinya. Di dalam al¬Qur.an orang-orang ini digambarkan di dalam Surat an-Naml:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i>"Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) pada-hal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.." (Q.s. an-Naml, 14).</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sumber : <a href="http://www.gagakmas.org/qolbu/?postid=227">http://www.gagakmas.org/ target="_blank"</a></div>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-12478434310262017072010-06-12T07:37:00.002+07:002010-06-12T07:46:32.395+07:00Pembuktian tentang keberadaan TuhanSebenarnya,<br />
<br />
Pembuktian tentang keberadaan Tuhan bisa dijelaskan dengan berbagai argumen, empat argumen yang paling terkenal antara lain ;<br />
<br />
<i>• Argumentasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ontologi" target="_blank">Ontologis</a></i><br />
<i>• Argumentasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kosmologi" target="_blank">Kosmologis</a></i><br />
<i>• Argumentasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teologis" target="_blank">Teologis</a> atau argumentasi from design</i><br />
<i>• Argumentasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Moral" target="_blank">Moral</a></i><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Dalam ruangan yang sempit ini, kita akan ambil salah satu argumen dengan beberapa tokoh pemikirnya, kita mulai saja dari argumentasi kosmologis. Bagaimana argumentasi kosmologis menjelaskan tentang bukti keberadaan Tuhan?</div><br />
<div style="text-align: justify;"><b>Menurut Ibnu Sina keberadaaan alam ini</b> adalah sesuatu yang mungkin ada (possible beings), yang keberadaannya memiliki keterkaitan sebab-akibat dengan keberadaan ada-ada yang lainnya. Keterkaitan ini tidak mungkin menjadi suatu rangkaian tak terbatas, sebab pasti ada sesuatu yang adanya tidak disebabkan lagi oleh sesuatu diluar dirinya sebagai “Penyebab Utama” atau a first cause. Ada yang satu secara esensial ini menghasilkan suatu akibat langsung, yaitu “intelejen”.</div><br />
<div style="text-align: justify;"><b>Menurut Ibnu Sina berpikir</b> adalah mencipta dan hal ini hanya dapat dilakukan oleh “pemikir yang niscaya” yaitu Tuhan karena hanya Tuhanlah yang Ada Mutlak.</div><br />
<div style="text-align: justify;"><b>Menurut Thomas Aquinas</b> yang nampaknya sangat terpengaruh dengan Aristoteles, bahwa keberadaan Tuhan bisa dibuktikan dengan “lima jalan”.</div><br />
<div style="text-align: justify;"><b>Pertama</b> dengan berdasarkan teori “gerak”. Berdasarkan teori ini, hal-hal yang ada bergerak dimana nampak perubahan dari potensial ke aktual, yang tidak bisa menjadi “regresi tak terhingga”, karenanya haruslah ada gerak pertama yang mana dirinya sendiri tidak digerakkan, yaitu Tuhan.</div><br />
<div style="text-align: justify;"><b>Kedua,</b> sebab efisien. Ada sebab efisien didalam dunia (sebab penghasil). Tidak ada yang menjadi sebab efisien dari dirinya sendiri, dan tidak mungkin ada suatu regresi tak terhingga darinya sebab jika tidak ada sebab pertama, maka tidak mungkin ada rangkatan sebab akibat. Karena itu, harus ada “sebab efisien pertama” yang tidak disebabkan oleh yang lain. Dan Dia adalah Tuhan.</div><br />
<b>Ketiga,</b> didasari pada posibilitas dan necesitas. Ada yang muncul berada dan berakhir untuk ada. Tetapi tidak semua ada dapat menjadi ada yang mungkin (posible), karena apa yang menjadi ada hanya mungkin terjadi lewat apa yang telah ada (tidak ada sesuatu yang tidak disebabkan). Karenanya pasti ada “ada” yang keberadaannya niscaya (tidak pernah menjadi dan tidak pernah berakhir untuk ada). Ada seperti ini adalah Tuhan.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;"><b>Keempat,</b> didasari pada tingkat-tingkat (gradiation) pada benda-benda. Ada tingkat-tingkat berbeda di antara yang ada (yang satu lebih sempurna daripada yang lain). Ada hal-hal yang menjadi tidak kurang dan tidak lebih sempurna apabila tidak ada yang sempurna total. Karena itu pasti ada “ada yang sempurna” atau perpect being, yaitu Tuhan.</div><br />
<div style="text-align: justify;"><b>Kelima,</b> didasari pada adanya tujuan dunia (governace of the world). Benda-benda, seperti halnya benda-benda angkasa, bergerak ke suatu tujuan, tentu saja untuk mencapai hasil yang terbaik. Hal ini tidak mungkin apabila tidak ada “ada yang berintelejen”, sebagaimana ada sebuah panah yang meluncur yang dilepaskan pemanah. Maka pastilah “ada intelejen” untuk segala ada di dunia ini, yaitu Tuhan.</div><br />
<div style="text-align: justify;"><i><b>Argumentasi kosmologi ini mendapat kritik tajam dari filsuf Inggris,</b></i> David Hume (1711-1776). Filsuf yang dikenal sebagai penganjur aliran skeptisme ini berpendapat bahwa apa yang direkomendasikan oleh argumentasi kosmologis memiliki kelemahan besar dari penalarannya.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Argumentasi tersebut mengacaukan konsep sebab dan akibat. Menurut Hume, kesimpulan yang ditarik dari akibat yang terbatas, menghasilkan sebab yang terbatas pula. Tidak mungkin lebih jauh dari itu. Maka konsep Tuhan dalam argumentasi kosmologis adalah terbatas. Tidak ada cara untuk menentukan prinsip kausalitas, sebab sesungguhnya penalaran ini hanya berdasar pada suatu kebiasaan saja (habit). Kita hanya dapat mengetahui bahwa Z terjadi setelah Y, tapi apakah benar bahwa Z itu disebabkan oleh Y, kita tidak ketahui. Alam semesta ini secara keseluruhan tidak membutuhkan suatu sebab, kecuali bagian-bagian daripadanya saja.</div><b><br />
</b><br />
<div style="text-align: justify;"><b> Kant yang sebagaimana disebut dipengaruhi oleh filsafat Hume</b>, juga mengkritik argumentasi kosmologis. Baginya, dunia noumena (esensi) tidak bisa disimpulkan dari dunia fenomena (gejala). Dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan eksistensil sebagai hal yang niscaya adalah tidak mungkin, sebab hal itu hanya mungkin dalam pernyataan logika. Argumentasi kosmologis ini memiliki kontradiksi-kontradiksi metafisik.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Kritik Hume dan Kant bukanlah akhir dari problem argumentasi kosmologis. Pemikir-pemikir seperti Richard Taylor, Stuart C. Hackett, dan James Ross dapat disebut pembela argumentasi ini, dengan pertimbangan bahwa keberadaan Tuhan memang bukanlah hasil dari argumentasi, tapi paling tidak dengan argumentasi kosmologis diperlihatkan bagaimana dasar-dasar logis dalam kaitan antara suatu keberadaan yang terbatas dengan ada yang tidak terbatas.</div><br />
hmm…<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Nampaknya cerita saya ini akan menjadi tidak menarik kalau saya tulis lebih panjang lagi, jadi untuk sementara tulisan ini saya rasa cukup untuk menjawab teriakan beberapa orang yang kemarin suka teriak-teriak menolak keberadaan Tuhan…</div><br />
Sumber : <a href="http://parapemikir.com/bukti-keberadaan-tuhan.html" target="_blank">http://parapemikir.com</a>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-2573758841458091722010-06-03T09:44:00.000+07:002010-06-03T09:44:48.864+07:00Ceramah - Abdullah Shaleh Hadrami - Al-Wala' Wal Baro<table cellpadding="5" cellspacing="0"><tbody>
<tr class="row0" valign="top"><td class="song0 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/Al-Wala%27%20Wal%20Baro%27/Al-Wala%27%20Wal%20Baro%27.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/Al-Wala%27%20Wal%20Baro%27/Al-Wala%27%20Wal%20Baro%27.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song0
nowrap"><br />
</td><td class="song0 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/Al-Wala%27%20Wal%20Baro%27/Al-Wala%27%20Wal%20Baro%27.mp3?l=8&m=1">Al-Wala' Wal Baro'</a><br />
<br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">103:40</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">18.66 Mb</td></tr>
</tbody></table>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-86634713085874985672010-06-03T09:41:00.000+07:002010-06-03T09:41:04.773+07:00Ceramah - Abdullah Shaleh Hadrami - Akhlaq dan Pribadi Nabi<table cellpadding="5" cellspacing="0"><tbody>
<tr class="row0" valign="top"><td class="song0 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/Akhlaq%20dan%20Pribadi%20Nabi/Akhlak%20Rasululllah.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/Akhlaq%20dan%20Pribadi%20Nabi/Akhlak%20Rasululllah.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song0
nowrap"><br />
</td><td class="song0 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/Akhlaq%20dan%20Pribadi%20Nabi/Akhlak%20Rasululllah.mp3?l=8&m=1">Akhlak Rasululllah</a><br />
<span class="song_blurb0"></span></td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0
nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">52:24</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">9.43 Mb</td></tr>
<tr class="row1" valign="top"><td class="song1 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/Akhlaq%20dan%20Pribadi%20Nabi/Tawadhu%20Nabi.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/Akhlaq%20dan%20Pribadi%20Nabi/Tawadhu%20Nabi.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song1
nowrap"><br />
</td><td class="song1 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/Akhlaq%20dan%20Pribadi%20Nabi/Tawadhu%20Nabi.mp3?l=8&m=1">Tawadhu Nabi</a><br />
<span class="song_blurb1"></span></td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1
nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top">49:23</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top">8.89 Mb</td></tr>
</tbody></table>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-42145830173514148642010-06-03T09:37:00.000+07:002010-06-03T09:37:30.527+07:00Ceramah - Abdullah Shaleh Hadrami - 33 Sebab Khusyu dalam Sholat<table cellpadding="5" cellspacing="0"><tbody>
<tr class="row0" valign="top"><td class="song0 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/01%20Mukaddimah%20Pentingnya%20Khusyu%27%201.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/01%20Mukaddimah%20Pentingnya%20Khusyu%27%201.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song0
nowrap"><br />
</td><td class="song0 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/01%20Mukaddimah%20Pentingnya%20Khusyu%27%201.mp3?l=8&m=1">01 Mukaddimah Pentingnya Khusyu'</a><br />
<span class="song_blurb0"></span></td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><span class="zina-rating"></span></td><td class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">81:01</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">14.58 Mb</td></tr>
<tr class="row1" valign="top"><td class="song1 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/02%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%201%20sd%203.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/02%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%201%20sd%203.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song1
nowrap"><br />
</td><td class="song1 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/02%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%201%20sd%203.mp3?l=8&m=1">02 Sebab Khusyu' ke 1 sd 3</a><br />
<span class="song_blurb1"></span></td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><span class="zina-rating"></span></td><td class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top">87:42</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top">15.79 Mb</td></tr>
<tr class="row0" valign="top"><td class="song0 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/03%20sebab%20Khusyu%27%20ke%204.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/03%20sebab%20Khusyu%27%20ke%204.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song0
nowrap"><br />
</td><td class="song0 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/03%20sebab%20Khusyu%27%20ke%204.mp3?l=8&m=1">03 sebab Khusyu' ke 4</a><br />
<span class="song_blurb0"></span></td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><span class="zina-rating"></span></td><td class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0
nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">74:22</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">13.39 Mb</td></tr>
<tr class="row1" valign="top"><td class="song1 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/04%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%205%20sd%208.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/04%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%205%20sd%208.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song1
nowrap"><br />
</td><td class="song1 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/04%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%205%20sd%208.mp3?l=8&m=1">04 Sebab Khusyu' ke 5 sd 8</a><br />
<span class="song_blurb1"></span></td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><span class="zina-rating"></span></td><td class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top">79:23</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top">14.29 Mb</td></tr>
<tr class="row0" valign="top"><td class="song0 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/05%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%209%20sd%2012.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/05%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%209%20sd%2012.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song0
nowrap"><br />
</td><td class="song0 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/05%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%209%20sd%2012.mp3?l=8&m=1">05 Sebab Khusyu' ke 9 sd 12</a><br />
<span class="song_blurb0"></span></td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><span class="zina-rating"></span></td><td class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">88:14</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">15.88 Mb</td></tr>
<tr class="row1" valign="top"><td class="song1 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/06%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%2013.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/06%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%2013.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song1
nowrap"><br />
</td><td class="song1 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/06%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%2013.mp3?l=8&m=1">06 Sebab Khusyu' ke 13</a><br />
<span class="song_blurb1"></span></td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><span class="zina-rating"></span></td><td class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1
nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top">64:37</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top">11.63 Mb</td></tr>
<tr class="row0" valign="top"><td class="song0 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/07%20Sebab%20Khusyu%27%20Ke%2014%20%2526%2015.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/07%20Sebab%20Khusyu%27%20Ke%2014%20%2526%2015.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song0
nowrap"><br />
</td><td class="song0 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/07%20Sebab%20Khusyu%27%20Ke%2014%20%2526%2015.mp3?l=8&m=1">07 Sebab Khusyu' Ke 14 & 15</a><br />
<span class="song_blurb0"></span></td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><span class="zina-rating"></span></td><td class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">81:54</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">14.74 Mb</td></tr>
<tr class="row1" valign="top"><td class="song1 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/08%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%2016%20sd%2018.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/08%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%2016%20sd%2018.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song1
nowrap"><br />
</td><td class="song1 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/08%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%2016%20sd%2018.mp3?l=8&m=1">08 Sebab Khusyu' ke 16 sd 18</a><br />
<span class="song_blurb1"></span></td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><span class="zina-rating"></span></td><td class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top">84:10</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top">15.15 Mb</td></tr>
<tr class="row0" valign="top"><td class="song0 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/09%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%2019%20sd%2020.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/09%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%2019%20sd%2020.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song0
nowrap"><br />
</td><td class="song0 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/09%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%2019%20sd%2020.mp3?l=8&m=1">09 Sebab Khusyu' ke 19 sd 20</a><br />
<span class="song_blurb0"></span></td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><span class="zina-rating"></span></td><td class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">97:35</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">17.57 Mb</td></tr>
<tr class="row1" valign="top"><td class="song1 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/10%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%2021%20sd%2024.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/10%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%2021%20sd%2024.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song1
nowrap"><br />
</td><td class="song1 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/10%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%2021%20sd%2024.mp3?l=8&m=1">10 Sebab Khusyu' ke 21 sd 24</a><br />
<span class="song_blurb1"></span></td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><span class="zina-rating"></span></td><td class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top">85:23</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top">15.37 Mb</td></tr>
<tr class="row0" valign="top"><td class="song0 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/11%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%2025%20sd%2033.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/11%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%2025%20sd%2033.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song0
nowrap"><br />
</td><td class="song0 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/33%20Sebab%20Khusyu%27%20dalam%20Sholat/11%20Sebab%20Khusyu%27%20ke%2025%20sd%2033.mp3?l=8&m=1">11 Sebab Khusyu' ke 25 sd 33</a><br />
<span class="song_blurb0"></span></td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><span class="zina-rating"></span></td><td class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">101:12</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">18.22 Mb</td></tr>
</tbody></table>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-71723672304693674602010-06-03T09:26:00.001+07:002010-06-03T09:30:09.501+07:00Ceramah · Abdullah Shaleh Hadrami · 23 Kiat Hidup Bahagia<table cellpadding="5" cellspacing="0"><tbody>
<tr class="row0" valign="top"><td class="song0 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/01%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%201.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/01%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%201.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song0
nowrap"><br />
</td><td class="song0 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/01%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%201.mp3?l=8&m=1">01 Kiat Hidup Bahagia - Kiat Ke 1</a><br />
<span class="song_blurb0"></span></td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0
nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">70:01</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">12.60 Mb</td></tr>
<tr class="row1" valign="top"><td class="song1 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/02%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%202.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/02%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%202.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song1
nowrap"><br />
</td><td class="song1 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/02%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%202.mp3?l=8&m=1">02 Kiat Hidup Bahagia - Kiat Ke 2 sd 4</a></td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1
nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top">59:10</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top">10.65 Mb</td></tr>
<tr class="row0" valign="top"><td class="song0 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/03%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%205.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/03%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%205.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song0
nowrap"><br />
</td><td class="song0 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/03%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%205.mp3?l=8&m=1">03 Kiat Hidup Bahagia - Kiat Ke 5</a></td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0
nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">63:41</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">11.46 Mb</td></tr>
<tr class="row1" valign="top"><td class="song1 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/04%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%206.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/04%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%206.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song1
nowrap"><br />
</td><td class="song1 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/04%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%206.mp3?l=8&m=1">04 Kiat Hidup Bahagia - Kiat Ke 6</a></td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1
nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top">71:01</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top">12.79 Mb</td></tr>
<tr class="row0" valign="top"><td class="song0 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/05%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%207.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/05%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%207.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song0
nowrap"><br />
</td><td class="song0 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/05%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%207.mp3?l=8&m=1">05 Kiat Hidup Bahagia - Kiat Ke 7 sd 9</a></td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0
nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">70:07</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">12.62 Mb</td></tr>
<tr class="row1" valign="top"><td class="song1 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/06%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%2010.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/06%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%2010.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song1
nowrap"><br />
</td><td class="song1 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/06%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%2010.mp3?l=8&m=1">06 Kiat Hidup Bahagia - Kiat Ke 10 sd 13</a></td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1
nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top">75:58</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top">13.68 Mb</td></tr>
<tr class="row0" valign="top"><td class="song0 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/07%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%2014.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/07%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%2014.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song0
nowrap"><br />
</td><td class="song0 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/07%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%2014.mp3?l=8&m=1">07 Kiat Hidup Bahagia - Kiat Ke 14 sd 17</a></td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0
nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">64:32</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info0 nowrap" valign="top">11.62 Mb</td></tr>
<tr class="row1" valign="top"><td class="song1 nowrap"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/08%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%2018.mp3?l=8&m=1"><img alt="Play" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/play.gif" title="Play" /></a><a href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/08%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%2018.mp3?l=12"><img alt="Download" class="icon" src="http://kajian.net/components/com_zina/zina/themes/zinaEmbed/icons/download.gif" title="Download" /></a></td><td class="song1
nowrap"><br />
</td><td class="song1 fullwidth" valign="top"><a class="zinamp" href="http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/23%20Kiat%20Hidup%20Bahagia/08%20Kiat%20Hidup%20Bahagia%20-%20Kiat%20Ke%2018.mp3?l=8&m=1">08 Kiat Hidup Bahagia - Kiat Ke 18 sd 23</a></td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1
nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top">74:01</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top"><br />
</td><td align="right" class="song_info1 nowrap" valign="top">13.32 Mb</td></tr>
</tbody></table>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-62530494448570323272010-05-31T07:02:00.000+07:002010-05-31T07:02:00.368+07:00Rahasia DNA Yang dimiliki Manusia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAsC6RaglSIwrtQ2e8KECNfvoJ9iuywWCs0MvFcAC8vkcaWj-f-scDciRbsxJzE1E0aeIWnTxdkhpfaJYUkd9MCLifksh5QO_PGxSvxrQzmjJOY4fdbBmu9LyWdsAOQnkIGy2G-s_drLw/s1600/Rahasia+DNA.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAsC6RaglSIwrtQ2e8KECNfvoJ9iuywWCs0MvFcAC8vkcaWj-f-scDciRbsxJzE1E0aeIWnTxdkhpfaJYUkd9MCLifksh5QO_PGxSvxrQzmjJOY4fdbBmu9LyWdsAOQnkIGy2G-s_drLw/s320/Rahasia+DNA.jpeg" width="216" /></a></div><div style="text-align: justify;">Outside of external similarities between them, apes are not much closer to humans than other animals. Moreover, when intelligence is used as a point of comparison, the bee, which produces geometric wonders at the nest, or the spider, which produces engineering wonders of the web, much closer to humans than apes. We can even say that they were superior in several aspects.</div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Between humans and apes, however, there is a wide gulf, which would never have been brought near by the fairy tales. Fixed, a monkey is an animal no different from a horse or a dog in terms of awareness. Humans, however, is a creature that has consciousness and will, who can think, talk, consider, decide, and judge. All these qualities are functions of the "soul" who has. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">The most important difference that resulted in such a large gap between people of other living creatures. The only creatures that have "soul" in nature is human.</div><br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<blockquote><br />
<b>Indonesian Translate</b><br />
<div style="text-align: justify;">Di luar kesamaan luar di antara mereka, kera tidak lebih dekat kepada manusia dibandingkan binatang lain. Lebih dari itu, ketika kecerdasan digunakan sebagai poin perbandingan, lebah, yang menghasilkan keajaiban geometris pada sarangnya, atau laba-laba, yang menghasilkan keajaiban rekayasa pada jaringnya, lebih dekat kepada manusia daripada kera. Kita bahkan dapat katakan bahwa mereka lebih unggul dalam beberapa aspek.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Antara manusia dan kera, betapapun, ada sebuah jurang pemisah yang lebar, yang tak akan pernah didekatkan oleh cerita dongeng. Tetap, seekor kera adalah binatang yang tidak berbeda dari kuda atau anjing dalam hal kesadaran. Manusia, bagaimanapun, adalah makhluk yang memiliki kesadaran dan kehendak, yang dapat berpikir, berbicara, mempertimbangkan, memutuskan, dan menilai. Semua kualitas ini adalah fungsi dari “jiwa” yang dimilikinya. Perbedaan terpenting yang mengakibatkan jurang yang begitu besar antara manusia an makhluk hidup lainnya. Satu-satunya makhluk yang memiliki “jiwa” di alam adalah manusia.</div></blockquote><br />
<br />
<br />
Download here <a href="http://depositfiles.com/files/uzclsney1">Link1</a>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-59122817174301183672010-05-30T09:25:00.000+07:002010-05-30T09:25:54.989+07:00Ayat suci Al-quran dalam sruktur sel DNA Manusia<div style="text-align: justify;">Dr. Ahmad Khan adalah salah seorang ilmuwan muslim yang penemuannya sehebat Gallileo, Newton dan Einstein yang berhasil membuktikan tentang keterkaitan antara Al Quran dan rancang struktur tubuh manusia . Dia adalah lulusan Summa Cumlaude dari Duke University. Walaupun ia ilmuwan muda yang tengah menanjak, terlihat cintanya hanya untuk Allah dan untuk penelitian genetiknya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ruang kerjanya yang dihiasi kaligrafi, kertas-kertas penghargaan, tumpukan buku-buku kumal dan kitab suci yang sering dibukanya, menunjukkan bahwa ia merupakan kombinasi dari ilmuwan dan pecinta kitab suci. Salah satu penemuannya yang menggemparkan dunia ilmu pengetahuan adalah ditemukannya informasi lain selain konstruksi Polipeptida yangdibangun dari kodon DNA. Ayat pertama yang mendorong penelitiannya adalah Surah Fussilat (41) No. Ayat : 53 :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: right;"><span style="color: black; font-family: Simplified Arabic; font-size: 45px;">سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ</span></div><br />
<i>"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu</i>?" (QS. Fushshilat [41] : 53)<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Hal ini juga dikuatkan dengan hasil-hasil penemuan Profesor Keith Moore ahli embriologi dari Kanada. Penemuannya tersebut diilhami ketika Khatib pada waktu salat Jumat membacakan salah satu ayat yang ada kaitannya dengan ilmu biologi. Bunyi ayat tersebut adalah sebagai berikut: “…Sanuriihim ayatinaafilafaaqi wa fi anfusihim hatta yatabayyana lahum annahu ul-haqq…” Yang artinya; Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda kekuasaan kami pada alam dan dalam diri mereka, sampai jelas bagi mereka bahwa ini adalah kebenaran. Hipotesis awal yang diajukan Dr. Ahmad Khan adalah kata “ayatinaa”yang memiliki makna “Ayat Allah”, dijelaskan oleh Allah bahwa tanda-tanda kekuasaanNya ada juga dalam diri manusia.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2kPcoQZF0O4KJf9d3P3bRMvmJeCHQsz3OOgl9t-5MsxFWGRUVpxj9Y4H3R_vwTh0ACBnJ1ORyOcCK6SaZzhNTv8AYLFqULwBIPq_nnjfx7qKo_pyskWw8iIwnu7kQi7SdvVJx3o0Ze_U/s1600/Unsur+penyusun+DNA.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2kPcoQZF0O4KJf9d3P3bRMvmJeCHQsz3OOgl9t-5MsxFWGRUVpxj9Y4H3R_vwTh0ACBnJ1ORyOcCK6SaZzhNTv8AYLFqULwBIPq_nnjfx7qKo_pyskWw8iIwnu7kQi7SdvVJx3o0Ze_U/s320/Unsur+penyusun+DNA.jpg" width="245" /></a></div><br />
<div style="text-align: center;"></div><div style="text-align: center;">Gambar 1. Unsur penyusun DNA</div><div style="text-align: justify;">DNA (Deoxy Nucleotida Acid) sendiri merupakan materi genetik yang membawa informasi yang dapat diturunkan. Di dalam sel manusia DNA dapat ditemukan pada inti sel dan di dalam mitokhondria.<br />
<br />
Di dalam inti sel, DNA membentuk satu kesatuan untaian yang disebut kromosom. Setiap sel manusia yang normal memiliki 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom somatik dan 1 pasang kromosom sex (XX atau XY)<br />
<br />
Dalam dunia biologi dan genetika dikenal banyaknya DNA yang hadir tanpa memproduksi protein sama sekali.<br />
<br />
Area tanpa produksi ini disebut Junk DNA atau DNA sampah.<br />
<br />
Kenyataannya DNA tersebut menurut Ahmad Khan jauh sekali dari makna sampah. Menurut hasil hasil risetnya, Junk DNA tersebut merupakan untaian firman-firman Allah sebagai pencipta serta sebagai tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir.<br />
<br />
Setelah bekerjasama dengan adiknya yang bernama Imran, seorang yang ahli dalam analisis sistem, laboratorium genetiknya mendapatkan proyek dari pemerintah.<br />
<br />
Proyek tersebut awalnya ditujukan untuk meneliti gen kecerdasan pada manusia. Dengan kerja kerasnya Ahmad Khan berupaya untuk menemukan huruf Arab yang mungkin dibentuk dari rantai Kodon pada kromosom manusia.<br />
<br />
Sampai kombinasi tersebut menghasilkan ayat-ayat Al Qur"an.</div><br />
<div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbrgMWChJNAvLdC_BpF_qKqtleiRMeW5P0yy71qVuZXdAZGhdS1CkpIF141-1kzQcvUgF9AkFEB03tP6jT3hIbblxa_OGkvGyP4HBkGZnv-7m4ap13do2yprdQcYVmT1HniWnRNRvLA-g/s1600/Unsur+DNA+02.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbrgMWChJNAvLdC_BpF_qKqtleiRMeW5P0yy71qVuZXdAZGhdS1CkpIF141-1kzQcvUgF9AkFEB03tP6jT3hIbblxa_OGkvGyP4HBkGZnv-7m4ap13do2yprdQcYVmT1HniWnRNRvLA-g/s1600/Unsur+DNA+02.jpg" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhb4N2jZ-vIUCa6Wux317v7eiBM1ZbGZh9xiKfZG8_Q57qMOzZiPJgG2NM3K-8Kmhm3nRSl3UD2tPkeW107IQgPGnbZ2LW4uP7x9dMjfuvnq7H7HyCmg3sNisl7CEUk07AQSd2Z7ZTT5s/s1600/Unsur+DNA+01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhb4N2jZ-vIUCa6Wux317v7eiBM1ZbGZh9xiKfZG8_Q57qMOzZiPJgG2NM3K-8Kmhm3nRSl3UD2tPkeW107IQgPGnbZ2LW4uP7x9dMjfuvnq7H7HyCmg3sNisl7CEUk07AQSd2Z7ZTT5s/s1600/Unsur+DNA+01.jpg" /></a></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><br />
<div style="text-align: center;"><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Gambar 2. Untaian DNA manusia</div>Akhirnya pada tanggal 2 Januari tahun1999 pukul 2 pagi, ia menemukan ayat yang pertama :<br />
<br />
<div style="text-align: center;"><span style="color: black; font-family: Simplified Arabic; font-size: 45px;">بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ </span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: black; font-family: Simplified Arabic; font-size: 45px;">اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ </span></div><div style="text-align: center;">“Bismillah hirrahma'nir rahiim. Iqra bismirrabbika ladzi Kholaq”</div><br />
<i>"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan" (</i>QS. Al-Alaq [96] : 1).<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Ayat tersebut adalah awal dari surah pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, Saw di Gua Hira. Anehnya setelah penemuan ayat pertama tersebut ayat lain muncul satu persatu secara cepat. Sampai sekarang ia telah berhasil menemukan 1/10 ayat Al Quran. Dalam wawancara yang dikutip “Ummi” edisi 6/X/99, Ahmad Khan menyatakan: “Saya yakin penemuan ini luar biasa, dan saya mempertaruhkan karier saya untuk ini. Saya membicarakan penemuan saya dengan dua rekan saya; Clive dan Martin seorang ahli genetika yang selama ini sinis terhadap Islam.<br />
<br />
Saya menyurati dua ilmuwan lain yang selama ini selalu alergi terhadap Islam yaitu Dan Larhammar dari Uppsala University Swedia dan Aris Dreisman dari Universitas Berlin. Ahmad Khan kemudian menghimpun penemuan-penemuannya dalam beberapa lembar kertas yang banyak memuat kode-kode genetika rantai kodon pada cromosome manusia yaitu; T, C, G, dan A masing-masing kode Nucleotida akan menghasilkan huruf Arab yang apabila dirangkai akan menjadi firman Allah yang sangat mengagumkan.<br />
<br />
Di akhir wawancaranya Dr. Ahmad Khan berpesan “Semoga penerbitan buku saya “Alquran dan Genetik”, semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga nonmuslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmudengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan. Penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsipilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level pemerintah. Memfasilitasi serta memberi dukungan secara moral dan finansial.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><b>Terbukanya tabir hati ahli Farmakologi Thailand</b><br />
<div style="text-align: justify;">Profesor Tajaten Tahasen, Dekan Fakultas Farmasi Universitas ChiangMai Thailand, baru-baru ini menyatakan diri masuk Islam saat membaca makalah Profesor Keith Moore dari Amerika. Keith Moore adalah ahli Embriologi terkemuka dari Kanada yang mengutip surat An-Nisa ayat 56 yang menjelaskan bahwa luka bakar yang cukup dalam tidak menimbulkan sakit karena ujung-ujung syaraf sensorik sudah hilang.<br />
<br />
Setelah pulang ke Thailand Tajaten menjelaskan penemuannya kepada mahasiswanya, akhirnya mahasiswanya sebanyak 5 orang menyatakan diri masuk Islam. Bunyi dari surat An-Nisa tersebut antara lain sebagai berkut; “Sesungguhnya orang-orang kafir terhadap ayat-ayat kami,kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka, setiap kali kulit mereka terbakar hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain agar mereka merasakan pedihnya azab. Sesungguhnya Allah MahaPerkasa lagi Maha Bijaksana.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvKoUy4m9VCnqa-6hT6Ji5VNEAWWSm7s96RkDPQiAp9JgGz9jK7sxKkKlD4FBMMz6pJIYZIQ6ceJrPUn5w4ysB3IE5mLwV6K32KmhYYzzhFDLfxh8AZ_EJ0NaTxtpHp87OziEtw5gu6CA/s1600/Unsur+DNA+03.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvKoUy4m9VCnqa-6hT6Ji5VNEAWWSm7s96RkDPQiAp9JgGz9jK7sxKkKlD4FBMMz6pJIYZIQ6ceJrPUn5w4ysB3IE5mLwV6K32KmhYYzzhFDLfxh8AZ_EJ0NaTxtpHp87OziEtw5gu6CA/s1600/Unsur+DNA+03.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: center;"></div><div style="text-align: center;">Gambar 3. Lapisan Kulit manusia</div><div style="text-align: justify;">Ditinjau secara anatomi lapisan kulit kita terdiri atas 3 lapisan global yaitu; Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan Sub Cutis banyak mengandung ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf. Pada saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus subcutis) salah satu tandanya yaitu hilangnya rasa nyeri dari pasien. Hal ini disebabkan karena sudah tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent dan efferent yang mengatur sensasi persefsi.<br />
<br />
Itulah sebabnya Allah menumbuhkan kembali kulit yang rusak pada saat ia menyiksa hambaNya yang kafir supaya hambaNya tersebut dapat merasakan pedihnya azab Allah tersebut. Mahabesar Allah yang telah menyisipkan firman-firmannya dan informasi sebagian kebesaranNya lewat sel tubuh, kromosom, pembuluh darah, pembuluh syaraf dsb.<br />
</div><div style="text-align: left;"><i>Ya…Allah, tidak ada sedikit pun yang engkau ciptakan itu sia-sia.</i><br />
</div>Dari berbagai sumberCahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-82503602308540902612010-05-21T13:45:00.001+07:002010-05-21T13:45:00.308+07:00Kenikmatan dunia akan membuat kita terlena<div style="text-align: justify;">Di saat Allah menghendaki terjadinya hari kiamat, Dia pun memerintahkan malaikat Israfil untuk meniup terompetnya dua kali. Tiupan pertama sebagai pertanda untuk membinasakan seluruh makhluk yang ada di muka bumi dan langit, sedangkan tiupan kedua untuk membangkitkan mereka kembali.</div><div> </div><div style="text-align: justify;"><span id="more-35"></span>Allah ta’ala berfirman:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri (menunggu (putusannya masing-masing).”</em> (QS. Az-Zumar: 68)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Maka, setelah malaikat Israfil meniupkan terompetnya yang kedua kalinya, seluruh makhluk pun dibangkitkan dari kuburnya oleh Allah ta’ala, lalu mereka dikumpulkan dalam suatu padang yang amat luas yang rata dengan tanah (QS. Thaha: 107. Lihat Tafsir As-Sa’di hal. 462), dalam keadaan tidak berpakaian, tidak memakai sandal, tidak berkhitan dan tidak membawa sesuatu apapun.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">يحشر الناس يوم القيامة حفاة عراة غرلا. قالت عائشة: يا رسول الله النساء والرجال جميعا ينظر بعضهم إلى بعض؟ قال صلى الله عليه و سلم: يا عائشة الأمر أشد من أن ينظر بعضهم إلى بعض</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Pada hari kiamat nanti para manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tidak memakai sandal, tidak berpakaian dan dalam keadaan belum berkhitan. Aisyah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, kaum pria dan wanita (berkumpul dalam satu tempat semuanya dalam keadaan tidak berbusana?!) apakah mereka tidak saling melihat satu sama lainnya?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, ‘Wahai Aisyah kondisi saat itu amat mengerikan sehingga tidak terbetik sedikit pun dalam diri mereka untuk melihat satu sama lainnya!’”</em> (HR. Bukhari dan Muslim)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ya, saat itu masing-masing dari mereka memikirkan dirinya sendiri dan tidak sempat untuk memikirkan orang lain, meskipun itu adalah orang terdekat mereka. Allah ta’ala berfirman:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Pada hari itu manusia lari dari saudaranya. Dari bapak dan ibunya. Dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.”</em> (QS. ‘Abasa: 34-37)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Semua manusia saat itu berada di dalam ketidakpastian, masing-masing menunggu apakah ia termasuk orang-orang yang beruntung dimasukkan ke taman-taman surga, ataukah mereka termasuk orang yang merugi dijebloskan ke dalam lembah hitam neraka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Dalam kondisi seperti itu Allah ta’ala mendekatkan matahari sedekat-dekatnya di atas kepala para hamba-Nya, hingga panasnya sinar matahari yang luar biasa itu mengakibatkan keringat mereka bercucuran.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">عن المقداد بن الأسود قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: تدني الشمس يوم القيامة من الخلق حتى تكون منهم كمقدار ميل … فيكون الناس على قدر أعمالهم في العرق؛ فمنهم من يكون إلى كعبيه, ومنهم من يكون إلى ركبتيه, ومنهم من يكون إلى حقويه, ومنهم من يلجمه العرق إلجاما</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>Al-Miqdad bin al-Aswad bercerita: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada hari kiamat nanti matahari turun mendekati para makhluk hingga hanya berjarak satu mil… Pada saat itu kucuran keringat masing-masing manusia tergantung amalannya; di antara mereka ada yang keringatnya sampai di mata kakinya, ada pula yang keringatnya sampai lututnya, ada yang keringatnya sampai perutnya serta ada yang tenggelam dalam keringatnya sendiri!”</em> (HR. Muslim)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Demikianlah para manusia saat itu berada di dalam kesusahan, kebingungan dan ketidakpastian yang tiada bandingannya, padahal satu hari pada saat itu bagaikan 50 ribu tahun hari-hari dunia! (Lihat <em>Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Ibn Utsaimin</em> (II/23))</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Allah ta’ala berfirman:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">تَعْرُجُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Allah dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.”</em> (QS. Al-Ma’arij: 4)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Seandainya kita mau berpikir betapa mengerikannya hari-hari itu lantas kita merenungkan jalan hidup kebanyakan manusia di dunia yang kita lihat selama ini, niscaya kita akan sadar betul bahwa ternyata masih banyak di antara kita yang telah terlena dengan keindahan dunia yang semu ini dan lupa bahwa setelah kehidupan dunia yang sementara ini masih ada kehidupan lain yang kekal abadi yang lamanya satu hari di sana sama dengan 50 ribu tahun di dunia!</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kita telah terlena dengan gemerlapnya dunia dan lupa untuk beribadah kepada Allah dan beramal saleh, padahal pada hakikatnya kita hanya diminta untuk beramal selama 30 tahun saja! Tidak lebih dari itu. Suatu waktu yang amat singkat!</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ya, kalaupun umur kita 60 tahun, sebenarnya kita hanya diminta untuk beramal selama 30 tahun saja. Karena umur yang 60 tahun itu akan dikurangi masa tidur kita di dunia yang jika dalam satu hari adalah 8 jam, berarti masa tidur kita adalah sepertiga dari umur kita yaitu: 20 tahun Lalu kita kurangi lagi dengan masa kita sebelum balig, karena seseorang tidak berkewajiban untuk beramal melainkan setelah ia balig, taruhlah jika kita balig pada umur 10 tahun, berarti umur kita hanya tinggal 30 tahun!</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>Subhanallah</em>, bayangkan, pada hakikatnya kita diperintahkan untuk bersusah payah dalam beramal saleh di dunia hanya selama 30 tahun saja! Alangkah naifnya jika kita enggan untuk bersusah payah selama 30 tahun di dunia beramal saleh, sehingga akan berakibat kita mendapat siksaan yang amat pedih di akhirat selama puluhan ribu tahun!</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Allah telah memperingatkan supaya kita tidak tertipu dengan kehidupan duniawi yang fana ini dalam firman-Nya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Wahai para manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayai kalian, dan janganlah sekali-kali (syaitan) yang pandai menipu, memperdayakan kalian dari Allah.”</em> (QS. Faathiir: 5)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Mengapa orang yang tertipu dengan kehidupan duniawi benar-benar telah merugi? Karena kenikmatan dunia seisinya tidak lebih berharga di sisi Allah dari sebuah sayap seekor nyamuk!</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ ». رواه الترمذي في سننه (رقم 2490) وقَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ</span>.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>Sahl bin Sa’d bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya dunia sepadan dengan (harga) sayap seekor nyamuk; niscaya orang kafir tidak akan mendapatkan (kenikmatan dunia meskipun hanya seteguk air.”</em> (HR. Tirmidzi)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Maka mari kita manfaatkan kehidupan dunia yang hanya sementara ini untuk benar-benar beribadah kepada Allah ta’ala, mulai dari mencari ilmu, shalat lima waktu berbakti kepada orang tua, berbuat baik kepada sesama terutama tetangga, mendidik keluarga sebaik-baiknya. Juga berusaha untuk menjauhi apa yang dilarang-Nya. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang disebutkan Allah ta’ala dalam firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحاً غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, ‘Ya Rabbi, keluarkanlah kami. niscaya kami akan mengerjakan amalan saleh berlainan dengan apa yang telah kami kerjakan.’ Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup bagi orang yang mau berpikir?! Maka rasakanlah (adzab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun.”</em> (QS: Faathir: 37)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Namun mereka tidak akan mungkin bisa kembali lagi ke dunia. Demikian pula mereka tidak akan mati di neraka. Allah ta’ala bercerita:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُمْ مَاكِثُونَ (٧٧) لَقَدْ جِئْنَاكُمْ بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Mereka berseru, ‘Wahai Malik, biarlah Rabb-Mu membunuh kami saja.’ Dia menjawab, ‘Kalian akan tetap tinggal (di neraka ini). Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kalian, namun kebanyakan kalian benci terhadap kebenaran tersebut.’”</em> (QS. Az-Zukhruf: 77-78)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Jangankan untuk menghentikan siksaan, untuk mendapatkan setetes air pun mereka tidak bisa. Allah ta’ala mengisahkan:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga, ‘Berilah kami sedikit air atau makanan yang telah diberikan Allah kepada kalian.’ Mereka (penghuni surga) menjawab, ‘Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir.’ (Yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka. Maka pada hari (kiamat) ini Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.”</em> (QS. Al-A’raf: 50-51)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Semoga kita semua bukan termasuk golongan tersebut di atas, <em>amin ya Rabbal ‘alamin</em>.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>Tulisan ini terinspirasi dari salah satu nasihat yang disampaikan guru kami Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-’Abbad dalam salah satu kajian beliau dalam kitab Al-’Aqidah Al-Wasithiyyah yang diadakan di masjid al-Jami’ah al-Islamiyah Madinah tiap Kamis pagi.</em></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Penulis: Abu Abdirrahman Abdullah Zaen, Lc.<br />
