Site Info
Sunday, May 2, 2010
Abu Ubaidah Amir bin Abdillah bin Al Jarrah
Author: CahNdeso
| Posted at: 8:28 PM |
Filed Under:
Sahabat Rasulullah
|
Dia adalah Abu Ubaidah Amir bin Abdillah bin Al Jarrah bin Hilal bin Uhaib bin Dhabbah bin Al Harits bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah. Dia menyatakan keislamannya bersama-sama dengan Utsman bin Mazh'un. Dia hijrah ke Abisinia pada masa hijrah yang kedua. Abu Ubaidah telah ikut serta dalam perang Badar dan semua peperangan melawan musuh.
Pada Waktu perang Uhud, dia tetap setia bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Pada hari itu juga, dia telah menarik dengan mulutnya dua rantai topi perang yang masuk pada bagian pipi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kedua gigi serinya juga tanggal pada saat itu.
Ciri-ciri Fisik Abu Ubaidah
Abu Ubaidah adalah seorang laki-laki berpostur rubuh kurus tinggi. Wajahnya mudah sekali berkeringat, kedua gigi serinya tanggal, dan tipis rambut jenggotnya. Dia memiliki dua orang anak yang bernama Yazid dan Umair. Kedua anak itu merupakan buah hatinya dengan sang istri yang bernama Hindun bin Jabir. Namun, keduanya telah meninggal dunia sehingga dia tidak lagi memiliki keturunan.
Perjalanan Hidup Abu Ubaidah
Dari Abu Qilabah, dia berkata: Aku diberitahu oleh Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setiap umat itu memiliki orang yang dapat dipercaya, dan sesungguhnya orang yang dapat dipercaya dikalangan kita –wahai sekalian orang (muslim)– adalah Abu Ubaidah bin Al Jarrah”. 1)
Dari sahabat Anas bin Malik bahwa ketika penduduk Yaman datang berkunjung kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka meminta beliau agar mengirimkan seseorang yang akan mengajari mereka mengenai As-Sunnah dan ajaran Islam. Maka, Rasulullah memegang tangan Abu Ubaidah bin Al Jarrah sembari bersabda, “Inilah orang yang dapat dipercaya dari kalangan umat ini.”2)
Dari Syuraih bin Ubaid, Rasyid bin As'ad, dan para perawi selain keduanya, mereka berkata: Ketika Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu mendengar berita kalau di negeri Syam terjangkit wabah penyakit yang cukup gawat, maka dia berkata:“Telah sampai berita kepadaku bahwa di Syam terjadi wabah penyakit yang cukup parah.” Lalu Umar kembali berkata, “Jika ajalku menjemputku sedangkan Abu Ubaidah masih hidup, maka aku akan mengangkatnya sebagai khalifah. Jika Allah 'Azza wa Jalla bertanya kepadaku, Mengapa kamu mengangkatnya sebagai khalifah untuk umat ini? maka aku akn menjawab, bahwa seseungguhnya aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya setiap Nabi memiliki seseorang yang dapat dipercaya. Sedangkan orang yang dapat aku percaya adalah Abu Ubaidah bin Al Jarrah'. Jika ajalku menjemputku sedangkan Abu Ubaidah juga telah meninggal dunia, maka aku akan mengangkat Muadz bin Jabal sebagai khalifah. Apabila Tuhanku 'Azza wa Jalla menanyaiku, 'Mengapa kamu mengangkatnya sebagai khalifah? maka aku akan menjawab, bahwa aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya dia (Muadz bin Jabal) akan digiring pada hari kiamat nanti di hadapan para ulama'.”
Dari Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhubahwa dia berkata kepada para sahabatnya, “Berangan-anganlah kalian!” Ada seorang laki-laki berkata, “Aku berangan-angan sendainya aku memiliki logam emas seisi rumah ini, maka aku akan menafkahkannya untuk kepentingan fi sabilillah (di jalan Allah).” Kemudian Umar kembali berkata, “Berangan-anganlah kalian!” Ada seorang laki-laki berkata, “Aku berangan-angan seandainya rumah ini terisi penuh dengan mutiara, batu mulia dan permata, maka aku akan menafkahkannya dan menyedekahkannya untuk kepentingan fi sabilillah.” Umar berkata untuk yang ketiga kalinya, “Berangan-anganlah kalian!” Maka mereka berkata, “Kami tidak tahu ,wahai Amirul Mukminin!” Maka Umar berkata, “Aku berangan-angan, seandainya rumah ini terisi penuh dengan orang-orang semisal Abu Ubaidah bin Al Jarrah.”
Dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dia berkata, “Ketika Umar tiba di Syam, orang-orang dan para tokoh daerah itu langsung menemuinya. Maka Umar berkata, 'Di manakah saudaraku?' Orang-orang bertanya, 'Siapa?' Umar menjawab, Abu Ubaidah'. Orang-orang berkata, 'Tidak lama lagi dia akan datang kepadamu'. Ketika Abu Ubaidah datang kepada Umar, dia turun (dari hewan tunggangannya) kemudian memeluknya. Lalu Umar masuk kedalam rumah Abu Ubaidah. Dia tidak melihat harta benda di dalam rumah Abu Ubaidah, kecuali hanya pedang, perisai dan pelana. Umar berkata kepada Abu Ubaidah, 'Tidakkah kamu ingin memiliki sesuatu yang dimiliki oleh sahabat-sahabatmu?' Abu Ubaidah menjawab, ' Wahai Amirul Mukminin, (cara hidup seperti) inilah yang bisa menyampaikan aku pada tempat peristirahatan'.” (HR. Imam Ahmad)
Posting Terkait : Sahabat Rasulullah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Recent Comment
Recent Posting
0 comments:
Post a Comment