Artikel <a href="http://www.muslim.or.id/">www.muslim.or.id</a></div>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-28697677805673595412010-05-21T11:45:00.001+07:002010-05-21T11:45:00.058+07:00Resep mendapatkan kebahagiaan<div style="text-align: justify;">Seandainya kita bertanya kepada orang-orang di sekeliling kita dari berbagai agama, bangsa, profesi dan status sosial tentang cita-cita mereka hidup di dunia ini tentu jawaban mereka sama <em>“kami ingin bahagia”</em>. Bahagia adalah keinginan dan cita-cita semua orang. Orang mukmin ingin bahagia demikian juga orang kafir pun ingin bahagia. Orang yang berprofesi sebagai pencuri pun ingin bahagia dengan profesinya. Melalui kegiatan menjual diri, seorang pelacur pun ingin bahagia. Meskipun semua orang ingin bahagia, mayoritas manusia tidak mengetahui bahagia yang sebenarnya dan tidak mengetahui cara untuk meraihnya. Meskipun ada sebagian orang merasa gembira dan suka cita saat hidup di dunia akan tetapi kecemasan, kegalauan dan penyesalan itu merusak suka ria yang dirasakan. Sehingga sebagian orang selalu merasakan kekhawatiran mengenai masa depan mereka. Terlebih lagi ketakutan terhadap kematian.</div><div> </div><div style="text-align: justify;"><span id="more-457"></span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Allah berfirman dalam surat Al Jumu’ah ayat 8:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاَقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”</em> (QS. Al Jumu’ah: 8)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Banyak orang yang beranggapan bahwasanya orang-orang barat adalah orang-orang yang hebat. Mereka beranggapan bahwasanya orang-orang barat hidup penuh dengan kebahagiaan, ketenteraman dan ketenangan. Tetapi fakta berbicara lain, realita di lapangan menunjukkan bahwa secara umum orang-orang barat itu hidup penuh dengan penderitaan. Hal ini dikuatkan dengan berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh orang-orang barat sendiri tentang kasus pembunuhan, bunuh diri dan berbagai tindakan kejahatan yang lainnya, namun ada sekelompok manusia yang memahami hakikat kebahagiaan bahkan mereka sudah menempuh jalan untuk mencapainya. Merekalah orang-orang yang beriman kepada Allah. Mereka memandang kebahagiaan itu terdapat dalam sikap taat kepada Allah dan mendapat ridho-Nya, menjalankan perintah-perintahNya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Boleh jadi di antara mereka yang tidak memiliki kebutuhan pokoknya setiap harinya, akan tetapi dia adalah seorang yang benar-benar bahagia dan bergembira bagaikan pemilik dunia dan segala isinya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Allah berfirman,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya iti dari apa yang mereka kumpulkan.”</em> (QS. Yunus: 58)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Jika mayoritas manusia kebingungan mengenai jalan yang harus ditempuh menuju <a href="http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/resep-hidup-bahagia.html" title="Resep Hidup Bahagia">bahagia</a> maka hal ini tidak pernah dialami oleh seorang mukmin. Bagi seorang mukmin jalan kebahagiaan sudah terpampang jelas di hadapannya. Cita-cita agar mendapatkan kebahagiaan terbesar mendorongnya untuk menghadapi beragam kesulitan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Terdapat berbagai keterangan dari wahyu Alloh sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang beriman bahwasanya dirinya sudah berada di atas jalan yang benar dan tepat Allah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَالِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.”</em> (QS. Al An’aam: 153)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Jika di antara kita yang bertanya bagaimanakah yang dirasakan bagi orang-orang yang bahagia dan orang-orang yang celaka maka Allah sudah memberikan jawaban dengan firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ خَالِدِينَ فِيهَا مَادَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ إِلاَّمَاشَآءَ رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَادَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ إِلاَّ مَاشَآءَ رَبُّكَ عَطَآءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Adapun orang-orang yang celaka, Maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.”</em> (QS. Hud: 106-108)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Jika di antara kita yang bertanya-tanya bagaimanakah cara untuk menjadi orang yang berbahagia, maka Alloh sudah memberikan jawabannya dengan firman-Nya,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">ٌّفَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَيَشْقَى وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”</em> (QS. Thoha: 123-124)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Dan juga dalam firman-Nya,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”</em> (QS. An-Nahl: 97)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kebahagiaan seorang mukmin semakin bertambah ketika dia semakin dekat dengan Tuhannya, semakin ikhlas dan mengikuti petunjuk-Nya. Kebahagiaan seorang mukmin semakin berkurang jika hal-hal di atas makin berkurang dari dirinya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Seorang mukmin sejati itu selalu merasakan ketenangan hati dan kenyamanan jiwa. Dia menyadari bahwasanya dia memiliki Tuhan yang mengatur segala sesuatu dengan kehendak-Nya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Sungguh menakjubkan keadaan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya seluruh keadaan orang yang beriman hanya akan mendatangkan kebaikan untuk dirinya. Demikian itu tidak pernah terjadi kecuali untuk orang-orang yang beriman. Jika dia mendapatkan kesenangan maka dia akan bersyukur dan hal tersebut merupakan kebaikan untuknya. Namun jika dia merasakan kesusahan maka dia akan bersabar dan hal tersebut merupakan kebaikan untuk dirinya.”</em> (HR. Muslim dari Abu Hurairah)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Inilah yang merupakan puncak dari kebahagiaan. Kebahagiaan adalah suatu hal yang abstrak, tidak bisa dilihat dengan mata, tidak bisa diukur dengan angka-angka tertentu dan tidak bisa dibeli dengan rupiah maupun dolar. Kebahagiaan adalah sesuatu yang dirasakan oleh seorang manusia dalam dirinya. Hati yang tenang, dada yang lapang dan jiwa yang tidak dirundung malang, itulah kebahagiaan. Bahagia itu muncul dari dalam diri seseorang dan tidak bisa didatangkan dari luar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: blue; text-align: justify;"><strong>Tanda Kebahagiaan</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Imam Ibnu Al Qoyyim mengatakan bahwa tanda kebahagiaan itu ada 3 hal. 3 hal tersebut adalah bersyukur ketika mendapatkan nikmat, bersabar ketika mendapatkan cobaan dan bertaubat ketika melakukan kesalahan. Beliau mengatakan: sesungguhnya 3 hal ini merupakan tanda kebahagiaan seorang hamba dan tanda keberuntungannya di dunia dan di akhirat. Seorang hamba sama sekali tidak pernah bisa terlepas dari 3 hal tersebut:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><b>1. Syukur ketika mendapatkan nikmat.</b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Seorang manusia selalu berada dalam nikmat-nikmat Allah. Meskipun demikian, ternyata hanya orang berimanlah yang menyadari adanya nikmat-nikmat tersebut dan merasa bahagia dengannya. Karena hanya merekalah yang mensyukuri nikmat, mengakui adanya nikmat dan menyanjung Zat yang menganugerahkannya. Syukur dibangun di atas 5 prinsip pokok:</div><div style="text-align: justify;"> </div><ol style="text-align: justify;"><li>Ketundukan orang yang bersyukur terhadap yang memberi nikmat.</li>
<li>Rasa cinta terhadap yang memberi nikmat.</li>
<li>Mengakui adanya nikmat yang diberikan.</li>
<li>Memuji orang yang memberi nikmat karena nikmat yang dia berikan.</li>
<li>Tidak menggunakan nikmat tersebut dalam hal-hal yang tidak disukai oleh yang memberi nikmat.</li>
</ol><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Siapa saja yang menjalankan lima prinsip di atas akan merasakan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, jika lima prinsip di atas tidak dilaksanakan dengan sempurna maka akan menyebabkan kesengsaraan selamanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><b>2. Sabar ketika mendapat cobaan.</b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Dalam hidup ini di samping ada nikmat yang harus disyukuri, juga ada berbagai ujian dari Allah dan kita wajib bersabar ketika menghadapinya. Ada tiga rukun sabar yang harus dipenuhi supaya kita bisa disebut orang yang benar-benar bersabar.</div><div style="text-align: justify;"> </div><ol style="text-align: justify;"><li>Menahan hati untuk tidak merasa marah terhadap ketentuan Allah.</li>
<li>Menahan lisan untuk tidak mengadu kepada makhluk.</li>
<li>Menahan anggota tubuh untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak di benarkan ketika terjadi musibah, seperti menampar pipi, merobek baju dan sebagainya.</li>
</ol><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Inilah tiga rukun kesabaran, jika kita mampu melaksanakannya dengan benar maka cobaan akan berubah menjadi sebuah kenikmatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><b>3. Bertaubat ketika melakukan kesalahan.</b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Jika Allah menghendaki seorang hamba untuk mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan akhirat, maka Allah akan memberikan taufik kepada dirinya untuk bertaubat, merendahkan diri di hadapan-Nya dan mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai kebaikan yang mampu untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, ada seorang ulama salaf mengatakan: <em>“Ada seorang yang berbuat maksiat tetapi malah menjadi sebab orang tersebut masuk surga. Ada juga orang yang berbuat kebaikan namun menjadi sebab masuk neraka.”</em> Banyak orang bertanya kepada beliau, bagaimana mungkin hal tersebut bisa terjadi?, lantas beliau menjelaskan: <em>“Ada seorang yang berbuat dosa, lalu dosa tersebut selalu terbayang dalam benaknya. Dia selalu menangis, menyesal dan malu kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Hatinya selalu sedih karena memikirkan dosa-dosa tersebut. Dosa seperti inilah yang menyebabkan seseorang mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan. Dosa seperti itu lebih bermanfaat dari berbagai bentuk ketaatan, Karena dosa tersebut menimbulkan berbagai hal yang menjadi sebab kebahagiaan dan keberuntungan seorang hamba. Sebaliknya ada juga yang berbuat kebaikan, akan tetapi kebaikan ini selalu dia sebut-sebut di hadapan Allah. Orang tersebut akhirnya menjadi sombong dan mengagumi dirinya sendiri disebabkan kebaikan yang dia lakukan. Orang tersebut selalu mengatakan ’saya sudah berbuat demikian dan demikian’. Ternyata kebaikan yang dia kerjakan menyebabkan timbulnya ‘ujub, sombong, membanggakan diri dan merendahkan orang lain. Hal-hal ini merupakan sebab kesengsaraan seorang hamba. Jika Allah masih menginginkan kebaikan orang tersebut, maka Allah akan memberikan cobaan kepada orang tersebut untuk menghilangkan kesombongan yang ada pada dirinya. Sebaliknya, jika Allah tidak menghendaki kebaikan pada orang tersebut, maka Allah biarkan orang tersebut terus menerus pada kesombongan dan ‘ujub. Jika ini terjadi, maka kehancuran sudah berada di hadapan mata.”</em></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Al Hasan al-Bashri mengatakan, <em>“Carilah kenikmatan dan kebahagiaan dalam tiga hal, dalam sholat, berzikir dan membaca Al Quran, jika kalian dapatkan maka itulah yang diinginkan, jika tidak kalian dapatkan dalam tiga hal itu maka sadarilah bahwa pintu kebahagiaan sudah tertutup bagimu.”</em></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Malik bin Dinar mengatakan, <em>“Tidak ada kelezatan selezat mengingat Allah.”</em></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ada ulama salaf yang mengatakan,<em> “Pada malam hari orang-orang gemar sholat malam itu merasakan kelezatan yang lebih daripada kelezatan yang dirasakan oleh orang yang bergelimang dalam hal yang sia-sia. Seandainya bukan karena adanya waktu malam tentu aku tidak ingin hidup lebih lama di dunia ini.”</em></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ulama’ salaf yang lain mengatakan, <em>“Aku berusaha memaksa diriku untuk bisa sholat malam selama setahun lamanya dan aku bisa melihat usahaku ini yaitu mudah bangun malam selama 20 tahun lamanya.”</em></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ulama salaf yang lain mengatakan, <em>“Sejak 40 tahun lamanya aku merasakan tidak ada yang mengganggu perasaanku melainkan berakhirnya waktu malam dengan terbitnya fajar.”</em></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ibrahim bin Adham mengatakan, <em>“Seandainya para raja dan para pangeran mengetahui bagaimana kebahagiaan dan kenikmatan tentu mereka akan berusaha merebutnya dari kami dengan memukuli kami dengan pedang.”</em> Ada ulama salaf yang lain mengatakan, <em>“Pada suatu waktu pernah terlintas dalam hatiku, sesungguhnya jika penghuni surga semisal yang kurasakan saat ini tentu mereka dalam kehidupan yang menyenangkan.”</em></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Imam Ibnul Qoyyim bercerita bahwa, <em>“Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan: ‘Sesungguhnya dalam dunia ini ada surga. Barang siapa belum pernah memasukinya maka dia tidak akan memasuki surga diakhirat kelak.’” Wallahu a’laam.</em></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">(Diterjemahkan dengan bebas dari <em>As Sa’adah, Haqiqatuha shuwaruha wa asbabu tah-shiliha</em>, cet. Dar. Al Wathan)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">(Makalah Studi Islam Intensif 2005)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Disusun oleh: Ustadz Abu Ukkasyah Aris Munandar<br />
Artikel <a href="http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/resep-hidup-bahagia.html" title="Resep Hidup Bahagia">www.muslim.or.id</a></div>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-18013139887078034752010-05-21T09:36:00.001+07:002010-05-21T09:36:00.233+07:00Harta benda sebgai cobaan?<div style="text-align: justify;">Semua sudah mengenal apa itu harta. Tidak ada seorang pun yang belum mengerti tentang hal ini. Kemasyhurannya telah menenggelamkan seluruh penjuru dunia. Kedudukan harta sangatlah tinggi dihati manusia, menjadi sesuatu yang sangat dicintai dan berharga bagi mereka. Allah <em>Ta’ala</em> berfirman,</div><div> </div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ (6) وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ (7) وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ (8)</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em> “Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, Dan Sesungguhnya anusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, Dan Sesungguhnya Dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.”</em> (Qs. Al-Aadiyat: 6-8)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Harta adalah satu tuntutan kebutuhan pokok manusia untuk hidup di setiap tempat dan zaman, kecuali di akhir zaman, dimana harta berlimpah ruah sehingga tidak ada seorangpun yang mau menerimanya karena tidak dapat memanfaatkannya. Waktu itu orang sangat semangat untuk sholat dan ibadah yang tentunya lebih baik dari dunia dan seisinya, karena mereka mengetahui dekatnya hari kiamat setelah turunnya nabi Isa. Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">وَ الَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَيُوْشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيْكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا مُقْسِطًا وَ إِمَامًا عَدْلاً فَيُكْسِرُ الصَّلِيْبَ وَ يَقْتُلُ الْخِنْزِيْرَ وَ يَضَعُ الْجِزْيَةَ وَ يَفِيْضُ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ وَ حَتَّى تَكُوْنَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَ مَا فِيْهَا</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Demi Dzat yang jiwaku ditangan-Nya, telah dekan turunnya Ibnu Maryam pada kalian sebagai pemutus hukum dan imam yang adil, lalu ia menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus upeti dan harta melimpah ruah sehingga tidak ada seorang pun yang menerimanya, hingga satu kali sujud lebih baik dari dunia dan seisinya.”</em> (HR Ahmad, dan At-Tirmidzi dan dinilai shahih oleh al-Albani dalam <em>Shahih al-Jaami’ </em>no. 7077)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Akan terjadi juga sebelumnya satu masa yang berlimpah rezeki hingga khalifah tidak menghitung hartanya dengan bilangan namun menyerahkannya dengan cidukan kedua telapak tangannya. Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">يَكُونُ فِى آخِرِ أُمَّتِى خَلِيفَةٌ يَحْثِى الْمَالَ حَثْيًا لاَ يَعُدُّهُ عَدَدًا</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Akan datang diakhir umatku seorang khalifah yang menciduk harta dengan cidukan tidak menghitungnya dengan bilangan.</em>” (HR Muslim no. 7499)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Semua orang telah mengetahui kegunaan harta di dunia, karenanya mereka berlomba-lomba mencarinya hingga melupakan mereka atau mereka lalai dari memperhatikan perkara-perkara penting yang berhubungan dengan harta. Perkara yang berhubungan dengan perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya, hingga akhirnya mereka tidak lagi memperhatikan mana yang halal dan mana yang haram. Hal ini telah dijelaskan Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam </em>dalam sabda beliau,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لاَ يُبَالِي الْمَرْءُ مَا أَخَذَ مِنْهُ؛ أَمِنَ الحَلاَلِ أَمْ مِنَ الحَرَامِ؟!</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>Akan datang kepada manusia suatu zaman (ketika itu) seorang tidak lagi perduli dengan apa yang dia dapatkan, apakah dari yang halal atau haram?! </em><sub>(1)</sub></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b>Demikianlah realita yang terjadi dimasyarakat kita.</b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Lalu bagaimana sikap islam terhadap harta ini? Ternyata permasalahan rezeki dan harta telah mendapatkan perhatian besar dalam al-Qur`an. Bayangkan kata rezeki dengan kata turunannya diulang sebanyak 123 kali dan kata harta (al-Maal) dengan kata turunannya diulang sebanyak 86 kali. Padahal Allah tidak mengulang-ulang satu kata kecuali demikian besar urgensinya untuk sang makhluk. Sehingga sudah selayaknya kaum muslimin mengenal dan mengerti bagaimana konsep islam terhadap harta dan sikap yang tepat menjadikan harta sebagai nikmat yang membawa kepada kebahagian dunia dan akherat. Minimal mengetahui harta adalah fitnah yang Allah ujikan kepada makhluk-Nya agar mereka dapat bersyukur dan tegak pada mereka hujjah dan penjelasan yang terang. Semua itu agar orang hidup dengan harta di atas ilmu dan dapat bersabar bila tidak memiliki harta ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Allah menciptakan manusia dan memberinya kesukaan kepada syahwat harta, sebagaimana firman-Nya,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآَبِ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”</em> (Qs. Ali Imraan/3:14)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sehingga Rasululloh <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> menggambarkan besarnya kecintaan manusia kepada harta dalam sabda beliau <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ ؛ لاَبْتَغَى ثَالِثاً , وَلاَ يَمَلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ , وَيَتُوْبُ الله عَلَى مَنْ تَابَ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>Seandainya anak Adam memiliki dua lembah harta; pasti ia menginginkan yang ketiga, sedangkan perut anak Adam tidaklah dipenuhi kecuali dengan tanah, dan Allah memberi taubat-Nya kepada yang bertaubat. </em><em> </em><sub>(2)</sub></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: blue; text-align: justify;"><strong>Fitnah (Cobaan) Harta </strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Tidak pungkiri lagi harta adalah fitnah (cobaan) yang Allah berikan kepada hamba-Nya sebagaimana firman Allah,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” </em>(Qs. Al-Anfaal/8: 28)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Bahkan menjadi fitnah besar bagi umat islam yang merusak dan meluluh lantakkan semua persendian mereka, sehingga mereka terkapar seperti orang sakit dan menjadi hinaan umat lain. Akal dan hati mereka terkendalikan oleh harta sehingga lambat lain lemahlah kondisi mereka. Tentang bahaya firnah harta ini terhadap umat islam Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> jelaskan dalam sabdanya,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em> “Sesungguhnya setiap umat mendapatkan fitnah dan fitnah umat ini adalah harta.”</em> <em> </em><sub>(3)</sub></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Demikianlah fitnah harta ini telah melanda umat islam diseluruh penjuru dunia dan menyeret mereka kepada bencana yang demikian hebatnya. Hal ini terjadi setelah kaum muslimin mendapatkan kemenangan dan penaklukan negara-negara besar seperti Rumawi dan Parsia. Tidak mampu selamat dan menjauhkan diri dari fitnah ini kecuali yang Allah berikan kemampuan untuk memahami nash-nash al-Qur`an dan hadits Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> yang telah memperingatkan harta dengan benar dan tepat. Hal ini membuatnya mampu melihat sebab-sebabnya dan berusaha menghindarinya. Fitnah ini telah menghancurkan kaum muslimin sebelum musuh-musuhnya mencaplok wilayah dan negara islam.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Semua ini telah di jelaskan dengan sangat gamblang dalam hadits-hadits Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> berikut:<br />
Memang demikianlah kemenangan dan harta benar-benar fitnah yang dapat menyeret kepada kenacuran dan kelemahan kecuali bila ditempatkan harta-harta tersebut pada tempatnya. Lihatlah bagaimana harta yang menyebabkan seorang menjadi cinta dunia dan takut mati akan melemahkan barisan kaum muslimin sehingga jumlah yang besar tidak memiliki kekuatan lagi. Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">“يُوْشَكُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ الأمَمُ كَمَا تَدَاعَى الأكَلَة إِلَى قَصْعَتِهَا” فَقَالَ قَائِلٌ: أَوَمِنْ قِلّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: “بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيْرٌ، وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَلَيَنْزَعَنَّ اللّه مِنْ صُدُوْرِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ، وَلَيُقْذِفَنَّ اللّه فِي قُلُوْبِكُمُ الْوَهْنَ” فَقَالَ قَائِلٌ: يَارَسُوْلَ اللّه، وَمَا الْوَهْنُ؟ قَالَ: “حُبُّ الدُّنيَا وَكَرَاهِيَّةُ الْمَوْتِ”.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Dari Tsauban beliau berkata, telah bersabda Rasulullah </em><em>shallallahu ‘alaihi wa sallam: ”Nyaris sudah para umat-umat (selain Islam) berkumpul (bersekongkol) menghadapi kalian sebagaimana berkumpulnya orang-orang yang makan menghadapi bejana makanannya” lalu bertanya seseorang:’apakah kami pada saat itu sedikit?” Beliau menjawab: ”Tidak, bahkan kalian pada saat itu banyak, akan tetapi kalian itu buih seperti buih banjir, dan Allah akan menghilangkan dari diri musuh-musuh kalian rasa takut terhadap kalian dan menimpakan kedalam hati-hati kalian wahn (kelemahan),”, lalu bertanya lagi:’wahai Rasulullah apa wahn (kelemahan) itu?”, kata beliau:”Cinta dunia dan takut mati.”</em> <em> </em><sub>(4)</sub></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana yang dikatakan Kaab bin Maalik <em>radhiallahu ‘anhu</em>,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">قَالَ: فَبَيْنَا أَنَا أَمْشِي بِسُوْقِ المْدِيْنَةِ، إِذْا نَبَطِيٌ<em> </em><sub>(5)</sub> مِنْ أِنْبَاطِ أَهْلِ الشَّامِ، مِمَنْ قَدِمَ بِالطَّعَامِ يَبِيْعَهُ بِالْمَدِيْنَةِ، يَقُوْلُ: مَنْ يَدُلُّ عَلَى كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ، فَطَفِقَ النَّاسُ يُشِيْرُوْنَ لَهُ، حَتَى إِذَا جَاءَنِي دَفَعَ إِلَيَّ كِتَابَا مِنْ مَلِكِ غَسَانَ، فَإِذَا فِيْهِ: أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّهُ قَدْ بَلَغَنِي أَنّ َصَاحِبَكَ قَدْ جَفَاكَ، وَلَمْ يَجْعَلْكَ الله بِدَارِ هَوَانٍ وَلا مُضِيْعَةٍ، فَالْحَقْ بِنَا نُوَاسِكَ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">“Ketika aku berjalan-jalan di pasar Madinah, seketika itu ada seorang petani dari petani-petani penduduk Syam yang datang membawa makanan untuk dijual di pasar Madinah berkata:” siapa yang dapat menunjukkan Kaab bin Malik?”lalu orang-orang langsung menunjukannya sampai dia menemuiku dan menyerahkan kepadaku surat dari raja Ghossaan, dan aku seorang yang dapat menulis, lalu aku membacanya, dan isinya: amma ba’du, sesungguhnya telah sampai kepadaku berita bahwa pemimpinmu telah berpaling meninggalkanmu dan sesungguhnya Allah tidaklah menjadikan bagimu tempat yang hina dan kesia-siaan, maka bergabunglah kepada kami, kami akan menyenangkanmu.”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Para musuh islam selalu mengintai kapan penyakit cinta harta menyebar dan merebak dikalangan kaum muslimin.<br />
Ketika fitnah harta ini menyerang kaum muslimin dan terus mendesak setelah penaklukan negeri-negeri yang merupakan kemenangan din islam. Dengannya Allah mengangkat menara syariat dan meninggikan tiang aqidahnya ditambah dengan adanya harta yang berlimpah yang pernah dimiliki negara-negara besar waktu itu. Maka tidak sedikit dari tokoh sahabat dan tabi’in serta para ulama yang shalih yang tidak berhenti mengingatkan dan memperingatkan kaum muslimin dari bahaya yang akan menimpa mereka. Mereka menjelaska jalan yang lurus yang wajib dijalani dengan kesabaran dan mengingatkan mereka dengan kehidupan Rasuullah dan orang yang beriman bersama beliau dan setelah beliau, dalam rangka mengingatkan umat ini dari harta dan fitnahnya. Orang pertama yang mengingatkan hal ini tentunya Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">إِذَا فُتِحَتْ عَلَيْكُمْ فَارِسُ وَالرُّومُ أَيُّ قَوْمٍ أَنْتُمْ قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ نَقُولُ كَمَا أَمَرَنَا اللَّهُ قَالَ أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ تَتَنَافَسُونَ ثُمَّ تَتَحَاسَدُونَ ثُمَّ تَتَدَابَرُونَ ثُمَّ تَتَبَاغَضُونَ أَوْ نَحْوَ ذَلِكَ ثُمَّ تَنْطَلِقُونَ فِي مَسَاكِينِ الْمُهَاجِرِينَ فَتَجْعَلُونَ بَعْضَهُمْ عَلَى رِقَابِ بَعْضٍ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">“Jika telah ditaklukan untuk kalian negara parsi dan rumawi, kaum apakah kalian? Berkata Abdurrahman bin Auf:” kami melakukan apa yang Allah perintahkan <em> </em><sub>(6)</sub>, beliau berkata:” tidak seperti itu, kalian akan berlomba-lomba kemudian saling berhasad, kemudian saling membenci lalu saling bermusuhan, kemudian kalian berangkat ke tempat-tempat tinggal kaum muhajirin dan kalian menjadikan sebagian mereka membunuh sebagian yang lain.”<em> </em><sub>(7)</sub></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu ketika ditaklukkan gudang harta kisra (raja parsi) Umar bin Khathab <em>radhiallahu ‘anhu</em> menangis dan berkata,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">إِنَّ هَذَا لَمْ يَفْتَحْ عَلَى قَوْمٍ قَطْ إِلا جَعَلَ الله ِبَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">“Sesungguhnya ini tidak dibukakan bagi satu kaum kecuali Allah menjadikan diantara mereka peperangan.”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian harta menjadi salah satu syahwat terbesar yang Allah berikan kepada kita.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: blue; text-align: justify;"><strong>Harta Antara Nikmat dan Bencana</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Memang harta adalah salah satu syahwat terbesar yang dimiliki manusia, namun juga menjadi salah satu sebab mendekatkan diri kepada Allah. Harta menjadi tiang kehidupan seseorang. Ketika ia berusaha mendapatkan harta yang halal untuk membeli rumah, menikah dan memiliki anak yang solih serta berbahagia dengan keluarga dan hartanya, maka hal ini adalah amalan yang disyariatkan. Mukmin yang kuat lebih baik dari yang lemah, seperti sabda Rasulullah <em>shallalahu ‘alaihi wa sallam</em>:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ ـ لكن النبي عليه الصلاة والسلام رفيق قال : وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ . رواه مسلم عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian ada anjuran menjadi hartawan apabila cara mendapatkannya sesuai dengan ajaran islam, sebab harta adalah kekuatan dalam pengertian kesempatan yang diberikan kepada hartawan dalam amal shalih tidak terbatas dan terhitung. Dengan hartanya ia bisa menikahkan para pemuda, mengobati orang sakit, menyantuni para janda dan memberi makan anak yatim dan orang miskin dan lain-lainnya. Oleh karena itu Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> menjadikan mukmin yang kaya dekat dari derajat alim yang beramal dengan ilmunya, dalam sabda beliau:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">لا حَسَدَ إِلاّ في اثْنَتَيْنِ : رَجلٌ آتَاهُ الله مَالاً فَهُوَ يُنْفِقُ منهُ آنَاءَ اللّيْلِ و آنَاءَ النّهَارِ ، وَرَجُلٌ آتَاهُ الله القُرْآنَ فَهُوَ يَقُومُ بِهِ آنَاءَ اللّيْلِ وَ آنَاءَ النّهَار . متفق عليه</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>“Demikianlah harta dapat menjadi sebab seornag masuk syurga, namun juga bisa membuat seorang terbang terjerumus ke dalam neraka jahannam.”</em></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ternyata harta itu bisa menjadi nikmat bila dikeluarkan dan digunakan untuk ketaatan kepada Allah dan akan menjadi bencana bila digunakan untuk keburukan. Hal ini tergantung kepada dari mana mendapatkannya dan bagaimana mengeluarkannya. Oleh karena itu, manusia akan ditanya dihari kiamat tentang hartanya dimana ia mendapatkannya dan kemana ia infakkan.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Penulis: <a href="http://ustadzkholid.com/">Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.</a></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Artikel <a href="http://muslim.or.id/">www.muslim.or.id</a></div>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-40828811078169780162010-05-21T07:29:00.002+07:002010-05-21T07:29:00.096+07:00Kemewahan tidak dapat menjamin kebahagiaan<div style="text-align: justify;">Setiap orang pasti menginginkan hidup bahagia. Namun banyak orang yang menempuh jalan yang salah dan keliru. Sebagian menyangka bahwa kebahagiaan adalah dengan memiliki mobil mewah, Handphone sekelas <em>Blackberry</em>, memiliki rumah real estate, dapat melakukan tur wisata ke luar negeri, dan lain sebagainya. Mereka menyangka bahwa inilah yang dinamakan hidup bahagia. Namun apakah betul seperti itu? Simak tulisan berikut ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div> </div><div style="color: blue; text-align: justify;"><strong>Kebahagiaan untuk Orang yang Beriman dan Beramal Sholeh</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>Saudaraku</em> … Orang yang beriman dan beramal sholeh, merekalah yang sebenarnya merasakan manisnya kehidupan dan kebahagiaan karena hatinya yang selalu tenang, berbeda dengan orang-orang yang lalai dari Allah yang selalu merasa gelisah. Walaupun mungkin engkau melihat kehidupan mereka begitu sederhana, bahkan sangat kekurangan harta. Namun jika engkau melihat jauh, engkau akan mengetahui bahwa merekalah orang-orang yang paling berbahagia. Perhatikan seksama firman-firman Allah Ta’ala berikut.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Allah Ta’ala berfirman,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">“<em>Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik</em>.” (QS. An Nahl: 97). Ini adalah balasan bagi orang mukmin di dunia, yaitu akan mendapatkan kehidupan yang baik.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">“<em>Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan</em>.” (QS. An Nahl: 97). Sedangkan dalam ayat ini adalah balasan di akhirat, yakni alam barzakh.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Begitu pula Allah Ta’ala berfirman,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَلَأَجْرُ الْآَخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">“<em>Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui.</em>” (QS. An Nahl: 41)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">“<em>Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya.</em>” (QS. Huud: 3). Kedua ayat ini menjelaskan balasan di akhirat bagi orang yang beriman dan beramal sholeh.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Begitu pula Allah Ta’ala berfirman,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">“<em>Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas</em>.” (QS. Az Zumar: 10)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Inilah empat tempat dalam Al Qur’an yang menjelaskan balasan bagi orang yang beriman dan beramal sholeh. Ada dua balasan yang mereka peroleh yaitu balasan di dunia dan balasan di akhirat. Itulah dua kebahagiaan yang nantinya mereka peroleh. Ini menunjukkan bahwa mereka lah orang yang akan berbahagia di dunia dan akhirat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: blue; text-align: justify;"><strong>Salah Satu Bukti</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Seringkali kita mendengar nama Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Namanya begitu harum di tengah-tengah kaum muslimin karena pengaruh beliau dan karyanya begitu banyak di tengah-tengah umat ini. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, nama aslinya adalah Ahmad bin Abdul Halim bin Abdus Salam bin Abdullah bin Muhammad bin Al Khodr bin Muhammad bin Al Khodr bin Ali bin Abdullah bin Taimiyyah Al Haroni Ad Dimasqi. Nama Kunyah beliau adalah Abul ‘Abbas.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Berikut adalah cerita dari murid beliau Ibnul Qayyim mengenai keadaannya yang penuh kesusahan, begitu juga keadaan yang penuh kesengsaraan di dalam penjara. Namun di balik itu, beliau termasuk orang yang paling berbahagia.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">“Allah Ta’ala pasti tahu bahwa aku tidak pernah melihat seorang pun yang lebih bahagia hidupnya daripada beliau, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Padahal kondisi kehidupan beliau sangat susah, jauh dari kemewahan dan kesenangan duniawi, bahkan sangat memprihatinkan. Ditambah lagi dengan siksaan dan penderitaan yang beliau alami di jalan Allah Ta’ala, yaitu berupa siksaan dalam penjara, ancaman dan penindasan dari musuh-musuh beliau. Namun bersamaan dengan itu semua, aku dapati bahwa beliau adalah termasuk orang yang paling bahagia hidupnya, paling lapang dadanya, paling tegar hatinya dan paling tenang jiwanya. Terpancar pada wajah beliau sinar kenikmatan hidup yang beliau rasakan. Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan kesempitan hidup, <span style="text-decoration: underline;">kami segera mendatangi beliau untuk meminta nasehat, maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau, serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang</span>”.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pun sering mengatakan berulang kali pada Ibnul Qoyyim, “Apa yang dilakukan oleh musuh-musuhku terhadapku? Sesungguhnya keindahan surga dan tamannya ada di hatiku.”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Begitu pula Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah mengatakan tatkala beliau berada di dalam penjara, padahal di dalamnya penuh dengan kesulitan, namun beliau masih mengatakan, “Seandainya benteng ini dipenuhi dengan emas, tidak ada yang bisa menandingi kenikmatanku berada di sini.”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah juga pernah mengatakan, “Sebenarnya orang yang dikatakan dipenjara adalah orang yang hatinya tertutup dari mengenal Allah ‘azza wa jalla. Sedangkan orang yang ditawan adalah orang yang masih terus menuruti (menawan) hawa nafsunya (pada kesesatan). ”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Bahkan dalam penjara pun, Syaikhul Islam masih sering memperbanyak do’a agar dapat banyak bersyukur pada Allah, yaitu do’a: <em>Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik</em> (Ya Allah, aku meminta pertolongan agar dapat berdzikir, bersyukur dan beribadah dengan baik pada-Mu). Masih sempat di saat sujud, beliau mengucapkan do’a ini. Padahal beliau sedang dalam belenggu, namun itulah kebahagiaan yang beliau rasakan.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Tatkala beliau masuk dalam sel penjara, hingga berada di balik dinding, beliau mengatakan,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">“<em>Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.</em>” (QS. Al Hadid: 13)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Itulah kenikmatan yang dirasakan oleh orang yang memiliki keimanan yang kokoh. Kenikmatan seperti ini tidaklah pernah dirasakan oleh para raja dan juga pangeran.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Para salaf mengatakan,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">لَوْ يَعْلَمُ المُلُوْكُ وَأَبْنَاءُ المُلُوْكِ مَا نَحْنُ فِيْهِ لَجَلِدُوْنَا عَلَيْهِ بِالسُّيُوْفِ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">“<em>Seandainya para raja dan pangeran itu mengetahui kenikmatan yang ada di hati kami ini, tentu mereka akan menyiksa kami dengan pedang</em>.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: blue; text-align: justify;"><strong>Mendapatkan Surga Dunia</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “<em>Di dunia itu terdapat surga. Barangsiapa yang tidak memasukinya, maka dia tidak akan memperoleh surga akhirat</em>.”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa surga dunia adalah mencintai Allah, mengenal Allah, senantiasa mengingat-Nya, merasa tenang dan thuma’ninah ketika bermunajat pada-Nya, menjadikan kecintaan hakiki hanya untuk-Nya, memiliki rasa takut dan dibarengi rasa harap kepada-Nya, senantiasa bertawakkal pada-Nya dan menyerahkan segala urusan hanya pada-Nya.</em></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Inilah surga dunia yang dirindukan oleh para pecinta surga akhirat.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Itulah saudaraku surga yang seharusnya engkau raih, dengan meraih kecintaan Allah, senantiasa berharap pada-Nya, serta dibarengi dengan rasa takut, juga selalu menyandarkan segala urusan hanya kepada-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: blue; text-align: justify;"><strong>Penutup</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Inti dari ini semua adalah letak kebahagiaan bukanlah dengan memiliki istana yang megah, mobil yang mewah, harta yang melimpah. Namun letak kebahagiaan adalah di dalam hati, yaitu <span style="text-decoration: underline;">hati yang memiliki keimanan, yang selalu merasa cukup dan selalu bersandar pada Allah Ta’ala</span>.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">“<em>Yang namanya kaya (ghina’) bukanlah dengan banyaknya harta (atau banyaknya kemewahan dunia). Namun yang namanya ghina’ adalah hati yang selalu merasa cukup.</em>” (HR. Bukhari dan Muslim)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Semoga Allah memberi petunjuk kepada kita dan memberikan kita surga dunia yaitu dengan memiliki hati yang selalu bersandar pada-Nya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Hati yang selalu merasa cukup itulah yang lebih utama dari harta yang begitu melimpah.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.</em><br />
<strong></strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><strong>Sumber rujukan</strong>: <em>Shahih Al Wabilush Shoyyib</em>, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, hl. 91-96, Dar Ibnul Jauzi</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Penulis: <a href="http://rumaysho.com/">Muhammad Abduh Tuasikal</a></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Artikel <a href="http://muslim.or.id/">www.muslim.or.id</a></div>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-52712233707651392222010-05-19T10:26:00.001+07:002010-05-19T10:26:00.253+07:00Makna cinta dalam Al Qur'an<b>1. Cinta mawaddah </b>adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan "nggemesi". Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia<br />
ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.<br />
<b><br />
</b><br />
<div style="text-align: justify;"><b>2. Cinta rahmah </b>adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur'an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.</div><br />
<div style="text-align: justify;"><b>3. Cinta mail, </b>adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur'an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.</div><br />
<div style="text-align: justify;"><b>4. Cinta syaghaf </b>Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur'an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>5. Cinta ra'fah,</b> yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur'an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).</div><br />
<div style="text-align: justify;"><b>6. Cinta shobwah,</b> yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur'an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)</div><br />
<div style="text-align: justify;"><b>7. Cinta syauq (rindu) </b>Bagian ini bukan dari al Qur'an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur'an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma'tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as'aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa'ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi.</div><br />
<div style="text-align: justify;"><b>8. Cinta kulfah.</b> yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur'an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)</div><br />
Salam Cinta yg bukan cinta biasa.<br />
CINTA itu dinamis...sehingga sering disebut dengan dinamika kehidupan...<br />
Dapat dilihat dari contoh-contoh di atas, betapa dinamisnya cinta...<br />
setiap orang memiliki masing-masing makna cinta...<br />
dan semua itu tidak ada yang mampu menyalahkan makna-makna dari cinta tersebut..<br />
karena memang cinta itu suci...CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-62333554844865704222010-05-19T09:52:00.000+07:002010-05-12T11:53:40.702+07:00Memahami Ayat-ayat Allah dengan akal sehat<div style="text-align: justify;">Dan katakanlah: Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Rabbmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Nahl, 27:93)<br />
<br />
Masyarakat zaman sekarang memperlakukan Al-Qur'an sama sekali berbeda dengan tujuan yang sebenarnya dari diturunkannya Al-Qur'an. Secara umum, di dunia Islam sedikit sekali orang yang mengetahui isi Al-Qur'an.<br />
<br />
Sebagian di antara mereka seringkali menggantukan Al-Qur'an yang dibungkus dengan sampul yang bagus pada dinding rumah mereka dan orang-orang tua sesekali membacanya. Mereka beranggapan bahwa Al-Qur'an melindungi orang yang membacanya dari "kemalangan dan kesengsaraan". Dengan kepercayaan ini mereka memperlakukan Al-Qur'an seperti halnya jimat penangkal sial.<br />
<br />
Namun ayat-ayat Al-Qur'an menyatakan bahwa tujuan diwahyukannya Al-Qur'an sama sekali berbeda dengan apa yang tersebut di atas. Sebagai contoh, dalam surat Ibrahim ayat 52 Allah menyatakan: "(Al-Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Ilah Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran". Di banyak ayat yang lain Allah menegaskan bahwa salah satu tujuan paling utama diturunkannya Al-Qur'an adalah untuk mengajak manusia berpikir dan merenung.<br />
<br />
Dalam Al-Qur'an Allah mengajak manusia untuk tidak mengikuti secara buta kepada kepercayaan dan norma-norma yang diajarkan masyarakat. Akan tetapi memikirkannya dengan terlebih dahulu menghilangkan segala prasangka, hal-hal yang tabu dan yang mengikat pikiran mereka.<br />
<br />
Manusia harus memikirkan bagaimana ia menjadi ada, apa tujuan hidupnya, mengapa ia suatu saat akan mati dan apa yang terjadi setelah kematian. Ia hendaknya mempertanyakan bagaimana dirinya dan seluruh alam semesta menjadi ada dan bagaimana keduanya tersu-menerus ada. Ketika melakukan hal ini, ia harus membebaskan dirinya dari segala ikatan dan prasangka.<br />
<br />
Dengan berpikir menggunakan akal dan nurani yang terbebaskan dari segala ikatan sosial, ideologis dan psikologis; seseorang pada akhirnya akan merasakan bahwa seluruh alam semesta termasuk dirinya telah diciptakan oleh sebuah kekuatan Yang Maha Tinggi. Bahkan ketika ia mengamati tubuhnya sendiri atau segala sesuatu di alam ia akan melihat adanya keserasian, perencanaan dan kebijaksanaan dalam perancangannya.<br />
<br />
Al-Qur'an memberikan petunjuk kepada manusia dalam masalah ini. Dalam Al-Qur'an Allah memberitahu kepada kita apa yang hendaknya kita renungkan dan amati. Dengan cara perenungan yang diajarkan dalam Al-Qur'an, seseorang yang memiliki keimanan kepada Allah akan merasakan secara lebih baik kesempurnaan, hikmah abadi, ilmu dan kekuasaan Allah dalam ciptaan-Nya. Ketika orang yang beriman mulai berpikir menurut cara yang diajarkan Al-Qur'an, ia segera menyadari bahwa keseluruhan alam semesta adalah sebuah isyarat karya seni dan kekuasaan Allah, dan bahwa "alam semesta adalah sebuah hasil kreasi seni, dan bukan pencipta kreasi seni itu sendiri." Setiap karya seni memperlihatkan keahlian yang khas dan unik serta menunjukkan pesan-pesan dari sang pembuatnya.<br />
<br />
Dalam Al-Qur'an, manusia diseru untuk merenungi berbagai kejadian dan benda-benda alam yang dengan jelas menunjukkan kepada keberadaan dan ke-Esaan Allah beserta Sifat-sifat-Nya. Di dalam Al-Qur'an segala sesuatu yang menunjukkan kepada suatu kesaksian (adanya sesuatu yang lain) disebut sebagai "ayat-ayat", yang berarti "bukti yang telah teruji (kebenarannya), pengetahuan mutlak dan pernyataan kebenaran." Jadi ayat-ayat Allah terdiri atas segala sesuatu di alam semesta yang memperlihatkan dan mengkomunikasikan keberadaan dan sifat-sifat Allah. Mereka yang dapat mengamati dan senantiasa ingat akan hal ini akan memahami bahwa seluruh jagad raya hanya tersusun atas ayat-ayat Allah.<br />
<br />
Sungguh, adalah kewajiban bagi manusia untuk dapat melihat ayat-ayat Allah…Dengan demikian orang tersebut akan mengenal Sang Pencipta yang menciptakannya dan segala sesuatu yang lain, menjadi lebih dekat kepada-Nya, menemukan arti keberadaan dan kehidupannya, dan menjadi orang yang beruntung (dunia dan akhirat).<br />
<br />
Buku ini tidak akan pernah mampu memuat keseluruhan ayat-ayat Allah yang tak terhitung jumlahnya, tidak juga buku karya yang lain. Segala sesuatu, nafas manusia, perkembangan politik dan sosial, keserasian kosmik di alam semesta, atom yang merupakan materi terkecil, semuanya adalah ayat-ayat Allah, dan semuanya berjalan di bawah kendali dan pengetahuan-Nya, mentaati hukum-hukum-Nya. Menemukan dan mengenal ayat-ayat Allah memerlukan kerja keras individu. Setiap orang akan menemukan dan memahami ayat-ayat Allah sesuai dengan tingkat pemahaman dan nalarnya masing-masing.<br />
<br />
Tidak diragukan, sejumlah petunjuk mungkin akan membantu. Pertama-tama, seseorang dapat mempelajari subyek-subyek tertentu yang ditekankan dalam Al-Qur'an dalam rangka memperoleh mentalitas berpikir yang memungkinkannya untuk dapat merasakan seluruh alam semesta sebagai penjelmaan dari segala sesuatu ciptaan Allah.<br />
<br />
Buku ini ditulis untuk mengetengahkan beberapa masalah yang kita diperintahkan agar merenungkannya dalam Al-Qur'an. Ayat-ayat Allah di alam semesta ditegaskan dalam surat An-Nahl ayat 10-17:<br />
<br />
<i>10) Dia-lah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya menyuburkan tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.</i><br />
<br />
<i>11) Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.</i><br />
<br />
<i>12) Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya),</i><br />
<br />
<i>13) dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.</i><br />
<br />
<i>14) Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.</i><br />
<br />
<i>15) Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,</i><br />
<i>16) dan Dia ciptakan) tanda-tanda (penujuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.</i><br />
<br />
<i>17) Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?</i><br />
<br />
Di dalam Al-Qur'an, Allah mengajak orang-orang yang berakal agar memikirkan hal-hal yang biasa diabaikan orang lain, atau yang biasa dikatakan sebagai hasil "evolusi", "kebetulan", atau "keajaiban alam" belaka.<br />
<i><br />
</i><br />
<i>190) Sesungguhnya dalam penciptaan langit langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191) (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Aali 'Imraan, 3:191)</i><br />
<br />
Sebagaimana kita lihat dalam ayat tersebut, orang-orang yang berakal melihat ayat-ayat Allah dan berusaha untuk memahami ilmu, kekuasaan dan kreasi seni-Nya yang tak terhingga dengan mengingat dan merenungkan hal-hal tersebut, sebab ilmu Allah tak terbatas, dan ciptaan-Nya sempurna tanpa cacat.<br />
<br />
Bagi orang yang berakal, segala sesuatu di sekeliling mereka adalah tanda-tanda penciptaan oleh Allah…<br />
<br />
<br />
Sumber : www.harunyahya.com </div>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-30903215948111033782010-05-19T07:43:00.000+07:002010-05-12T11:44:09.872+07:00Memahami Ayat Allah lewat Alam Semesta<div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"></span><span style="font-size: small;">Dalam Alqur'an dinyatakan bahwa orang yang tidak beriman adalah mereka yang tidak mengenali atau tidak menaruh kepedulian akan ayat atau tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah di alam semesta ciptaan-Nya.</span><span style="font-size: small;"> </span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Sebaliknya, ciri menonjol pada orang yang beriman adalah kemampuan memahami tanda-tanda dan bukti-bukti kekuasaan sang Pencipta tersebut. Ia mengetahui bahwa semua ini diciptakan tidak dengan sia-sia, dan ia mampu memahami kekuasaan dan kesempurnaan ciptaan Allah di segala penjuru manapun. Pemahaman ini pada akhirnya menghantarkannya pada penyerahan diri, ketundukan dan rasa takut kepada-Nya. Ia adalah termasuk golongan yang berakal, yaitu <b>"</b></span><span style="font-size: small;"><b> </b></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>…orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):</b> <b>"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."</b> (QS. Aali 'Imraan, 3:190-191)</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> </span>Di banyak ayat dalam Alqur'an, pernyataan seperti, "Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?", "terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang-orang yang berakal," memberikan penegasan tentang pentingnya memikirkan secara mendalam tentang tanda-tanda kekuasaan Allah. Allah telah menciptakan beragam ciptaan yang tak terhitung jumlahnya untuk direnungkan. Segala sesuatu yang kita saksikan dan rasakan di langit, di bumi dan segala sesuatu di antara keduanya adalah perwujudan dari kesempurnaan penciptaan oleh Allah, dan oleh karenanya menjadi bahan yang patut untuk direnungkan. Satu ayat berikut memberikan contoh akan nikmat Allah ini:</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.</b> (QS. An-Nahl, 16:11)</span><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;"> </span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Marilah kita berpikir sejenak tentang satu saja dari beberapa ciptaan Allah yang disebutkan dalam ayat di atas, yakni kurma. Sebagaimana diketahui, pohon kurma tumbuh dari sebutir biji di dalam tanah. Berawal dari biji mungil ini, yang berukuran kurang dari satu sentimeter kubik, muncul sebuah pohon besar berukuran panjang 4-5 meter dengan berat ratusan kilogram. Satu-satunya sumber bahan baku yang dapat digunakan oleh biji ini ketika tumbuh dan berkembang membentuk wujud pohon besar ini adalah tanah tempat biji tersebut berada.</span><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;"> </span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bagaimanakah sebutir biji mengetahui cara membentuk sebatang pohon? Bagaimana ia dapat berpikir untuk menguraikan dan memanfaatkan zat-zat di dalam tanah yang diperlukan untuk pembentukan kayu? Bagaimana ia dapat memperkirakan bentuk dan struktur yang diperlukan dalam membentuk pohon? Pertanyaan yang terakhir ini sangatlah penting, sebab pohon yang pada akhirnya muncul dari biji tersebut bukanlah sekedar kayu gelondongan. Ia adalah makhluk hidup yang kompleks yang memiliki akar untuk menyerap zat-zat dari dalam tanah. Akar ini memiliki pembuluh yang mengangkut zat-zat ini dan yang memiliki cabang-cabang yang tersusun rapi sempurna.</span><span style="font-size: small;"> </span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Seorang manusia akan mengalami kesulitan hanya untuk sekedar menggambar sebatang pohon. Sebaliknya sebutir biji yang tampak </span><span style="font-size: small;">sederhana ini mampu membuat wujud yang sungguh sangat kompleks hanya dengan menggunakan zat-zat yang ada di dalam tanah. Pengkajian ini menyimpulkan bahwa sebutir biji ternyata sangatlah cerdas dan pintar, bahkan lebih jenius daripada kita. Atau untuk lebih tepatnya, terdapat kecerdasan mengagumkan dalam apa yang dilakukan oleh biji. Namun, apakah sumber kecerdasan tersebut? </span><span style="font-size: small;">Mungkinkah sebutir biji memiliki kecerdasan dan daya ingat yang luar biasa?</span><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;"> </span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tak diragukan lagi, pertanyaan ini memiliki satu jawaban: biji tersebut telah diciptakan oleh Dzat yang memiliki kemampuan membuat sebatang pohon. Dengan kata lain biji tersebut telah diprogram sejak awal keberadaannya. Semua biji-bijian di muka bumi ini ada dalam pengetahuan Allah dan tumbuh berkembang karena Ilmu-Nya yang tak terbatas. Dalam sebuah ayat disebutkan: </span> <span style="font-size: small;"><b></b></span><span style="font-size: small;"><b> </b></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkah tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).</b> (QS. Al-An'aam, 6:59).</span><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;"> </span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dialah Allah yang menciptakan biji-bijian dan menumbuhkannya sebagai tumbuh-tumbuhan baru. Dalam ayat lain Allah menyatakan:</span><span style="font-size: small;"><b> </b></span><span style="font-size: small;"><b> </b></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? </b>(QS. Al-An'aam, 6:95)</span><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;"> </span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Biji hanyalah satu dari banyak tanda-tanda kekuasaan Allah yang diciptakan-Nya di alam semesta. Ketika manusia mulai berpikir tidak hanya menggunakan akal, akan tetapi juga dengan hati mereka, dan kemudian bertanya pada diri mereka sendiri pertanyaan "mengapa" dan "bagaimana", maka mereka akan sampai pada pemahaman bahwa seluruh alam semesta ini adalah bukti keberadaan dan kekuasaan Allah SWT.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><blockquote style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></blockquote></div><div style="text-align: justify;"></div><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: small;">Sumber : www.harunyahyacom </span><br />
<div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><blockquote style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></blockquote></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><blockquote style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></blockquote></div><div style="text-align: justify;"></div>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-58997082140664629532010-05-19T07:37:00.002+07:002010-05-19T07:37:00.532+07:00Mengenal Allah ( Bagian I )<span class="fnu">Tak kenal maka tak sayang, demikian bunyi pepatah. Banyak orang mengaku mengenal Allah, tapi mereka tidak cinta kepada Allah. Buktinya, mereka banyak melanggar perintah dan larangan Allah. Sebabnya, ternyata mereka tidak mengenal Allah dengan sebenarnya. <br />
<br />
Sekilas, membahas persoalan bagaimana mengenal Allah bukan sesuatu yang asing. Bahkan mungkin ada yang mengatakan untuk apa hal yang demikian itu dibahas? Bukankah kita semua telah mengetahui dan mengenal pencipta kita? Bukankah kita telah mengakui itu semua? <br />
<br />
Kalau mengenal Allah sebatas di masjid, di majelis dzikir, atau di majelis ilmu atau mengenal-Nya ketika tersandung batu, ketika mendengar kematian, atau ketika mendapatkan musibah dan mendapatkan kesenangan, barangkali akan terlontar pertanyaan demikian. <br />
<br />
Yang dimaksud dalam pembahasan ini yaitu mengenal Allah yang akan membuahkan rasa takut kepada-Nya, tawakal, berharap, menggantungkan diri, dan ketundukan hanya kepada-Nya. Sehingga kita bisa mewujudkan segala bentuk ketaatan dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh-Nya. Yang akan menenteramkan hati ketika orang-orang mengalami gundah-gulana dalam hidup, mendapatkan rasa aman ketika orang-orang dirundung rasa takut dan akan berani menghadapi segala macam problema hidup. <br />
<br />
Faktanya, banyak yang mengaku mengenal Allah tetapi mereka selalu bermaksiat kepada-Nya siang dan malam. Lalu apa manfaat kita mengenal Allah kalau keadaannya demikian? Dan apa artinya kita mengenal Allah sementara kita melanggar perintah dan larangan-Nya? <br />
<br />
Maka dari itu mari kita menyimak pembahasan tentang masalah ini, agar kita mengerti hakikat mengenal Allah dan bisa memetik buahnya dalam wujud amal. <br />
<br />
Mengenal Allah ada empat cara yaitu mengenal wujud Allah, mengenal Rububiyah Allah, mengenal Uluhiyah Allah, dan mengenal Nama-nama dan Sifat-sifat Allah. <br />
<br />
Keempat cara ini telah disebutkan Allah di dalam Al Qur’an dan di dalam As Sunnah baik global maupun terperinci. <br />
<br />
Ibnul Qoyyim dalam kitab <b>Al Fawaid hal 29</b>, mengatakan: “Allah mengajak hamba-Nya untuk mengenal diri-Nya di dalam Al Qur’an dengan dua cara yaitu pertama, melihat segala perbuatan Allah dan yang kedua, melihat dan merenungi serta menggali tanda-tanda kebesaran Allah seperti dalam firman-Nya: <i>“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam terdapat (tanda-tanda kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memiliki akal.”</i> (QS. Ali Imran: 190) <br />
<br />
Juga dalam firman-Nya yang lain: <i>“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang, serta bahtera yang berjalan di lautan yang bermanfaat bagi manusia.”</i> (QS. Al Baqarah: 164) <br />
<br />
<b>Mengenal Wujud Allah.</b> <br />
<br />
Yaitu beriman bahwa Allah itu ada. Dan adanya Allah telah diakui oleh fitrah, akal, panca indera manusia, dan ditetapkan pula oleh syari’at. <br />
<br />
Ketika seseorang melihat makhluk ciptaan Allah yang berbeda-beda bentuk, warna, jenis dan sebagainya, akal akan menyimpulkan adanya semuanya itu tentu ada yang mengadakannya dan tidak mungkin ada dengan sendirinya. Dan panca indera kita mengakui adanya Allah di mana kita melihat ada orang yang berdoa, menyeru Allah dan meminta sesuatu, lalu Allah mengabulkannya. Adapun tentang pengakuan fitrah telah disebutkan oleh Allah di dalam Al Qur’an: <i>“Dan ingatlah ketika Tuhanmu menurunkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman ): ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu’ Mereka menjawab: ‘(Betul Engkau Tuhan kami) kami mempersaksikannya (Kami lakukan yang demikian itu) agar kalian pada hari kiamat tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya kami bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan-Mu) atau agar kamu tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu sedangkan kami ini adalah anak-anak keturunan yang datang setelah mereka.’.”</i> (QS. Al A’raf: 172-173) <br />
<br />
Ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas bahwa fitrah seseorang mengakui adanya Allah dan juga menunjukkan, bahwa manusia dengan fitrahnya mengenal Rabbnya. Adapun bukti syari’at, kita menyakini bahwa syari’at Allah yang dibawa para Rasul yang mengandung maslahat bagi seluruh makhluk, menunjukkan bahwa syari’at itu datang dari sisi Dzat yang Maha Bijaksana. <b>(Lihat Syarah Aqidah Al Wasithiyyah Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin hal 41-45)</b> <br />
<br />
<b>Mengenal Rububiyah Allah</b> <br />
Rububiyah Allah adalah mengesakan Allah dalam tiga perkara yaitu penciptaan-Nya, kekuasaan-Nya, dan pengaturan-Nya. <b>(Lihat Syarah Aqidah Al Wasithiyyah Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin hal 14)</b> <br />
<br />
Maknanya, menyakini bahwa Allah adalah Dzat yang menciptakan, menghidupkan, mematikan, memberi rizki, mendatangkan segala mamfaat dan menolak segala mudharat. Dzat yang mengawasi, mengatur, penguasa, pemilik hukum dan selainnya dari segala sesuatu yang menunjukkan kekuasaan tunggal bagi Allah. <br />
<br />
Dari sini, seorang mukmin harus meyakini bahwa tidak ada seorangpun yang menandingi Allah dalam hal ini. Allah mengatakan: <i>“’Katakanlah!’ Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya sgala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.” </i>(QS. Al Ikhlash: 1-4) <br />
<br />
Maka ketika seseorang meyakini bahwa selain Allah ada yang memiliki kemampuan untuk melakukan seperti di atas, berarti orang tersebut telah mendzalimi Allah dan menyekutukan-Nya dengan selain-Nya. <br />
<br />
Dalam masalah rububiyah Allah sebagian orang kafir jahiliyah tidak mengingkarinya sedikitpun dan mereka meyakini bahwa yang mampu melakukan demikian hanyalah Allah semata. Mereka tidak menyakini bahwa apa yang selama ini mereka sembah dan agungkan mampu melakukan hal yang demikian itu. Lalu apa tujuan mereka menyembah Tuhan yang banyak itu? Apakah mereka tidak mengetahui jikalau ‘tuhan-tuhan’ mereka itu tidak bisa berbuat apa-apa? Dan apa yang mereka inginkan dari sesembahan itu? <br />
<br />
Allah telah menceritakan di dalam Al Qur’an bahwa mereka memiliki dua tujuan. Pertama, mendekatkan diri mereka kepada Allah dengan sedekat-dekatnya sebagaimana firman Allah: <br />
<br />
<i> “Dan orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai penolong (mereka mengatakan): ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami di sisi Allah dengan sedekat-dekatnya’.”</i> (Az Zumar: 3 ) <br />
<br />
Kedua, agar mereka memberikan syafa’at (pembelaan ) di sisi Allah. Allah berfirman: <br />
<br />
<i> “Dan mereka menyembah selain Allah dari apa-apa yang tidak bisa memberikan mudharat dan manfaat bagi mereka dan mereka berkata: ‘Mereka (sesembahan itu) adalah yang memberi syafa’at kami di sisi Allah’.”</i> (<b>QS. Yunus: 18</b>, Lihat <b>kitab Kasyfusy Syubuhat karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab</b>) <br />
<br />
Keyakinan sebagian orang kafir terhadap tauhid rububiyah Allah telah dijelaskan Allah dalam beberapa firman-Nya: <br />
<i> “Kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang menciptakan mereka? Mereka akan menjawab Allah.”</i> (QS. Az Zukhruf: 87) <br />
<i> “Dan kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang menciptakan langit dan bumi dan yang menundukkan matahari dan bulan? Mereka akan mengatakan Allah.”</i> (QS. Al Ankabut: 61) <br />
<i> “Dan kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan bumi setelah matinya? Mereka akan menjawab Allah.”</i> (QS. Al Ankabut: 63) <br />
<br />
Demikianlah Allah menjelaskan tentang keyakinan mereka terhadap tauhid Rububiyah Allah. Keyakinan mereka yang demikian itu tidak menyebabkan mereka masuk ke dalam Islam dan menyebabkan halalnya darah dan harta mereka sehingga Rasulullah mengumumkan peperangan melawan mereka. <br />
<br />
Makanya, jika kita melihat kenyataan yang terjadi di tengah-tengah kaum muslimin, kita sadari betapa besar kerusakan akidah yang melanda saudara-saudara kita. Banyak yang masih menyakini bahwa selain Allah, ada yang mampu menolak mudharat dan mendatangkan mamfa’at, meluluskan dalam ujian, memberikan keberhasilan dalam usaha, dan menyembuhkan penyakit. Sehingga, mereka harus berbondong-bondong meminta-minta di kuburan orang-orang shalih, atau kuburan para wali, atau di tempat-tempat keramat. <br />
<br />
Mereka harus pula mendatangi para dukun, tukang ramal, dan tukang tenung atau dengan istilah sekarang paranormal. Semua perbuatan dan keyakinan ini, merupakan keyakinan yang rusak dan bentuk kesyirikan kepada Allah. <br />
<br />
Ringkasnya, tidak ada yang bisa memberi rizki, menyembuhkan segala macam penyakit, menolak segala macam marabahaya, memberikan segala macam manfaat, membahagiakan, menyengsarakan, menjadikan seseorang miskin dan kaya, yang menghidupkan, yang mematikan, yang meluluskan seseorang dari segala macam ujian, yang menaikkan dan menurunkan pangkat dan jabatan seseorang, kecuali Allah. Semuanya ini menuntut kita agar hanya meminta kepada Allah semata dan tidak kepada selain-Nya. <br />
<br />
<b>Mengenal Uluhiyah Allah</b> <br />
Uluhiyah Allah adalah mengesakan segala bentuk peribadatan bagi Allah, seperti berdo’a, meminta, tawakal, takut, berharap, menyembelih, bernadzar, cinta, dan selainnya dari jenis-jenis ibadah yang telah diajarkan Allah dan Rasulullah <i>Shallallahu ‘Alaihi Wasallam</i>. <br />
<br />
Memperuntukkan satu jenis ibadah kepada selain Allah termasuk perbuatan dzalim yang besar di sisi-Nya yang sering diistilahkan dengan syirik kepada Allah. <br />
Allah berfirman di dalam Al Qur’an: <br />
<i> “Hanya kepada-Mu ya Allah kami menyembah dan hanya kepada-Mu ya Allah kami meminta.”</i> (QS. Al Fatihah: 5) <br />
<br />
Rasulullah <i>Shallallahu ‘Alaihi Wasallam</i> telah membimbing Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu dengan sabda beliau: <br />
<i> “Dan apabila kamu minta maka mintalah kepada Allah dan apabila kamu minta tolong maka minta tolonglah kepada Allah.”</i> (HR. Tirmidzi) <br />
<br />
Allah berfirman: <br />
<i> “Dan sembahlah Allah dan jangan kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun”</i> (QS. An Nisa: 36) <br />
<br />
Allah berfirman: <br />
<i>“Hai sekalian manusia sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa.”</i> (QS. Al Baqarah: 21) <br />
<br />
Dengan ayat-ayat dan hadits di atas, Allah dan Rasul-Nya telah jelas mengingatkan tentang tidak bolehnya seseorang untuk memberikan peribadatan sedikitpun kepada selain Allah karena semuanya itu hanyalah milik Allah semata. <br />
<br />
Rasulullah <i>Shallallahu ‘Alaihi Wasallam</i> bersabda: <i>“Allah berfirman kepada ahli neraka yang paling ringan adzabnya. ‘Kalau seandainya kamu memiliki dunia dan apa yang ada di dalamnya dan sepertinya lagi, apakah kamu akan menebus dirimu? Dia menjawab ya. Allah berfirman: ‘Sungguh Aku telah menginginkan darimu lebih rendah dari ini dan ketika kamu berada di tulang rusuknya Adam tetapi kamu enggan kecuali terus menyekutukan-Ku.”</i> ( HR. Muslim dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu ) <br />
<br />
Rasulullah <i>Shallallahu ‘Alaihi Wasallam</i> bersabda: <i>“Allah berfirman dalam hadits qudsi: “Saya tidak butuh kepada sekutu-sekutu, maka barang siapa yang melakukan satu amalan dan dia menyekutukan Aku dengan selain-Ku maka Aku akan membiarkannya dan sekutunya.”</i> (HR. Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu ) <br />
<br />
Contoh konkrit penyimpangan uluhiyah Allah di antaranya ketika seseorang mengalami musibah di mana ia berharap bisa terlepas dari musibah tersebut. Lalu orang tersebut datang ke makam seorang wali, atau kepada seorang dukun, atau ke tempat keramat atau ke tempat lainnya. Ia meminta di tempat itu agar penghuni tempat tersebut atau sang dukun, bisa melepaskannya dari musibah yang menimpanya. Ia begitu berharap dan takut jika tidak terpenuhi keinginannya. Ia pun mempersembahkan sesembelihan bahkan bernadzar, berjanji akan beri’tikaf di tempat tersebut jika terlepas dari musibah seperti keluar dari lilitan hutang. <br />
<br />
Ibnul Qoyyim mengatakan: <i>“Kesyirikan adalah penghancur tauhid rububiyah dan pelecehan terhadap tauhid uluhiyyah, dan berburuk sangka terhadap Allah.”</i> <br />
<br />
<b>Mengenal Nama-nama dan Sifat-sifat Allah</b> <br />
<br />
Maksudnya, kita beriman bahwa Allah memiliki nama-nama yang Dia telah menamakan diri-Nya dan yang telah dinamakan oleh Rasul-Nya. Dan beriman bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang tinggi yang telah Dia sifati diri-Nya dan yang telah disifati oleh Rasul-Nya. Allah memiliki nama-nama yang mulia dan sifat yang tinggi berdasarkan firman Allah: <br />
<br />
<i>“Dan Allah memiliki nama-nama yang baik.”</i> (Qs. Al A’raf: 186) <br />
<br />
<i> “Dan Allah memiliki permisalan yang tinggi.”</i> (QS. An Nahl: 60) <br />
<br />
Dalam hal ini, kita harus beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah sesuai dengan apa yang dimaukan Allah dan Rasul-Nya dan tidak menyelewengkannya sedikitpun. Imam Syafi’i meletakkan kaidah dasar ketika berbicara tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah sebagai berikut: <i>“Aku beriman kepada Allah dan apa-apa yang datang dari Allah dan sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Allah. Aku beriman kepada Rasulullah dan apa-apa yang datang dari Rasulullah sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Rasulullah”</i> (<b>Lihat Kitab Syarah Lum’atul I’tiqad Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin hal 36</b>) <br />
<br />
Ketika berbicara tentang sifat-sifat dan nama-nama Allah yang menyimpang dari yang dimaukan oleh Allah dan Rasul-Nya, maka kita telah berbicara tentang Allah tampa dasar ilmu. Tentu yang demikian itu diharamkan dan dibenci dalam agama. Allah berfirman: <br />
<i>“Katakanlah: ‘Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tampa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah (keterangan) untuk itu dan (mengharamkan) kalian berbicara tentang Allah tampa dasar ilmu.”</i> (QS. Al A’raf: 33) <br />
<br />
<i> “Dan janganlah kamu mengatakan apa yang kamu tidak memiliki ilmu padanya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya akan diminta pertanggungan jawaban.”</i> (QS. Al Isra: 36) </span><br />
<br />
<br />
<span class="atas">Penulis : Ustadz Abu Usamah bin Rawiyah an Nawawi</span><br />
<span class="atas">Sumber : <a href="http://www.asysyariah.com/">http://www.asysyariah.com/</a></span><br />
<br />
<br />
Wallahu ‘alamCahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-15045577451789746912010-05-19T05:30:00.001+07:002010-05-19T05:30:00.778+07:00ILHAM SIR<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;"></span><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i>Wahai Hamba-Ku: Tiang dari cinta adalah kerinduan, tiang dari kerinduan adalah kedekatan, tiang dari kedekatan adalah ingat.</i></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Wahai Hamba-Ku: Sebaik-baik ingat adalah merasai, sebaik-baik merasai adalah memandang.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i>Wahai Kekasih di tumpuan mata : Agama-agama yang Ku-lahirkan dari hukum-hukum-Ku selalu menerbitkan pengetahuan kepada-Ku, namun banyak diantara agama-agama itu yang tiada lagi menerbitkan pengetahuan tentang-Ku, lantaran ianya telah dicampur dengan kejahilan dan kedangkalan pemikiran-pemikiran manusia. Dan pada keadaan sebenarnya tidaklah suatu agama bagi-Ku bila hukum-hukumnya menjauhi diri seorang hamba terhadap keberadaan Aku.</i></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Wahai kekasihKu: “Jika engkau ingin mengenal-Ku, maka dengan kalimat-kalimat-Ku. Jika engkau ingin berdekatan dengan-Ku, maka dengan rasamu. Dan jika engkau ingin menyembah-Ku, maka dengan kalimat dan rasa. Maka dengan kalimat dan rasa itulah jalan yang Kuberikan kepada nabi-nabi-Ku. Ikutilah jalan itu. Itulah cahaya di atas cahaya. Maha Benar Aku dari Segala Kata-kata-Ku</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i>Wahai Hamba-Ku : Dekat-Ku denganmu tiada dekat. Jarak-Ku denganmu tiada berjarak. Aku berada denganmu tiada berada. Hanya Aku yang berada, itulah Aku Zat yang satu.</i></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Wahai Hamba-Ku: Kekhusukkan dirimu pada-Ku bukanlah ternilai daripada khusuk itu sendiri akan tetapi ia Kulihat dan Kunilai terhadap usahamu di dalam memeliharanya Dan bahwasanya Akulah Yang sanggup mengkhusukkanmu kepada-Ku Maka dengannya tiada Kuletakkan penilaian padamu melainkan hanya melalui niat dan usahamu untuk-Ku Dan nyatakan “Cukuplah Allah Tuhanku Yang berkehendak atasku hingga tiada yang lebih baik selain aku berada dalam kedudukan berniat dan berusaha di hadapan-Nya</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i>Wahai Hamba, Jangan kira langit mendung membuat penderitaan. Dibalik itu tersimpan kenikmatan bagimu.</i></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i><br />
</i></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i>Wahai Hamba, Langit dan bumi sebagian ciptaanku yang paling kecil. CiptaanKu yang paling bersar adalah dirimu.</i></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Wahai Hamba, Hiduplah di dalam cinta-Ku serta dalam kasih-Ku. Yakinlah engkau akan temukan surga di hatimu</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i><br />
</i></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i>Wahai Hamba, Musuh yang nyata adalah Iblis dan pengikut-pengikutnya.Tetapi musuh yang tersembunyi adalah dirimu (nafsumu). Sesungguhnya dibalik kerangkamu tersimpan musuh-musuhmu.</i></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Wahai Hamba, Dirikanlah agama-KU di bumi, berarti engkau mendirikan rumah kerinduanmu terhadap-Ku, sehingga Akulah menempati rumahmu dan bersanding bersamamu.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i>Rabbi, terangkanlah hatiku hingga ianya dapat melihat kebatilan dalam kesamaran, genggamlah hatiku dalam setiap ketentuanMu agar ia hanyut menuju lembah cintaMu, biarkan diriku menjadi bagian daripadaMu, lenyap dalam tulisan, hancur dalam segala rasa dan kembali dalam jumpaiwajahMu dalam Dzat yang maha sejati (Tuangku Hanafiah)</i></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Wahai hambaku : Sesungguhnya hamba yang benar memiliki hati adalah yang selalu menggunakan hatinya ketika orang lain di sekelilingnya mulai kehilangan hati untuk berkata dan berbuat.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Sumber : <a href="http://sufi-centre.net/">http://sufi-centre.net</a></span></div>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-51060923236001453712010-05-18T18:30:00.001+07:002010-05-05T10:56:29.939+07:00Kisah Secangkir Kopi Yang Mendunia<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdB1psttsI7OkRJq4TZ2IIaFhZJxi7EL5-ZDR2-WBLT9MKZ5LUAKL83P-8ciGw-1dGRKt37v8Wkq7xZl3Q5o8TOwycGCHrb6IbprF2oagFIIOogJTdTivAUX3kqHYxMjugm7Trsj-w_bg/s1600/kopi1-1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdB1psttsI7OkRJq4TZ2IIaFhZJxi7EL5-ZDR2-WBLT9MKZ5LUAKL83P-8ciGw-1dGRKt37v8Wkq7xZl3Q5o8TOwycGCHrb6IbprF2oagFIIOogJTdTivAUX3kqHYxMjugm7Trsj-w_bg/s1600/kopi1-1.jpg" /></a></div><b>Penulis :</b> Team <a href="http://andriewongso.com/">Andriewongso.com </a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Apa yang akan Anda lakukan jika ide Anda ditolak dan dilecehkan-bahkan dianggap gila-oleh 217 orang dari 242 yang diajak bicara? Menyerah? Atau malah makin bergairah? Jika pilihan terakhir ini yang Anda lakukan, barangkali suatu saat, sebuah impian membuat bisnis kelas dunia bisa jadi milik Anda.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yah, itulah kisah nyata yang dialami oleh Howard Schultz, orang yang dianggap paling berjasa dalam membesarkan kedai kopi Starbucks. "Secangkir kopi satu setengah dolar? Gila! Siapa yang mau? Ya ampun, apakah Anda kira ini akan berhasil? Orang-orang Amerika tidak akan pernah mengeluarkan satu setengah dolar untuk kopi," itulah sedikit dari sekian banyak cacian yang diterima Howard, saat menelurkan ide untuk mengubah konsep penjualan Starbucks.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam buku otobiografinya yang ditulis bersama dengan Dori Jones Yang- Pour Your Heart Into It; Bagaimana Starbucks Membangun Sebuah Perusahaan Secangkir Demi Secangkir-Howard menceritakan bagaimana ia merintis "cangkir demi cangkir" dan menjadikan Starbucks sebagai kedai kopi dengan jaringan terbesar di seluruh dunia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Awalnya, Howard Schultz adalah seorang general manager di sebuah perusahaan bernama Hammarplast. Suatu kali, ia datang ke Starbucks yang pada awalnya hanyalah toko kecil pengecer biji-biji kopi yang sudah disangrai. Toko ini dimiliki oleh duo Jerry Baldwin dan Gordon Bowker sebagai pendiri awal Starbucks. Duo tersebut memang dikenal sangat getol mempelajari tentang kopi yang berkualitas. Melihat kegairahan mereka tentang kopi, Howard pun memutuskan bergabung dengan Starbucks, yang kala itu baru berusia 10 tahun. Ia pun segera bisa dekat dengan Jerry Baldwin. Sayang, hal itu kurang berlaku dengan Gordon Bowker dan Steve, seorang investor Starbucks baru. Meski begitu, Howard tetap berusaha beradaptasi dan mencoba mengenalkan berbagai ide pembaruan untuk membesarkan Starbucks.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suatu ketika, Howard Schultz datang dengan ide cemerlang. Ia mendesak Jerry untuk mengubah Starbucks menjadi bar espresso dengan gaya Italia. Setelah perdebatan dan pertengkaran yang panjang, keduanya menemui jalan buntu. Jerry menolak karena meskipun idenya bagus, Starbucks sedang terjerumus dalam utang sehingga tidak akan mampu membiayai perubahan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Howard pun lantas bertekad mendirikan perusahaan sendiri. Belajar dari Starbucks, ia tidak mau berutang dan memilih berjuang mencari investor. Dan, pilihan inilah yang kemudian membuatnya harus bekerja ekstra keras. Ditolak dan direndahkan menjadi bagian keseharian yang harus dihadapinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tekad itu terwujud--dan bahkan--dengan uang yang terkumpul dari usahanya, ia berhasil membeli Starbucks dari pendirinya. Namun, kerja keras itu tak berhenti dengan terbelinya Starbucks. Saat terjadi akuisisi, ia mendapati banyak karyawan yang curiga dan memandang sinis perubahan yang dibawanya. Tetapi, dengan sistem kekeluargaan, ia merangkul karyawan dan bahkan memberikan opsi saham sehingga sense of belonging karyawan makin tinggi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kini, dibantu dengan CEO yang diperbantukannya, Orin C Smith, Howard berhasil mengembangkan Starbucks hingga puluhan ribu cabang di seluruh dunia. Ia juga menekankan layanan dengan keramahan pada konsumen, dan di sisi lain, memperlakukan karyawan sebagai keluarga. Dengan cara itu, Howard terus berekspansi hingga terus menjadi kedai kopi terbesar.</div><div style="text-align: justify;"><i><br />
</i></div><div style="text-align: justify;"><i>Howard Schultz adalah gambaran kegigihan seseorang dalam mewujudkan ide. Meski diremehkan pada awalnya, Howard tetap bertahan dan akhirnya membuktikan bahwa dengan tindakan nyata, semua ide bisa menjadi nyata. Kepedulian yang ditunjukkan dengan "memanusiakan" semua karyawannya juga telah membuatnya makin disegani sehingga mampu terus memperbesar usahanya.</i></div>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-55383333521341770372010-05-18T09:17:00.000+07:002010-05-05T11:31:00.037+07:00Sepuluh Manfaat Teh Bagi Tubuh<div style="text-align: justify;">Ada banyak alasan untuk menikmati secangkir teh. Entah itu di pagi hari, sore hari, atau kapan pun. Selain terasa nikmat, teh ternyata memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. Teh mengandung antioksidan.</div><div style="text-align: justify;">Antioksidan yang dimiliki teh memberikan perlindungan bagi tubuh Anda dari penuaan ataupun efek dari polusi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">2. Teh mempunyai kafein yang lebih rendah dari kopi.</div><div style="text-align: justify;">Kopi biasanya mempunyai kafein 2 hingga 3 kali lipat lebih banyak dari teh. Secangkir kopi mengandung sekitar 135 mg kafein, sedangkan kafein di teh dengan ukuran yang sama, hanya terdapat kafein sebanyak 30-40 mg saja.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">3. Mengurangi risiko terkena serangan jantung dan stroke.</div><div style="text-align: justify;">Gumpalan dalam darah yang berasal dari kolesterol menyebabkan serangan jantung dan stroke. Teh dapat membantu melancarkan aliran darah dan membersihkannya. Sebuah penelitian di Belanda menemukan bahwa orang yang minum teh setidaknya 2 kali sehari 70% lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami serangan jantung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">4. Teh melindungi tulang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tidak hanya susu yang ditambahkan pada teh yang dapat memperkuat tulang Anda. Ada penelitian yang menemukan bahwa orang yang telah meminum teh lebih dari 10 tahun memiliki tulang yang kuat. Ini mungkin disebabkan oleh phytochemical yang terkandung di dalam teh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">5. Teh memberikan senyum yang indah.</div><div style="text-align: justify;">Bukan teh yang menyebabkan kerusakan gigi, namun gula yang dicampurkan di dalamnya yang mempunyai efek buruk pada gigi. Teh sendiri mengandung flouride yang menjauhkan plak dari gigi. Jadi, tambahkanlah teh tawar pada rutinitas Anda dalam menjaga gigi dan gusi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">6. Teh meningkatkan pertahanan tubuh Anda.</div><div style="text-align: justify;">Meminum teh dapat membantu ketahanan tubuh Anda agar terhindar dari infeksi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">7. Teh melindungi tubuh dari kanker.</div><div style="text-align: justify;">Teh mengandung polyphenol, antioksidan yang ditemukan dalam teh, yang dapat melindungi tubuh dari kanker.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">8. Teh dapat menjaga tubuh tidak kekurangan cairan.</div><div style="text-align: justify;">Selama ini minuman yang mengandung kafein dianggap tak dapat dikategorikan dalam minuman yang memberi kontribusi cairan bagi tubuh. Namun para peneliti ternyata menemukan bahwa minuman berkafein dapat memberikan kontribusi cairan yang sama dengan minuman lain.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">9. Teh bebas kalori.</div><div style="text-align: justify;">Teh tidak mengandung kalori, kecuali jika ditambahkan pemanis atau susu. Mengkonsumsi 250 kalori lebih rendah per harinya akan dapat menurunkan berat badan sebanyak kurang lebih 1/2 kg per minggunya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">10. Teh meningkatkan metabolisme tubuh.</div><div style="text-align: justify;">Teh, terutama teh hijau, dapat meningkatkan metabolisme tubuh Anda. Anda dapat membakar sekitar 70-80 kalori tambahan hanya dengan meminum 5 cangkir teh hijau setiap harinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jadi, bila ingin minuman yang menyegarkan sekaligus menyehatkan, gantilah kebiasaan minum kopi Anda dengan minum teh.</div>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-76462534501062214412010-05-18T09:09:00.000+07:002010-05-05T11:28:19.408+07:00Minum Secangkir Teh Ternyata Banyak Manfaatnya<div style="text-align: justify;">Teh Untuk kesehatan Tubuh</div><div style="text-align: justify;">Teh merupakan minuman yang sudah dikenal dengan luas di Indonesia dan di dunia. Minuman berwarna coklat ini umum menjadi minuman penjamu tamu. Aromanya yang harum serta rasanya yang khas membuat minuman ini banyak dikonsumsi. Selain kelebihan tadi, ada banyak zat yang memiliki banyak manfaat yang sangat berguna bagi kesehatan tubuh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Manfaat Teh</div><div style="text-align: justify;">Manfaat teh antara lain adalah sebagai antioksidan, memperbaiki sel-sel yang rusak, menghaluskan kulit, melangsingkan tubuh, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung, mengurangi kolesterol dalam darah, melancarkan sirkulasi darah. Maka, tidak heran bila minuman ini disebut-sebut sebagai minuman kaya manfaat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Zat dalam secangkir Teh yang bermanfaat</div><div style="text-align: justify;">Karena itu selain sebagai minuman ringan, teh juga dapat digunakan sebagai terapi untuk kesehatan. Jika kita meminum secangkir teh, maka kita setidaknya tahu apa saja zat terbaik yang ada di dalam secangkir teh yang kita minum. Zat apa saja yang terdapat dalam teh sehingga membuatnya dikenal sebagai minuman kaya manfaat? Berikut ini beberapa zat utama yang bermanfaat yang terdapat di dalam secangkir teh.</div><div style="text-align: justify;">Polifenol</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Polifenol pada teh berupa katekin dan flavanol. Senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh juga ampuh mencegah berkembangnya sel kanker dalam tubuh. Radikal bebas ada di tubuh kita karena lingkungan udara yang tercemar polusi dan juga dari makanan yang kita makan.</div><div style="text-align: justify;">Vitamin E</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam satu cangkir teh mengandung vitamin E sebanyak sekitar 100-200 IU yang merupakan kebutuhan satu hari bagi tubuh manusia. Jumlah ini berfungsi menjaga kesehatan jantung dan membuat kulit menjadi halus.</div><div style="text-align: justify;">Vitamin C</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Vitamin ini berfungsi sebagai imunitas atau daya tahan bagi tubuh manusia. Selain itu vitamin C juga berfungsi sebagai antioksidan yang diperlukan untuk ketahanan tubuh manusia terhadap penyakit.</div><div style="text-align: justify;">Vitamin A</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Vitamin A yang ada pada teh berbentuk betakaroten merupakan vitamin yang diperlukan tubuh dapat tercukupi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jenis Teh</div><div style="text-align: justify;">Zat-zat yang terdapat dalam teh sangat mudah teroksidasi. Bila daun teh terkena sinar matahari, maka proses oksidasi pun terjadi. Adapun jenis teh yang umumnya dikenal dalam masyarakat adalah teh hijau, teh Oolong (misalnya teh Jawa Oolung/Ulung), teh hitam dan teh putih. Teh hijau memiliki kandungan yang paling baik karena dalam proses pembuatannya, teh jenis ini tidak dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari tetapi menggunakan teknik pengeringan secara khusus. Sedangkan teh jenis lainnya diproses dengan cara fermentasi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Zat dalam Teh yang kurang baik</div><div style="text-align: justify;">Selain manfaat teh, ada juga zat yang terkandung dalam teh yang berakibat kurang baik untuk tubuh. Zat itu adalah kafein. Kafein pada teh (tehine) dapat menyebabkan proses penyerapan makanan menjadi terhambat. Batas aman untuk mengkonsumsi kafein dalam sehari adalah 750 mg/hari atau setara dengan 5 cangkir teh berukuran 200 ml.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Patut dihindari Saat minum Teh</div><div style="text-align: justify;">Ada pula yang harus Anda perhatikan saat Anda minum teh agar zat yang berguna dalam tubuh tidak hilang, antara lain:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">* Jangan minum teh saat atau sesudah makan kerena zat yang terkandung dalam makanan dapat dicuri oleh zat stimulan teh.</div><div style="text-align: justify;">* Jangan minum teh saat perut kosong sebab dapat meningkatkan produksi asam lambung.</div><div style="text-align: justify;">* Hindari minum teh dicampur dengan gula karena menyebabkan zat-zat yang dikandungnya menjadi berkurang.</div><div style="text-align: justify;">* Jangan minum teh yang sudah semalaman karena sudah banyak zat nya yang teroksidasi dan basi sehingga berdampak tidak baik untuk tubuh.</div><div style="text-align: justify;">* Hindari minum teh saat hamil dan menyusui. Karena kafein dan zat stimulan pada teh bisa merangsang kontraksi rahim. Selain itu untuk ibu menyusui akan mengganggu produksi kelenjar penghasil susu ibu atau ASI.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Cara menyeduh Teh</div><div style="text-align: justify;">Yang tidak kalah dalam proses pembuatannya adalah cara menyeduh teh. Untuk menghindari kesalahan saat menyeduh teh, Anda harus memperhatikan cara menyeduh teh apakah sudah benar atau belum. Karena kesalahan ini dapat menyebabkan teh tidak memberikan manfaat bagi orang yang meminumnya. Untuk menyeduh teh, gunakan air mendidih bersuhu 80 derajat celcius, jangan menggunakan air dengan yang suhunya lebih tinggi dari 80 derajat karena dapat membuat kita kehilangan manfaat dari teh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Selain itu, teh bisa dicampur dengan susu. Teh yang dicampur susu atau sering dikenal teh susu bisa mengurangi efek stimulan dari teh karena kalsium susu akan mengikat zat-zat stimulan pada teh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Cara lain lagi adalah menambahkan lemon yang sering kita kenal dengan sebutan Lemon Tea. Lemon akan memberikan perlindungan bagi pencernaan, karena asam sitrat dalam lemon mencegah timbulnya kerak pada dinding usus.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di seluruh dunia terdapat banyak sekali cara orang minum teh. Di Inggris, anggota Kerajaan Inggris memiliki kebiasaan minum secangkir teh setiap sore. Di belahan dunia lainnya kebiasaan minum teh juga dilakukan. Semua tergantung Anda dan kebiasaan di budaya Anda. Namun jangan lupa memperhatikan beberapa petunjuk yang telah disebutkan di atas saat meminum teh. Selamat menikmati secangkir teh!<br />
<br />
Sumber : <a href="http://kumpulan.info/">http://kumpulan.info</a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><div style="background-color: #3a5f19; border-bottom: 1px solid rgb(187, 218, 54); padding: 3px;"><h2 style="color: #fdd250; font-family: Georgia,Serif; font-size: 14px;">Jenis Kelompok Teh</h2></div><table align="right" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td style="border-bottom: 2px solid rgb(58, 95, 25); font-family: Georgia,Serif; font-size: 12px; padding-bottom: 3px;">Perbedaan kelompok dan penamaan teh dilakukan berdasarkan cara pemrosesan teh tersebut sebelum dan setelah dipetik dari pohon, yaitu: </td> </tr>
<tr> <td align="right" style="border-bottom: 1px dotted rgb(58, 95, 25); font-family: Georgia,Serif; font-size: 11px; padding: 3px;"><h3 style="font-family: Georgia,Serif;">Teh Hitam / Black Tea</h3>Teh ini dalam pengolahannya melalui proses fermentasi penuh. Sering juga dikenal dengan nama <b>teh merah</b>. </td> </tr>
<tr> <td align="right" style="background-color: #bbda36; border-bottom: 1px dotted rgb(58, 95, 25); font-family: Georgia,Serif; font-size: 11px; padding: 3px;"><h3 style="font-family: Georgia,Serif;">Teh Oolong / Oolong Tea</h3>Teh ini dalam pengolahannya melalui setengah proses fermentasi. Merupakan minuman favorit di Cina dan India. </td> </tr>
<tr> <td align="right" style="border-bottom: 1px dotted rgb(58, 95, 25); font-family: Georgia,Serif; font-size: 11px; padding: 3px;"><h3 style="font-family: Georgia,Serif;">Teh Hijau / Green Tea</h3>Teh ini dalam pengolahannya tidak melalui proses fermentasi. Setelah daun teh dipetik langsung diolah. Memiliki khasiat yang paling baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh hijau mampu menurunkan risiko terkena kanker. Mulai populer di Asia yaitu Cina dan Jepang. </td> </tr>
<tr> <td align="right" style="background-color: #bbda36; border-bottom: 1px dotted rgb(58, 95, 25); font-family: Georgia,Serif; font-size: 11px; padding: 3px;"><h3 style="font-family: Georgia,Serif;">Teh Putih</h3>Teh ini dalam pengolahannya tidak melalui proses oksidasi. Saat di pohon, daun teh juga terlindung dari sinar matahari agar tidak menghasilkan klorofil atau zat hijau daun. Karena diproduksi lebih sedikit, harganya lebih mahal. </td> </tr>
</tbody></table></div>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-63746716507906738702010-05-18T07:07:00.002+07:002010-05-05T11:05:17.693+07:00Kopi Merupakan Konsumsi Kaum Sufi akhir abad 15<div style="text-align: justify;">Jika Anda seorang penggemar kopi, sudah semestinya Anda tahu asal-usul kopi. Tulisan ini mencoba merinut sejarah awal ditemukan dan dikonsumsinya kopi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebagian besar orang Amerika dan Eropa berpikir bahwa citra rasa kuliner orang “Islam” hanyalah terbatas kare, biryani, kebab, cane, pitta dan gula-gulan semacam kulfi, baklawa, dan sebagainya. Mereka tidak sadar banyak makanan dan minuman yang mereka anggap asli Barat ternyata berasal dari budaya Islam. Salah satunya adalah kopi, minuman beraroma khas yang saat ini hampir dapat kita temukan disajikan untuk hidangan sarapan di setiap rumah, terutama di Barat. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Memang banyak yang tidak menyangka bahwa kopi pertama kali dikonsumsi dan dibudidayakan oleh umat Islam puluhan abad yang lalu, tepatnya di daerah Yaman. Mereka menikmatinya dengan cara merebusnya dan menjadikannya minuman yang masyhur disebut Qahwah. Awalnya, kopi ini merupakan konsumsi kaum sufi untuk menjadikannya kuat dan tahan zikir dan shalat malam, karena efek penyegar yang diakibatkan oleh kafein yang dikandungnya. Kopi merupakan salah satu cara ampuh membuat mata bertahan melek hingga jauh malam untuk beribadah. Dari Kaum sufi inilah kopi kemudian menjadi konsumsi umum di masyarakat Muslim Yaman dan baru kemudian dikenal di seluruh dunia Islam melalui para musafir dan jamaah haji. Kopi mulai menjangkau Makkah dan Turki sekitar akhir abad 15. Kemudian mulai dikenal di Kairo pada abad 16. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kopi Masuk Benua Eropa</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sumber sejarah mengindikasikan bahwa kopi masuk ke Benua Eropa melalui Italia. kerjasama dagang yang cukup baik antara Italia dengan Afrika Utara. Mesir dan Barat adalah awal perkenalan meraka terhadap kopi. Setelah mencoba rasanya, mereka pun yakin akan potensi pasar yang cukup besar di daratan Eropa. Sejak 1570, dimulailah import kopi ke Benua tersebut. Pada awalnya kopi masih merupakan minimuman elit di Eropa. Hanya orang-orang kaya yang dapat menikmatinya. Baru setelah banyak dijual di pasaran Wina, kopi menjadi konsumsi umum masyarakat. Kedai Kopi pertama kali di Wina dibuka pada 1645. Begitu digemarinya minuman asal Arab ini, pada 1763 sudah ada 218 kedai kopi di Wina. Perdagangan kopi pun meluas dari Wina ke Amalfi, Turin, Genoa, Milan, Florencia, dan Roma.Setelah itu, kopi kemudian tersebar ke seluruh Benua Eropa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kopi Masuk Indonesia melalui Belanda</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kurang jelas kapan tepatnya kopi dikenal di Belanda. Namun, Belanda waktu itu pernah menjadi negara eksporter kopi terbesar di Eropa. Diyakini bahwa Belanda pertama kali mendapatkan benih kopi dari masyarakat Muslim di Asia Timur. Dari benih tersebut, kemudian mereka tanam secara besar-besaran di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Dari Jawa inilah mereka sukses besar dalam bisnis kopi di Eropa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kopi Masuk Benua Amerika</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kopi dikenal di Benua Amerika melalui penjajahan Perancis di sebagian besar Benua tersebut. Kopi Perancis pertama kali dikenalkan di Martinique di mana kebun kopi ditemukan di sana.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kopi Turki Menjadi Kopi Cappucino </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Cara masyarakat Eropa mengonsummsi kopi tidak jauh berbeda dengan masyarakat Muslim waktu itu, yaitu menghidangkannya sebagai minuman kopi murni. Kopi bubuk direbus dengan air kemudian ditambah gula untuk menghilangkan rasa pahitnya. Namaun, pada saat ini semakin banyak kita kenal kopi yang disajikan dalam bentuk campuran seperti susu, krimer atau bahan minuman lain seperti jahe dan ginseng serta penambahan berbagai jenis flavor selain kopi. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Inovasi terhadap penyajian kopi ini diawali pada tahun 683, yakni sejak ditemukan kopi yang dikenal hingga kini dengan cappuccino. Cara penyajian ala cappuccino ini diinspirasi oleh pesanan Marco D'Aviano, seorang imam Biara Capuchin, yang ikut perang melawan pasukan Turki Ustmani di Benteng Wina 1683. Menyusul kemenangan mereka terhadap pasukan Turki, mereka menemukan karung berisi kopi yang ditinggalkan oleh tentara Turki. Namun bagi mereka rasa kopi tersebut terlalu kuat, dicampurkanlah ke dalamanya kream dan madu. Campuran ini menjadikan kopi berubah warnaya menjadi coklat yang mirip dengan warna jubah yang dikenakan Biara Capuchin. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Penamaan cappuccino ini merupakan penghormatan untuk Marco D'Aviano's. Sejak saat itulah cappuccino menjadi minuman yang cukup digemari dengan rasa yang sangat enak. Cappucino juga menjadi simbol kemenangan Eropa terhadap <i>Khilafah Turki Utsmani.</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nah, ternyata pengaruh budaya Islam terhadap Eropa sangatlah kuat dan banyak sekali, tidak hanya dalam bidang sains, teknologi, seni, dan arsitektur. Kisah di atas hanya menampilkan salah satu dari sekian banyak tradisi masyarakat Islam yang diadopsi oleh bangsa Eropa dan kemudian menyebar ke semua peradaban dunia. <i>(taq/disarikan dari MuslimHeritage)</i></div><br />
<br />
<br />
Sumber : <a href="http://rol.republika.co.id/">http://rol.republika.co.id/</a>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-15892499617490364682010-05-12T06:33:00.000+07:002010-04-30T22:38:23.453+07:00Berbuat Yang Terbaik (Ihsan)<div style="text-align: justify;">Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hambah Allah SWT. Sebab, ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-Nya. Sebaliknya, seorang hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat dimata Allah SWT. Rasulullah saw. pun sangat menaruh perhatian akan hal ini, sehingga seluruh ajaran-ajarannya mengarah kepada satu hal, yaitu mencapai ibadah yang sempurna dan akhlak yang mulia.<br />
Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu hanya sebatas akhlak yang utama saja, melainkan harus dipandang sebagai bagian dari aqidah dan bagian terbesar dari keislamannya. Karena, Islam dibangun di atas tiga landasan utama, yaitu iman, Islam, dan ihsan, seperti yang telah diterangkan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya yang shahih. Hadist ini menceritakan saat Raulullah saw. menjawab pertanyaan Malaikat Jibril—yang menyamar sebagai seorang manusia—mengenai Islam, iman, dan ihsan. Setelah Jibril pergi, Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabatnya : </div><div dir="rtl"><b>فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ )). رواه مسلم</b><b><i></i></b></div>“<i>Inilah Jibril yang datang mengajarkan kepada kalian urusan agama kalian</i>.” Beliau menyebut ketiga hal di atas sebagai agama, dan bahkan Allah SWT memerintahkan untuk berbuat ihsan pada banyak tempat dalam Al-Qur`an.<br />
<i>“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”</i> (al-Baqarah: 195)<br />
<i>“Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk berbuat adil dan kebaikan….”</i>(an-Nahl: 90)<br />
<b>Pengertian Ihsan</b><b></b><br />
Ihsan berasal dari kata حَسُنَ yang artinya adalah berbuat baik, sedangkan bentuk masdarnya adalah اِحْسَانْ, yang artinya kebaikan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur`an mengenai hal ini.<br />
<i>Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri…</i>” (al-Isra’: 7)<br />
<i>“…Dan berbuat baiklah (kepada oraang lain) seperti halnya Allah berbuat baik terhadapmu….”</i> (al-Qashash:77)<br />
Ibnu Katsir mengomentari ayat di atas dengan mengatakan bahwa kebaikan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah kebaikan kepada seluruh makhluk Allah SWT.<br />
<b>Landasan Syar’i Ihsan.</b><br />
<i>Pertama</i>,<i> Al-Qur`an</i><br />
<div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur`an, terdapat seratus enam puluh enam ayat yang berbicara tentang ihsan dan implementasinya. Dari sini kita dapat menarik satu makna, betapa mulia dan agungnya perilaku dan sifat ini, hingga mendapat porsi yang sangat istimewa dalam Al-Qur`an. Berikut ini beberapa ayat yang menjadi landasan akan hal ini.</div>“<i>…Dan berbuat baiklah kalian karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.” </i>(al-Baqarah:195)<br />
<i><br />
<i>“Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk berbuat adil dan kebaikan….” </i></i>(an-Nahl: 90)<br />
<i>“…serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia….” </i>(al-Baqarah: 83)<br />
<i>“…Dan berbuat baiklah terhadap dua orang ibu bapak, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan para hamba sahayamu….” </i>(an-Nisaa`: 36)<br />
<i>Kedua;</i><i> </i><i> As-Sunnah.</i><i></i><br />
<div style="text-align: justify;">Rasulullah saw. pun sangat memberi perhatian terhadap masalah ihsan ini. Sebab, ia merupakan puncak harapan dan perjuangan seorang hamba. Bahkan, diantara hadist-hadist mengenai ihsan tersebut, ada beberapa yang menjadi landasan utama dalam memahami agama ini. Rasulullah saw. menerangkan mengenai ihsan—ketika ia menjawab pertanyaan Malaikat Jibril tentang ihsan dimana jawaban tersebut dibenarkan oleh Jibril, dengan mengatakan :</div><div dir="rtl"><b>أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ .</b><b></b></div><i>“Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” </i>(HR. Muslim)<br />
Di kesempatan yang lain, Rasulullah bersabda:<br />
<div dir="rtl"><b>اِنَّ اللهَ كَتَبَ عَلَيْكُمُ اْلِاحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ , فَاِذَا قَتَلْتُمْ فَاَحْسِنُوْ الْقَتْلَةَ وَ اِذَا ذَبَحْتُمْ فَاَحْسِنُوْ الذَّبْحَةَ </b></div><i>“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kebaikan pada segala sesuatu, maka jika kamu membunuh, bunuhlah dengan baik, dan jika kamu menyembelih, sembelihlah dengan baik…” </i>(HR. Muslim)<br />
<b>Tiga Aspek Pokok Dalam Ihsan</b><b></b><br />
<div style="text-align: justify;">Ihsan meliputi tiga aspek yang fundamental. Ketiga hal tersebut adalah <i>ibadah, muamalah, dan akhlak</i>. Ketiga hal ini lah yang menjadi pokok bahasan kita kali ini.</div><div style="text-align: justify;"></div><ol style="text-align: justify;"><li><b><i>A. </i></b><b><i>Ibadah</i></b><b><i></i></b></li>
</ol><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Kita berkewajiban ihsan dalam beribadah, yaitu dengan menunaikan semua jenis ibadah, seperti shalat, puasa, haji, dan sebagainya dengan cara yang benar, yaitu menyempurnakan syarat, rukun, sunnah, dan adab-adabnya. Hal ini tidak akan mungkin dapat ditunaikan oleh seorang hamba, kecuali jika saat pelaksanaan ibadah-ibadah tersebut ia dipenuhi dengan cita rasa yang sangat kuat (menikmatinya), juga dengan kesadaran penuh bahwa Allah senantiasa memantaunya hingga ia merasa bahwa ia sedang dilihat dan diperhatikan oleh-Nya. Minimal seorang hamba merasakan bahwa Allah senantiasa memantaunya, karena dengan ini lah ia dapat menunaikan ibadah-ibadah tersebut dengan baik dan sempurna, sehingga hasil dari ibadah tersebut akan seperti yang diharapkan. Inilah maksud dari perkataan Rasulullah saw yang berbunyi, “<i>Hendaklah kamu menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”</i><i><br />
</i><br />
Kini jelaslah bagi kita bahwa sesungguhnya arti dari ibadah itu sendiri sangatlah luas. Maka, selain jenis ibadah yang kita sebutkan tadi, yang tidak kalah pentingnya adalah juga jenis ibadah lainnya seperti jihad, hormat terhadap mukmin, mendidik anak, menyenangkan isteri, meniatkan setiap yang mubah untuk mendapat ridha Allah, dan masih banyak lagi. Oleh karena itulah, Rasulullah saw. menghendaki umatnya senantiasa dalam keadaan seperti itu, yaitu senantiasa sadar jika ia ingin mewujudkan ihsan dalam ibadahnya.<br />
<i><br />
<i>Tingkatan Ibadah dan Derajatnya.</i></i><i></i></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan nash-nash Al-Qur`an dan Sunnah, maka ibadah mempunyai tiga tingkatan, yang pada setiap tingkatan derajatnya masing-masing seorang hamba tidak dapat mengukurnya. Karena itulah, kita berlomba untuk meraihnya. Pada setiap derajat, ada tingkatan tersendiri dalam surga. Yang tertinggi adalah derajat <i>muhsinin</i>, ia menempati <i>jannatul firdaus</i>, derajat tertinggi di dalam surga. Kelak, para penghuni surga tingkat bawah akan saling memandang dengan penghuni surga tingkat tertinggi, laksana penduduk bumi memandang bintang-bintang di langit yang menandakan jauhnya jarak antara mereka.<br />
Adapun tiga tingkatan tersebut adalah sebagai berikut.<br />
1.<i>Tingkat at-Takwa</i>, yaitu tingkatan paling bawah dengan derajat yang berbeda-beda.<br />
2. <i>Tingkat al-Bir</i>, yaitu tingkatan menengah dengan derajat yang berbeda-beda.<br />
3.<i>Tingkat al-Ihsan</i>, yaitu tingkatan tertinggi dengan derajat yang berbeda-beda pula.<br />
<i><br />
<i>Pertama,Tingkat Takwa.</i></i><i></i></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><i><br />
</i>Tingkat taqwa adalah tingkatan dimana seluruh derajatnya dihuni oleh mereka yang masuk katagori <i>al-Muttaqun</i>, sesuai dengan derajat ketaqwaan masing-masing.<br />
Takwa akan menjadi sempurna dengan menunaikan seluruh perintah Allah dan meninggalkan seluruh larangan-Nya. Hal ini berarti meninggalkan salah satu perintah Allah dapat mengakibatkan sangsi dan melakukan salah satu larangannya adalah dosa. Dengan demikian, puncak takwa adalah melakukan seluruh perintah Allah dan meninggalkansemualarangan-Nya.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Namun, ada satu hal yang harus kita fahami dengan baik, yaitu bahwa Allah SWT Maha Mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya yang memiliki berbagai kelemahan, yang dengan kelemahannya itu seorang hamba melakukan dosa. Oleh karena itu, Allah membuat satu cara penghapusan dosa, yaitu dengan cara tobat dan pengampunan. Melalui hal tersebut, Allah SWT akan mengampuni hamba-Nya yang berdosa karena kelalaiannya dari menunaikan hak-hak takwa. Sementara itu, ketika seorang hamba naik pada peringkat puncak takwa, boleh jadi ia akan naik pada peringkat bir atau ihsan.<br />
Peringkat ini disebut martabat takwa, karena amalan-amalan yang ada pada derajat ini membebaskannya dari siksaan atas kesalahan yang dilakukannya. Adapun derajat yang paling rendah dari peringkat ini adalah derajat dimana seseorang menjaga dirinya dari kekalnya dalam neraka, yaitu dengan iman yang benar yang diterima oleh Allah SWT.<br />
<i><br />
<i>Kedua,Tingkatal-Bir.</i></i><i></i></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><i><br />
<i> </i></i>Peringkat ini akan dihuni oleh mereka yang masuk kategori <i>al-Abrar</i>. Hal ini sesuai dengan amalan-amalan kebaikan yang mereka lakukan dari ibadah-ibadah sunnah serta segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah SWT. hal ini dilakukan setelah mereka menunaikan segala yang wajib, atau yang ada pada peringkat sebelumnya, yaitu peringkat takwa.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Peringkat ini disebut martabat <i>al-Bir</i> (kebaikan), karena derajat ini merupakan perluasan pada hal-hal yang sifatnya sunnah, sesuatu sifatnya semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah dan merupakan tambahan dari batasan-batasan yang wajib serta yang diharamkan-Nya. Amalan-amalan ini tidak diwajibkan Allah kepada hamba-hamba-Nya, tetapi perintah itu bersifat anjuran, sekaligus terdapat janji pahala didalamnya.<br />
Akan tetapi, mereka yang melakukan amalan tambahan ini tidak akan masuk kedalam kelompok al-bir, kecuali telah menunaikan peringkat yang pertama, yaitu peringkat takwa. Karena, melakukan hal pertama merupakan syarat mutlak untuk naik pada peringkat selanjutnya.<br />
Dengan demikian, barangsiapa yang mengklaim dirinya telah melakukan kebaikan sedang dia tidak mengimani unsur-unsur qaidah iman dalam Islam, serta tidak terhidar dari siksaan neraka, maka ia tidak dapat masuk dalam peringkat ini (al-bir). Mengenai hal ini, Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><i>“…Bukanlah kebaikan dengan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebaikan itu adalah takwa, dan datangilah rumah-rumah itu dari pintu-pintunya dan bertakwalah kepada Allah agar kalian beruntung.” </i>(al-Baqarah: 189)</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><i>”Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar seruan orang yang menyeru kepada iman, yaitu: Berimanlah kamu kepada Tuhanmu, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesahan-kesalahan kami dan wafatkanlah kami bersama orang-orang yang banyak berbuat baik.” (Ali ‘Imran: 193)</i></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b><i>Ketiga, Tingkatan Ihsan</i></b><b><i></i></b><br />
Tingkatan ini akan dicapai oleh mereka yang masuk dalam kategori Muhsinun. Mereka adalah orang-orang yang telah melalui peringkat pertama dan yang kedua (peringkat takwa dan al-bir).<br />
Ketika kita mencermati pengertian ihsan dengan sempurna—seperti yang telah kita sebutkan sebelumnya, maka kita akan mendapatkan suatu kesimpulan bahwa ihsan memiliki dua sisi: <b>Pertama</b>, ihsan adalah kesempurnaan dalam beramal sambil menjaga keikhlasan dan jujur pada saat beramal. Ini adalah ihsan dalam tata cara (metode). <b>Kedua</b>, ihsan adalah senantiasa memaksimalkan amalan-amalan sunnah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah, selama hal itu adalah sesuatu yang diridhai-Nya dan dianjurkan untuk melakukannya.<br />
Untuk dapat naik ke martabat ihsan dalam segala amal, hanya bisa dicapai melalui amalan-amalan wajib dan amalan-amalan sunnah yang dicintai oleh Allah, serta dilakukan atas dasar mencari ridha Allah.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>B. </b><b>Muamalah</b><br />
Dalam bab muamalah, ihsan dijelaskan Allah SWT pada surah an Nisaa’ ayat 36, yang berbunyi sebagai berikut : <i>“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu…”<br />
</i> Kita sebelumnya telah membahas bahwa ihsan adalah beribadah kepada Allah dengan sikap seakan-akan kita melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka Allah melihat kita. Kini, kita akan membahas ihsan dari muamalah dan siapa saja yang masuk dalam bahasannya. Berikut ini adalah mereka yang berhak mendapatkan ihsan tersebut:</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b><i>Pertama, Ihsan kepada kedua orang tua.</i></b><br />
Allah SWT menjelaskan hal ini dalam kitab-Nya.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><i>“Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya berumr lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua mendidik aku diwaktu kecil.” (al-Israa’: 23-24)</i></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Ayat di atas mengatakan kepada kita bahwa ihsan kepada ibu-bapak adalah sejajar dengan ibadah kepada Allah.<br />
Dalam sebuah hadist riwayat Turmuzdi, dari Ibnu Amru bin Ash, Rasulullah saw. Bersabda :</div><div dir="rtl"><b>رِضَى اللهُ فِى رِضَى اْلوَالِدَيْنِ وَ سُخْطُ اللهِ فِى سُخْطِ اْلوَاِلدَيْنِ</b></div><i>“Keridhaan Allah berada pada keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah berada pada kemurkaan orang tua.”</i><br />
<div style="text-align: justify;">Dalil di atas menjelaskan bahwa ibadah kita kepada Allah tidak akan diterima, jika tidak disertai dengan berbuat baik kepada kedua orang tua. Apabila kita tidak memiliki kebaikan ini, maka bersamaan dengannya akan hilang ketakwaan, keimanan, dan keislaman. Dan Akhlak kepada sesama manusia yang paling utama kepada kedua orang tua, berakhlak kepada mereka adalah dengan berbakti kepada keduanya, baik ketika hidup aupun setelah wafatnya, sebagimana hadits Nabi :</div><div dir="rtl"><b>عَنْ أَبِي أُسَيْدٍ مَالِكِ بْنِ رَبِيعَةَ السَّاعِدِيِّ قَالَ بَيْنَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي سَلَمَةَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ نَعَمْ الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا(رواه ابو داود)<i></i></b></div><i>Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idy berkata : “Tatkala kami sedngan bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba datang seseorang dari Bani Salamah seraya bertanya : “Ya Rasulallah apakah masih ada kesempatan untuk saya berbakti kepada Ibu Bapak saya setekah keduanya wafat?” Nabi menjawab : “Ya, dengan mendoakan keduanya, memohon ampun unyuknya, melaksanakan janjinya dan menyambung silaturrahmi dari sanak saudarnya serta memuliakan teman-temannya</i><br />
<b><i>Kedua, Ihsan kepada kerabat karib.</i></b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Ihsan kepada kerabat adalah dengan jalan membangun hubungan yang baik dengan mereka, bahkan Allah SWT menyamakan seseorang yang memutuskan hubungan silatuhrahmi dengan perusak dimuka bumi. Allah berfirman :</div><div style="text-align: justify;"><i>”Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan dimuka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan.?” </i>(Muhammad: 22)<br />
Silaturahmi adalah kunci untuk mendapatkan keridhaan Allah. Hal ini dikarenakan sebab paling utama terputusnya hubungan seorang hamba dengan Tuhannya adalah karena terputusnya hubungan silaturahmi. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman:</div><div dir="rtl"><b>أَنَا اللَّهُ وَأَنَا الرَّحْمَنُ خَلَقْتُ الرَّحِمَ وَشَقَقْتُ لَهَا مِنْ اسْمِي فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ وَمَنْ قَطَعَهَا بَتَتُّهُ </b></div><i>“Aku adalah Allah, Aku adalah Rahman, dan Aku telah menciptakan rahim yang Kuberi nama bagian dari nama-Ku. Maka, barangsiapa yang menyambungnya, akan Ku sambungkan pula baginya dan barangsiapa yang memutuskannya, akan Ku putuskan hubunganku dengannya.”</i> (HR. Turmuzdi)<i><br />
</i><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda, “Tidak akan masuk surga, orang yang memutuskan tali silaturahmi.” (HR. Syaikahni dan Abu Dawud)</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b><i>Ketiga, Ihsan kepada anak yatim dan fakir miskin</i></b><i>.<br />
</i>Diriwayatkan oleh Bukhari, Abu Dawud, dan Turmuzdi, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Aku dan orang yang memelihara anak yatim di surga kelak akan seperti ini…(seraya menunjukkan jari telunjuk jari tengahnya).”</div>Diriwayatkan oleh Turmuzdi, Nabi saw. Bersabda :<br />
<div dir="rtl"><b>عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَبَضَ يَتِيمًا مِنْ بَيْنِ الْمُسْلِمِينَ إِلَى طَعَامِهِ وَشَرَابِهِ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ إِلَّا أَنْ يَعْمَلَ ذَنْبًا لَا يُغْفَرُ لَهُ </b><b></b></div><i>Dari Ibnu Abbas bahwasanya Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa—dari Kaum Muslimin—yang memelihara anak yatim dengan memberi makan dan minumnya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga selamanya, selama ia tidak melakukan dosa yang tidak terampuni.”<br />
</i><br />
<b><i>Keempat, Ihsan kepada tetangga dekat, tetangga jauh, serta teman sejawat.</i></b><i><br />
</i><br />
<div style="text-align: justify;">Ihsan kepada tetangga dekat meliputi tetangga dekat dari kerabat atau tetangga yang berada di dekat rumah, serta tetangga jauh, baik jauh karena nasab maupun yang berada jauh dari rumah.<br />
Adapun yang dimaksud teman sejawat adalah yang berkumpul dengan kita atas dasar pekerjaan, pertemanan, teman sekolah atau kampus, perjalanan, ma’had, dan sebagainya. Mereka semua masuk ke dalam katagori tetangga. Seorang tetangga kafir mempunyai hak sebagai tetangga saja, tetapi tetangga muslim mempunyai dua hak, yaitu sebagai tetangga dan sebagai muslim, sedang tetangga muslim dan kerabat mempunyai tiga hak, yaitu sebagai tetangga, sebagai muslim dan sebagai kerabat. Rasulullah saw. menjelaskan hal ini dalam sabdanya :</div><div align="right"><b>عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُسْلِمُ عَبْدٌ حَتَّى يَسْلَمَ قَلْبُهُ وَلِسَانُهُ وَلَا يُؤْمِنُ حَتَّى يَأْمَنَ جَارُهُ بَوَائِقَهُ </b><b></b></div><i>Dari Abdullah bin Mas’ud RA berkata, bersabda Rasulullah SAW : Demi Yang jiwaku berada di tangan-NYA tidaklah selamat seorang hamba sampai hati dan lisannya selamat (tidak berbuat dosa) dan tidaklah beriman (sempurna keimanannya) seorang hamba sehingga tetangganya merasa aman dari gangguannya. (HR.Ahmad)</i><br />
Pada hadits yang lain, Rasulullah bersabda :<br />
<div dir="rtl"><b>لاَ يُؤْمِنُ بِي مَنْ باَتَ شَبْعَانًا وَ جَارُهُ جَا ئِعٌ وَهُوَ يَعْرِفُهُ</b></div><i>“Tidak beriman kepadaku barangsiapa yang kenyang pada suatu malam, sedangkan tetangganya kelaparan, padahal ia megetahuinya.”</i>(HR. ath-Thabrani)<i><br />
</i><br />
<b><i>Kelima, Ihsan kepada ibnu sabil dan hamba sahaya.</i></b><b></b><br />
Rasulullah saw. bersabda mengenai hal ini :<br />
<div align="right">َ<b>مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ</b></div>“Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah memuliakan tamunya.” (HR. Jama’ah, kecuali Nasa’i)<br />
<div style="text-align: justify;">Selain itu, ihsan terhadap ibnu sabil adalah dengan cara memenuhi kebutuhannya, menjaga hartanya, memelihara kehormatannya, menunjukinya jalan jika ia meminta, dan memberinya pelayanan.</div><div align="right"><b>جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَمْ أَعْفُو عَنْ الْخَادِمِ فَصَمَتَ عَنْهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَمْ أَعْفُو عَنْ الْخَادِمِ فَقَالَ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعِينَ مَرَّةً </b></div><i><br />
Pada riwayat yang lain, dikatakan bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, “Ya, Rasulullah, berapa kali saya harus memaafkan hamba sahayaku?” Rasulullah diam tidak menjawab. Orang itu berkata lagi, “Berapa kali ya, Rasulullah?” Rasul menjawab, “Maafkanlah ia tujuh puluh kali dalam sehari.” </i>(HR. Abu Daud dan at-Turmuzdi)<br />
<div align="right"><b>إِذَا صَنَعَ لِأَحَدِكُمْ خَادِمُهُ طَعَامَهُ ثُمَّ جَاءَهُ بِهِ وَقَدْ وَلِيَ حَرَّهُ وَدُخَانَهُ فَلْيُقْعِدْهُ مَعَهُ فَلْيَأْكُلْ فَإِنْ كَانَ الطَّعَامُ مَشْفُوهًا قَلِيلًا فَلْيَضَعْ فِي يَدِهِ مِنْهُ أُكْلَةً أَوْ أُكْلَتَيْنِ </b></div><i><br />
</i><br />
<div style="text-align: justify;"><i> Dalam riwayat yang lain, Rasulullah saw bersabda, “Jika seorang hamba sahaya membuat makanan untuk salah seorang diantara kamu, kemudian ia datang membawa makanan itu dan telah merasakan panas dan asapnya, maka hendaklah kamu mempersilahkannya duduk dan makan bersamamu. Jika ia hanya makan sedikit, maka hendaklah kamu mememberinya satu atau dua suapan.” </i>(HR. Bukhari, Turmuzdi, dan Abi Daud)<i></i><br />
<i> </i> Adapun muamalah terhadap pembantu atau karyawan dilakukan dengan membayar gajinya sebelum keringatnya kering, tidak membebaninya dengan sesuatu yang ia tidak sanggup melakukannya, menjaga kehormatannya, dan menghargai pridainya. Jika ia pembantu rumah tangga, maka hendaklah ia diberi makan dari apa yang kita makan, dan diberi pakaian dari apa yang kita pakai.<br />
Pada akhir pembahasan mnegenai bab muamalah ini, Allah SWT menutupnya firman-Nya yang berbunyi :</div><i>”Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.” </i>(al-Hajj: 38)<br />
<div style="text-align: justify;">Ayat di atas merupakan isyarat yang sangat jelas kepada siapa saja yang tidak berlaku ihsan. Bahkan, hal itu adalah pertanda bahwa dalam dirinya ada kecongkakan dan kesombongan, dua sifat yang sangat dibenci oleh Allah SWT.</div><b><i>Keenam, Ihsan dengan perlakuan dan ucapan yang baik kepada manusia.</i></b><b><i></i></b><br />
<div align="right"><b>مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا اَوْ لِيَصْمُتْ</b></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Kiamat, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)</div>Masih riwayat dari Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda :<br />
<div dir="rtl">قَوْلُ اْلمَعْرُوْفِ صَدَقَةٌ</div><i>“Ucapan yang baik adalah sedekah.”</i><i></i><br />
<ul style="text-align: justify;"><li>Bagi manusia secara umum, hendaklah kita melembutkan ucapan, saling menghargai dalam pergaulan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegahnya dari kemungkaran, menunjukinya jalan jika ia tersesat, mengajari mereka yang bodoh, mengakui hak-hak mereka, dan tidak mengganggu mereka dengan tidak melakukan hal-hal dapat mengusik serta melukai mereka.<b><i>Ketujuh, Ihsan dengan berlaku baik kepada binatang.</i></b><i><br />
</i>Berbuat ihsan terhadap binatang adalah dengan memberinya makan jika ia lapar, mengobatinya jika ia sakit, tidak membebaninya diluar kemampuannya, tidak menyiksanya jika ia bekerja, dan mengistirahatkannya jika ia lelah. Bahkan, pada saat menyembelih, hendaklah dengan menyembelihnya dengan cara yang baik, tidak menyiksanya, serta menggunakan pisau yang tajam.<br />
Inilah sisi-sisi ihsan yang datang dari nash Al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw. <br />
· <b>Beberapa contoh ihsan dalam hal muamalah</b> <br />
</li>
</ul><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Pada Perang Uhud, orang-orang Quraisy membunuh paman Rasulullah saw, yaitu Hamzah. Mereka mencincang tubuhnya, membelah dadanya, serta memecahkan giginya, kemudian seorang sahabat meminta Rasulullah saw. berdoa agar mereka diazab oleh Allah. Akan tetapi, Rasulullah malah berkata :</div><div dir="rtl"><b>اَلَّلهُمَّ اهْدِ قَوْ مِيْ فَاِنَّهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ</b></div><i> “Ya Allah, ampunilah mereka, karena mereka adalah kaum yang bodoh.”</i><br />
<div style="text-align: justify;">Contoh kedua, suatu hari, Umar bin Abdul Aziz berkata kepada hamba sahaya perempuannya, “Kipasilah aku sampai aku tertidur.” Lalu, hambanya pun mengipasinya sampai ia tertidur. Karena sangat mengantuk, sang hamba pun tertidur. Ketika Umar bangun, beliau mengambil kipas tadi dan mengipasi hamba sahayanya. Ketika hamba sahaya itu terbangun, maka ia pun berteriak menyaksikan tuannya melakukan hal tersebut. Umar kemudian berkata, “Engkau adalah manusia biasa seperti diriku dan mendapatkan kebaikan seperti halnya aku, maka aku pun melakukan hal ini kepadamu, sebagaimana engkau melakukannya padaku”.</div><b> C. Akhlak</b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Ihsan dalam akhlak sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan muamalah. Seseorang akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlaknya apabila ia telah melakukan ibadah seperti yang menjadi harapan Rasulullah dalam hadits yang telah dikemukakan di awal tulisan ini, yaitu menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah senantiasa melihat kita. Jika hal ini telah dicapai oleh seorang hamba, maka sesungguhnya itulah puncak ihsan dalam ibadah. Pada akhirnya, ia akan berbuah menjadi akhlak atau perilaku, sehingga mereka yang sampai pada tahap ihsan dalam ibadahnya akan terlihat jelas dalam perilaku dan karakternya.<br />
Jika kita ingin melihat nilai ihsan pada diri seseorang—yang diperoleh dari hasil maksimal ibadahnya, maka kita akan menemukannya dalam muamalah kehidupannya. Bagaimana ia bermuamalah dengan sesama manusia, lingkungannya, pekerjaannya, keluarganya, dan bahkan terhadap dirinya sendiri. Berdasarkan ini semua, maka Rasulullah saw. mengatakan dalam sebuah hadits :</div><div dir="rtl"><b>اِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ اْلأَ خْلَاقِ</b></div><i> “Aku diutus hanyalah demi menyempurnakan akhlak yang mulia.”</i><br />
<i></i><b> </b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Ihsan adalah puncak prestasi dalam ibadah, muamalah, dan akhlak. Oleh karena itu, semua orang yang menyadari akan hal ini tentu akan berusaha dengan seluruh potensi diri yang dimilikinya agar sampai pada tingkat tersebut. Siapa pun kita, apa pun profesi kita, dimata Allah tidak ada yang lebih mulia dari yang lain, kecuali mereka yang telah naik ketingkat ihsan dalam seluruh sisi dan nilai hidupnya. Semoga kita semua dapat mencapai hal ini, sebelum Allah SWT mengambil ruh ini dari kita. Wallahu a’lam bish-shawwab.<br />
<br />
<br />
<span style="color: red; font-weight: bold;">Tentang Aqidah</span><br />
Sumber : <a href="http://www.dakwatuna.com/">www.dakwatuna.com</a></div>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6829710872058669991.post-9135513400741024442010-05-11T04:00:00.000+07:002010-04-30T22:37:50.065+07:00Diantara Cinta dan Bencana<div style="text-align: justify;"><b>Syeikh Abdul Qadir Al-Jilany</b></div><div style="text-align: justify;">Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-Jilany, hari Selasa sore 8 Sya’ban tahun 545 H di Madrasahnya.</div><div style="text-align: justify;">Rasulullah saw, bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><i>“Siapa yang tampil elok di hadapan manusia karena agar dapat dukungan kesenangan mereka, dan melawan Allah melalui pelanggaran yang dibenciNya, maka ia bertemu Allah Azza wa-Jalla dalam kondisi Allah murka padanya.”</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Wahai dengarkan kalam Kenabian ini, hai orang-orang munafiq! Hai orang yang menjual akhirat dengan dunianya. Wahai yang menjual Allah Azza wa-Jalla dengan kepentingan makhluk! Wahai penjual hal-hal yang abadi dengan hal-hal yang fana’, pasti bangkrutlah daganganmu dan habislah modalmu.</div><div style="text-align: justify;">Celaka kalian ini. Kalian menampilkan diri untuk suatu murka Allah Azza wa-Jalla, karena siapa pun yang berias untuk manusia yang bukan tempatnya, Allah Azza wa-Jalla bakal memurkainya. Riasilah fisik anda dengan adab syari’ah, dan riasilah batin anda dengan mengeluarkan makhluk dari dalam batin anda. Tutuplah pintu-pintu mereka, kefanaan mereka dari hatimu sampai seakan-akan mereka tidak pernah diciptakan sama sekali, hingga anda tak pernah memandang adanya ancaman dan manfaat dari mereka. Anda telah menghiasi lahiriah anda, dan meninggalkan hiasan hati anda.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Padahal hiasan hati itu dengan tauhid, ikhlas, berpegang teguh percaya pada Allah Azza wa-Jalla, berdzikir kepadaNya dan melupakan selainNya.</div><div style="text-align: justify;">Nabi Isa as, bersabda, “Amal saleh itu adalah amal yang tidak membebaninya.”</div><div style="text-align: justify;">Wahai orang gila, akalmu tidak nyambung dengan urusan akhirat dan dunia, karena itu tidak ada gunanya bagimu. Berjuanglah untuk meraih iman, maka anda pasti mendapatkannya. Bertobatlah, dan evaluasilah kesalahanmu, menyesallah dan, dan alirkan airmatamu yang membelah pipimu. Karena menangis oleh rasa takut kepada Allah swt itu bisa meredupkan neraka maksiat, mematikan api amarah Allah Azza wa-Jalla. Bila hatimu taubat, maka cahaya taubat yang benar akan mencerahi wajahmu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Anak-anak sekalian… Tekunlah dalam menjaga rahasia batinmu semaksimal mungkin, kecuali anda tidak mampu, maka anda termaafkan. Cinta itu bisa merobohkan dinding dan tirai, tirai rasa malu, keadaan, dan pandangan makhluk. Orang yang tak berdaya ia diperintahkan untuk mengeluarkannya, dan orang yang mukallaf (mendapatkan tugas kewajiban) tetapi ia terkalahkan oleh ketakberdayaannya, berarti ia telah menggunakan celak mata dengan debu di kakinya. Sebab ada hal-hal yang mesti dipilah, mana yang sifatnya nafsu, mana yang sifatnya qalbu, dan mana yang kepentingan makhluk, dan mana yang sifatnya Rabbani.</div><div style="text-align: justify;">Berjuanglah agar dirimu bukan dirimu, tetapi agar segalanya Dia. Berjuanglah agar anda tidak bergerak dalam menolak bencana dari dirimu dan tidak menarik manfaat kepadamu. Sebab jika anda mampu demikian, malah Allah Azza wa-Jallan menempatkan makhluk yang membantumu dan menyelamatkan dirimu dari bahaya itu. Jadilah dirimu di hadapan Allah Azza wa-Jalla seperti mayat yang ada di tangan orang yang memandikannya, seperti ahli gua Kahfi di tangan Jibril as.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jadilah dirimu bersama Allah Azza wa-Jalla tanpa wujud dan tanpa ikhtiar serta ta secara total tanpa mengaturNya. Kokohkan pijakan imanmu dan jiwamu di hadapanNya, ketika takdirNya yang berat turun kepadamu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebab, iman itu bisa diukur dengan kekokohannya menghadapi takdirNya, sedangkan kemunafikan selalu lari dari ketentuan takdirNya. Orang munafiq ketika malam tiba dan siang berlalu senantiasa lari menuju rumahnya mencari jalan aman, menggemukkan kenikmatan hawa nafsunya dan nalurinya, sementara kedua mata hatinya dan rahasia batinnya buta.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pintu rumahnya kelihatan ramai, sedangkan isi rumahnya sudah roboh. Dzikir hanya sebatas lisan, hatinya kosong. Marahnya hanya untuk dirinya bukan demi Tuhannya Azza wa-Jalla. Sedangkan orang beriman kebalikannya. Dzikirnya hanya bagi Allah Aza wa-Jalla, baik lisan maupun hatinya, bahkan dalam banyak waktu qalbunya berdzikir, lisannya diam. Marahnya, benar-benar matrah karena Allah Azza wa-Jalla, bukan demi kepentingan nafsunya, hawa nafsu dan nalurinya, serta bukan demi dunia. Ia tidak dengki dan tidak kontra karena iri kepada yang meraih materi bagiannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Anak-anak sekalian… Jangan sampai anda dengki kepada hal-hal yang bukan bagianmu, karena Allahlah yang memberi dan mengambil, sedangkan anda malah hancur, hina dan terhinakan. Apakah bagian dari Allah itu bisa berkurang katrena iri dengkimu? Padahal ilmunya Allah pada takdir orang itu sudah lebih dahulu ada? Jika engkau menentang Tuhanmu Azza wa-Jalla atas takdirNya yang sudah ditentukan padamu dan orang lain, anda telah gugur di hadapanNya dan ilmu anda tidak berguna, sebagaimana firmanNya : <i>“ Dan bekerja lagi kepayahan…” (Al-Ghosiyah: 3)</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Taubatlah sekarang kepada Allah Azza wa-Jalla. Orang yang yang terlindungi, pasti hatinya cerdas. Janganlah berhenti kembali kepada Allah gara-gara turunnya bencana kepadamu. Tunggulah jalan keluar yang diberikan kepadamu dariNya. Jangan sampai anda putus asa, karena setiap saat ada jalan keluar. <i>“Setiap hari Dia dalam urusanNya” (Ar-Rahmaan: 29),</i> dari satu bangsa ke bangsa lain, maka sabarlah bersamaNya dan relalah dengan takdirNya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i>“Engkau tidak tahu, barangkali setelah itu Allah memberikan anugerah baru.” (At-Thalaaq: 1)</i></div><div style="text-align: justify;">Jika engkau sabar Allah Azza wa-Jalla meringankan ujian darimu, dan memberikan anugerah perkara baru yang dicintaiNya dan engkau mencintainya. Namun jika anda menentang dan kontra, akan bertambah berat beban deritamu, bertambah gara-gara kontramu kepadaNya, sebab gara-gara kontramu itulah anda malah berteguh dengan dirimu dan hawa nafsumu, serta motivasi duniawimu dan ambisi-ambisimu.</div><div style="text-align: justify;">Wahai kaum Sufi… Jika saja memang harus begitu, bolehlah nafsumu di pintu dunia, sedangkan hatimu harus tetap di pintu akhirat, sedangkan rahasia hatimu (sirr) ada di pintu Tuhan, sampai nafsumu berbalik pada hatimu, dan merasakannya, sedangkan hatimu berbalik pada sirrmu, hingga merasakan nya pula, serta sirrmu berbalik menjadi fana’ di dalamnya yang tidak merasakan apa-apa, kemudian ia dihidupkan hanya bagiNya bukan selainNya. Maka saat itulah rasanya satu dirham beribu kali lipat menjadi emas, karena kembali dalam keabadian primordial yang hakiki.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sungguh berbahagialah orang yang mengenal apa yang saya katakana ini dan percaya. Berbahagialah orang yang mengamalkannya dan ikhlas dalam beramal. Dan berbahagialah orang yang meraih amalnya itu lalu mendekatkannya kepada Allah Ta’ala. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Wahai anak-anak sekalian… Bila anda mati, anda baru memandang dan mengenalku dari kanan dan kirimu, betapa aku membawa bebanmu dan membelamu dan memohonkan dirimu. Tetapi sampai kapan anda , menuhankan makhluk dan menyerahkan diri pada mereka? Anda harus mengenal, bahwa tak seorang pun sebenarnya bisa memberi manfaat dan bahaya kepadamu, apakah mereka miskin, kaya, mulia maupun hinanya mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hendaknya anda tetap teguh pada Allah Azza wa-Jalla. Jangan berserah diri pada makhluk, bergantung diri pada pekerjaanmu, upaya dan kekuatanmu. Berserah dirilah pada anugerah Allah Azza wa-Jalla dan tawakallah kepada yang memberi ketentuan pekerjaanmu dan rizkimu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bila anda telah melakukannya maka Allah Azza wa-Jalla memberlakukan dirimu bersamaNya, dan menampakkan keajaiban kekuasaan dan takdirNya, dan mewushulkan hatimu kepadaNya, lalu Dia mengingatkanmu setelah wushul itu, hari-hari yang berlalu sebagaimana ahli syurga dalam syurganya, mengingat hari-hari dunia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bila anda kontra dengan formalitas akibat, maka anda akan bertemu Sang Penyebab. Jika anda kontra dengan naluri kebiasaan, maka kebiasaan anda akan tunduk kepadamu. Siapa yang berbakti kepadaNya, segalanya akan berbakti padanya. Siapa yang taat kepadaNya, ia akan dipatuhi. Siapa yang memuliakanNya, ia dimuliakan. Siapa yang dekat padaNya, segalanya didekatkan. Siapa yang taqadhu, ia akan naik. Siapa yang menghormatiNya, ia dihormati. Siapa yang bagus adabnya akan dekat kepadaNya. Kebagusan adab mendekatkan padamu kepadaNya, sedangkan adab buruk menjauhkan dirimu dariNya. Kebagusan adab adalah taat pada Allah sedangkan su’ul adab adalah maksiat kepadaNya.</div><div style="text-align: justify;">Jangan sampai dirimu menunda untuk melihat dirimu dan muhasabah (evaluasi) pada diri</div><div style="text-align: justify;">sendiri, segeralah muhasabah di dunia sebelum anda sampai ke akhirat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nabi saw, bersabda: <i>“Sesungguhnya Allah - Azza wa-Jalla – malu menghitung amal hamba-hambaNya yang wara’ di dunia.” (Hr. Al-‘Ajluni)</i></div><div style="text-align: justify;">Makanya, kalian harus menjalankan kewara’an, bila tidak, maka kehinaan akan membelenggumu. Wara’lah dalam kerjamu di dunia, jika tidak, akan kesenangan syahwatmu akan menjungkirbalikkan dirimu di dunia dan di akhirat. Dinar itu negeri neraka, dan dirham itu negeri problema, apalagi jika didapatkan melalui cara-cara yang haram. Besok di akhirat semua akan nyata apa yang saya katakana padamu. Hari ini, anda masih buta dan tuli. Nabi saw, bersabda:<i> “Cintamu pada sesuatu akan membuatakanmu.” (Hr. Abu Dawud)</i></div><div style="text-align: justify;">Lepaskan hatimu dari dunia, laparkan dan buanglah, sampai Allah swt, memakaikan baju dariNya, memberikan makan dan minum pada hatimu. Selamatkan lahir dan batinmu menuju pada</div><div style="text-align: justify;">Nya, jangan mengaturNya. Bahkan seharusnya anda, adalah Dia bukan anda.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jadilah dirimu, karena dunia memang negeri amal, sedangkan akhirat adalah negeri balasan, negeri anugerah dan pemberian. Itulah umumnya yang ada di hati orang-orang saleh.</div><div style="text-align: justify;">Yang langka justru kalangan yang keluar dari serba duniawi, karena harapannya dan cintanya hanya kepada Allah Ta’ala, dan ia ingin bebas sebelum datangnya akhirat. Ia trekun dengan menjalankan kewajiban fardhu, dan disantaikan oleh ibadah-ibadah sunnah. Karena fardhu tidak bisa gugur oleh berbagai situasi dan posisi. Karena fardhu adalah milik individu-individu dari para hamba Allah Ta’ala, dan sungguh langka yang melakukan seperti itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Anak-anak sekalian… Zuhudlah dan berpalinglah dari kecintaan dunia, anda bisa ringan bebanmu. Bila anda dapatkan bagian dari dunia, pasti akan diberikan padamu, dan bagian dating dalam kondisi anda mulia dan bertanggungjawab.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Anda jangan makan dengan nafsu dan hawa nafsumu, karena bisa menjadi hijab bagi hatimu dari Tuhanmu Azza wa-Jalla. Orang yang beriman tidak makan untuk nafsunya dan dengan nafsunya, tidak berbaur dengan hawa nafsunya, tetapi berkonsumsi demi kekuatan untuk taat kepada Allah Azza wa-Jalla. Ia makan menurut keputuhan langkah lahiriyahnya ke hadapan Allah Azza wa-Jalla. Ia makan karena kepentingan syar’y, bukan hawa nafsunya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sedangkan seorang wali, makan karena diperintah makan oleh Allah Azza wa-Jalla, sedangkan wali badal, sebagai menterinya Quthub makan karena digerakkan Allah Azza wa-Jalla. Adapun sang Quthub, makan dan bekerja, sebagaimana makannya Nabi saw, dan kinerjanya Nabi saw.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bagaimana tidak demikian? Karena ia adalah pelayan, pengganti dan khalifahnya Nabi saw bagi ummatnya? Sang Quthub adalah khalifar Rasulullah saw, sekaligus juga khalifahnya Allah Azza wa-Jalla. Dialah khalifah batin, sedangkan para pemimpin muslim terdahulu adalah khalifah dzahir, dimana seseorang tidak boleh meninggalkan kepatuhan perintahnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dikatakan, pemimpin muslim yang benar-benar adil, adalah quthub zamannya. Jangan meremehkan , karena ia menjaga kemanan dzohirmu. Sedangkan Quthub hakiki adalah yang menjaga perilaku batinmu.</div><div style="text-align: justify;">Tak seorang pun diantara kalian, kecuali esok di hari kiamat akan disertai malaikat yang diberi tugas di dunia mencatat kebaikan dan keburukan amal seseorang, dan masing-masing membawa 99 catatan, dan masing-masing catatan itu panjangnya sejauh mata memandang yang di dalamnya ada catatan kebaikan dan keburukan, dan segala hal yang muncul dari tindakannya itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seseorang diharuskan membaca semuanya, lalu mereka membacanya, walau di dunia tidak bagus amalnya, dan tidak terbaca, maka tetap tercatat, karena dunia adalah negeri hikmah dan akhirat adalah negeri qudrot.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dunia butuh perangkat sebab akibat, dan akhirat tidak butuh itu semua. Manakala seseorang mengingkarinya, anggota badannya bicara. Ia berkata sesuai dengan tindak tanduknya di dunia secara total. Kalian benar-benar diciptakan untuk perkara yang besar dan anda tidak punya kabar baik. Allah Azza wa-Jalla berfirman: <i>“Apakah kalian menyangka, bahwa sesungguhnya Kami ciptakan kalian sia-sia, lalu kalian tidak maqu kembali kepada Kami?” (Al-Mu’minun, 115).</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sumber : <a href="http://sufinews.com/">sufinews.com</a></div>CahNdesohttp://www.blogger.com/profile/12197772597933649923noreply@blogger.com0